KRI DewaruciTampak Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI Laksamana Pertama TNI Edi Suryanto, S.E didampingi oleh Wakil Komandan Lantamal VI, memegang kemudia KRI Dewaruci saat sandar di Dermaga Layang, Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI di Makassar, Provinsi Sulwesi Selatan (Sulsel), Jumat (25/9). [Dispen Koarmatim] ♔
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci saat ini sudah berusia 62 tahun. KRI yang berbasis di Surabaya ini merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan Jawa yaitu Dewa Ruci.
Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H. C. Stülcken & Sohn Hamburg, Jerman Barat. Kapal berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi.
Dari sumber Wikipedia menyebutkan, bahwa pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II, galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada tanggal 24 Januari 1953.
Selanjutnya, pada bulan Juli 1953, dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia, red).
Setelah itu, KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih bagi Taruna/Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL). Kapal ini melayari kepulauan Indonesia dan juga ke luar negeri. Bahkan kapal ini juga pernah mengelilingi dunia sebanyak dua kali.
Meski KRI dengan berat 847 ton ini sudah berstatus purna tugas, namun tetap beroperasi hingga saat ini. Bahkan, KRI ini ikut parade kapal perang pada acara puncak Sail Tomoni 2015 di Pantai Kayubura, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulwesi Tengah, Sabtu (19/9), akhir pekan lalu. Ketika tampil pada Sail Tomini 2015 ♔
Kehadiran KRI Dewaruci diantara puluhan kapal perang yang berparade pada puncak Sail Tomoni tetap menarik perhatian warga.
Jumat (25/9) kemarin, KRI Dewaruci sandar di Dermaga Layang, Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI di Makassar, Provinsi Sulwesi Selatan (Sulsel). Kehadirannya juga menjadi perhatian masyarakat Makassar.
Saat di Makassar, Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI Laksamana Pertama TNI Edi Suryanto, S.E didampingi oleh Wakil Komandan Lantamal VI, para Asisten Danlantamal VI, serta Ketua dan Pengurus Jalasenastri Korcab 6 Daerah Jalasenastri Armada Timur melaksanakan kunjungan ke kapal layar tersebut, yang disambut oleh Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji.
Di atas kapal, Letkol Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji memaparkan tentang sejarah singkat KRI Dewaruci yang saat ini sudah memasuki umur 62 tahun. Meskipun sudah tidak muda lagi, kapal yang bertipe Barquentyn ini masih terlihat gagah serta mampu berlayar untuk melatih para taruna calon pemimpin TNI Angkatan Laut dalam mengarungi samudra.
Menurut Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letnan Kolonel Laut (KH) Maman Sulaeman, Komandan Lantamal VI/Makassar beserta rombongan berkesempatan berkeliling dan melihat-lihat dari dekat KRI Dewaruci. Kegiatan diakhiri dengan saling bertukar cinderamata dan foto bersama di atas KRI Dewaruci. (fri/jpnn)
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci saat ini sudah berusia 62 tahun. KRI yang berbasis di Surabaya ini merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan Jawa yaitu Dewa Ruci.
Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H. C. Stülcken & Sohn Hamburg, Jerman Barat. Kapal berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi.
Dari sumber Wikipedia menyebutkan, bahwa pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II, galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada tanggal 24 Januari 1953.
Selanjutnya, pada bulan Juli 1953, dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia, red).
Setelah itu, KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih bagi Taruna/Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL). Kapal ini melayari kepulauan Indonesia dan juga ke luar negeri. Bahkan kapal ini juga pernah mengelilingi dunia sebanyak dua kali.
Meski KRI dengan berat 847 ton ini sudah berstatus purna tugas, namun tetap beroperasi hingga saat ini. Bahkan, KRI ini ikut parade kapal perang pada acara puncak Sail Tomoni 2015 di Pantai Kayubura, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulwesi Tengah, Sabtu (19/9), akhir pekan lalu. Ketika tampil pada Sail Tomini 2015 ♔
Kehadiran KRI Dewaruci diantara puluhan kapal perang yang berparade pada puncak Sail Tomoni tetap menarik perhatian warga.
Jumat (25/9) kemarin, KRI Dewaruci sandar di Dermaga Layang, Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI di Makassar, Provinsi Sulwesi Selatan (Sulsel). Kehadirannya juga menjadi perhatian masyarakat Makassar.
Saat di Makassar, Komandan Pangkalan Utama TNI AL VI Laksamana Pertama TNI Edi Suryanto, S.E didampingi oleh Wakil Komandan Lantamal VI, para Asisten Danlantamal VI, serta Ketua dan Pengurus Jalasenastri Korcab 6 Daerah Jalasenastri Armada Timur melaksanakan kunjungan ke kapal layar tersebut, yang disambut oleh Komandan KRI Dewaruci, Letkol Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji.
Di atas kapal, Letkol Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji memaparkan tentang sejarah singkat KRI Dewaruci yang saat ini sudah memasuki umur 62 tahun. Meskipun sudah tidak muda lagi, kapal yang bertipe Barquentyn ini masih terlihat gagah serta mampu berlayar untuk melatih para taruna calon pemimpin TNI Angkatan Laut dalam mengarungi samudra.
Menurut Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letnan Kolonel Laut (KH) Maman Sulaeman, Komandan Lantamal VI/Makassar beserta rombongan berkesempatan berkeliling dan melihat-lihat dari dekat KRI Dewaruci. Kegiatan diakhiri dengan saling bertukar cinderamata dan foto bersama di atas KRI Dewaruci. (fri/jpnn)
♔ jpnn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.