Sabtu, 12 September 2015

[World] Menunggu Bomber Baru AS

Misteri Yang Belum Terungkap http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/01/bomber-baru.jpgSelama berbulan-bulan industri pertahanan telah disandera, mengawasi dengan cermat keputusan Pentagon yang akan membentuk dunia kedirgantaraan selama beberapa dekade yang akan datang.

Angkatan Udara siap untuk mengumumkan siapa yang akan membangun bomber generasi berikutnya, dan kompetisi tajam. Kedua tim merupakan tiga dari lima kontraktor pertahanan terbaik di negara ini yakni Northrop Grumman, yang membangun B-2 stealth bomber, dan Boeing yang bekerja sama dengan Lockheed Martin. Sebuah kontrak rencananya akan diputuskan di musim panas tetapi kabar beredar akan mundur Oktober.

Informasi baru pekan lalu mengungkapkan apa yang menyebabkan pengunduran jadwal ini. Angkatan Udara menyebut ini sebagai akuisi yang tidak biasa yang dipimpin oleh kantor bayangan, untuk mendapatkan pembom terbaik. Sementara itu, desain bersaing yang dibangun akan jauh berbeda dari yang sebelumnya dikenal dan hampir belum pernah ada sebelumnya.

Program Long Range Strike Bomber (LRS-B) tetap diselimuti misteri, namun berbagai kabar menyiratkan gambaran yang lebih jelas dari bomber masa depan tersebut. Yang jelas pesawat ini harus lebih siluman dari B-2 dengan kemampuan yang akan memproyeksikan kekuatan dan mencegah ancaman hingga abad ke-21. Pesawat juga harus mampu membawa senjata nuklir konvensional dan opsional diawaki. Kemampuan operasional awal dijadwalkan akan didapat pada pertengahan 2020, dengan sertifikasi nuklir yang direncanakan dua tahun setelah itu.

Angkatan Udara telah mulai mengungkapkan rincian tambahan. Pada pertemuan 1 September, sejumlah pejabat mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki dua desain yang kuat.

Tantangan berikutnya adalah mengintegrasikan teknologi terkini. Mereka menunjuk integrasi mesin dan penempatan antena ke badan pesawat sebagai daerah potensi risiko, menurut salah satu sumber yang hadir. Para pejabat tampaknya tidak merinci tetapi kemungkinan khawatir komponen ini, yang biasanya mengeluarkan sinyal yang bisa merusak sifat siluman pesawat.

Angkatan Udara belum mengungkapkan secara konkrit terkait kisaran pesawat, payload atau ukuran. Pembom adalah pesawat yang secara tradisional besar dengan jangkauan lebih lama tanpa pengisian bahan bakar di udara dibandingkan pesawat tempur yang memungkinkan untuk melakukan serangan cepat pada target di seluruh dunia.

Tetapi dengan kemajuan teknologi pengisian bahan bakar udara saat ini apakah bomber baru benar-benar membutuhkan jarak jauh tanpa mengisi bahan bakar di jalan? Akankah pesawat lebih besar dari B-2 yang mampu membawa muatan lebih dari 300.000 pound? Dan berapa kemampuan rentang pesawat? semua masih misteri.

Pensiunan Angkatan Udara Letnan Jenderal David Deptula, mantan wakil kepala staf untuk ISR, mengatakan ia melihat LRS-B nantinya akan memiliki radius jangkauan unrefueled 2.500 mil laut. “Ini memberikan kemampuan jangkauan yang cukup untuk melawan salah satu kemampuan anti-akses yang muncul dari Rusia atau Cina,” kata Deptula.

Sumber dalam pertemuan itu mengatakan terkait ukuran dia menunjukkan desain ukuran UCLASS terlalu kecil dan B-2 terlalu besar. Biaya juga bisa membatasi ukuran pesawat.

Pengujian lanjutan, yang tidak biasa ini di awal proses akuisisi, adalah karena program bomber sedang ditangani oleh Rapid Capabilities Office (RCO), sebuah kelompok kecil di dalam Angkatan Udara yang menangani program rahasia. Seperti namanya, RCO mengikuti jalan akuisisi yang berbeda dari yang ada, dengan lebih banyak kebebasan dalam pengadaan teknologi.

Para pejabat juga mengungkapkan rincian tentang roadmap pengadaan selama briefing. Akuisisi awal akan berlangsung di lima tingkat produksi tingkat rendah berjumlah sekitar 20 pesawat, dan dua sampai tiga pesawat uji akan mendahului produksi. Target harga adalah US$ 550 juta angka yang dinilai sulit untuk dicapai oleh kontraktor.

Untuk membantu mencapai titik harga, Angkatan Udara sedang mencari untuk menarik teknologi yang tersedia daripada meluncurkan perkembangan baru. Pada saat yang sama, Angkatan Udara akan menggunakan pendekatan arsitektur terbuka, mirip dengan yang dilakukan pada program F-22, U-2 dan B-2, untuk merancang pesawat yang dapat dengan mudah ditingkatkan dengan teknologi baru seumur hidup.

Tapi kredibilitas Angkatan Udara baru saja tercoreng karena mereka melakukan kesalahan perhitungan anggaran sehingga biaya naik tajam. Anggota Kongres, termasuk Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat John McCain, telah menyuarakan keprihatinan atas kesalahan tersebut.

Angkatan Udara mengatakan itu menargetkan jalur produksi dari 80 hingga 100 pesawat untuk menggantikan B-52 dan B-1, yang direncanakan akan pensiun pada 2040 atau 2044 dengan perawatan yang tepat. Tetapi dengan usia pesawat yang sudah tua akan semakin sulit dan mahal untuk memastikan mereka dapat melaksanakan misi mereka.
Hidup Mati Boeing dan Northrophttp://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/04/bomber-lockheed.jpgKonsep bomber jarak jauh Lockheed Martin

Apa pun hasilnya, keputusan nanti akan membawa implikasi dramatis bagi industri. Jika Northrop menang, Boeing berpotensi keluar dari pasar manufaktur pesawat tempur. Sebagian besar produk perusahaan adalah turunan komersial, seperti tanker KC-46A, dan dua sisanya garis pesawat militernya yang akan berakhir. Yang terakhir F / A-18 akan dikirimkan pada tahun 2018, dan F-15 terakhir akan dikirimkan pada awal 2019. Setelah itu, fasilitas St. Louis akan ditutup.

Boeing harus memenangkan LRS-B untuk bisa bertahan hidup cukup lama dan bersaing pada program pesawat tempur generasi keenam. Analis Teal Grup, Richard Aboulafia mengatakan memenangkan kontrak untuk membangun armada baru Angkatan Udara bisa menjaga St. Louis bertahan.

Angkatan Laut bisa memilih untuk memperpanjang F / A-18 selama 10 tahun, disarankan Jerry Hendrix, rekan senior dengan Pusat Keamanan Amerika Baru. Untuk St. Louis, ini bisa menjembatani kesenjangan antara jet tempur yang ada sekarang ini dengan generasi keenam.

Di sisi lain, jika Boeing menang, investor Northrop mungkin mendorong untuk memecah perusahaan. Northrop memiliki saham di beberapa program akuisisi pesawat militer besar, termasuk F-35, tetapi tidak begitu mantap.

Skenario lain yang potensial jika Northrop menang: Boeing mencoba untuk membeli Unit kedirgantaraan Northrop. Setelah Northrop menyelesaikan desain LRS-B maka divestasi bisnis kepada pihak lain mungkin masuk akal untuk investor.

Sebaliknya, beberapa analis mengatakan keputusan LRS-B tidak akan menyebabkan gelombang kejutan langsung di seluruh industri. Tidak peduli siapa yang menang, tim yang kalah tidak mungkin menutup usaha dan keluar dari bisnis merancang dan memproduksi pesawat tempur. Hal itu diungkapkan Byron Callan, analis Capital Alpha Partners. Dia mencatat LRS-B bukan satu-satunya program pesawat. Ada UCLASS, TX dan program jet tempur generasi keenam yang sudah dalam pipa rencana.

Dia menegaskan tidak ada satu pun dari perusahaan yang membutuhkan kemenangan LRS-B untuk bisa bertahan dalam bisnis ini.

Saya juga meragukan bahwa Pentagon akan menyetujui Lockheed Martin atau Boeing membeli usaha dari Northrop Grumman Aerospace,” kata Callan. “Mereka mendapatkan keuntungan dari persaingan di LRS-B, dan saya pikir mereka pasti ingin mempertahankan manfaat kompetisi pada beberapa program ke depan.

Namun, analis menilai basis industri pertahanan juga akan menjadi dasar dasar keputusan akhir. Artinya jangan sampai seluruh senjata Angkatan Udara hanya terfokus pada satu kontraktor saja. Dan jika dasar ini digunakan maka Northrop bisa mendapat keuntungan karena kemenangan Northrop akan menjadikan kekuatan industri Angkatan Udara berada di tiga tempat prioritas – Lockheed Martin F-35, tanker Boeing dan bomber baru ke dalam tiga kontraktor. Sebaliknya, jika Lockheed-Boeing yang memang maka Lockheed pada dasarnya mengontrol semua produksi tempur penerbangan Angkatan Udara.

Tapi Mark Gunzinger, anggota senior di Pusat Pengkajian Strategis dan Anggaran, mengatakan tidak mungkin Angkatan Udara akan membuat keputusan berdasarkan basis industri “Saya berpikir keseimbangan basis industri merupakan faktor penting,” kata Gunzinger. “Tetapi saya tidak berpikir mereka akan membuat keputusan tentang kemampuan ini didasarkan pada basis industri.
Dibayangi Proteshttp://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/04/bomber-21-e1430298122167.jpgMengingat pentingnya LRS-B untuk masa depan Northrop dan Boeing maka keputusan ini nanti tidak akan lepas dari protes. Angkatan Udara adalah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk melindungi kontrak dari protes, yang tidak hanya bisa menunda program, tetapi juga memunculkan kabar jelek tentang pesawat itu nanti.

Namun, beberapa orang mengatakan Angkatan Udara mungkin tidak perlu khawatir. Hendrix dan Aboulafia mengatakan protes akan sangat sulit dilakukan karena sifat program yang sangat rahasia.

Northrop dan Boeing-Lockheed telah tutup mulut tentang penawaran mereka serta rencana kontingensi, dengan Boeing-Lockheed mengutip Angkatan Udara ingin menjaga program tetap rahasia.

Boeing dan Lockheed Martin telah memproduksi dan menjadi pendukung penting dalam kemampuan udara Amerika,” kata juru bicara Penaton. “Kami percaya bahwa semua keahlian dalam desain, produksi dan dukungan akan membuat LRS-B sukses, dari hari pertama sampai akhir kehidupan pelayanannya beberapa dekade dari sekarang.

Akhirnya, banyak pihak yang terus menunggu kehadiran secara jelas dari bomber masa depan Amerika ini. Dan sepertinya publik juga harus sangat bersabar mengingat sifatnya yang sangat rahasia, maka semua yang terkait dengan program ini akan tetap diselimuti misteri. Bahkan mungkin hingga nanti ketika pesawat sudah terbang dan beroperasi. [Defense News]

  Jejaktapak  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.