Rabu, 18 November 2015

[World] Sejarah Kelam Pengeboman Pesawat

Kisah pesawat hancur karena BomIlustrasi (Pixabay)

Lebih dari dua pekan setelah pesawat Kogalymavia jatuh di Semenanjung Sinai, Rusia akhirnya mengonfirmasi pada Selasa (17/11) bahwa pesawat itu jatuh akibat bom.

Pesawat Airbus A321 dengan nomor penerbangan KGL-9268 itu membawa 224 penumpang dan kru, semuanya tewas, termasuk 25 anak-anak. Tak lama setelah pesawat jatuh pada 31 Oktober, kelompok militan di Semenanjung Sinai yang berbaiat pada ISIS mengklaim bertanggung jawab, namun otoritas Rusia tak mau cepat mengambil kesimpulan hingga penyelidikan rampung.

Setelah dikonfirmasi bom menjadi penyebab pesawat nahas itu pecah di udara, Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah membalas dendam dan akan menemukan semua pelaku yang bertanggung jawab.

Meski menjadi yang pesawat pertama yang dibom selama lebih dari sepuluh tahun, insiden ini bukan yang pertama kali. Dikutip dari CNN, berikut beberapa kecelakaan pesawat akibat bom dalam beberapa dekade, yang terakhir juga menimpa pesawat Rusia:

 Agustus 2004: Dua maskapai Rusia dibom 

Dua maskapai Rusia dibom pada 24 Agustus 2004 dan memakan 89 korban jiwa menjadi tragedi pengeboman pesawat yang teranyar sebelum serangan terhadap Kogalymavia. Selang beberapa hari, teroris dituding sebagai tersangka oleh Rusia. Menurut kantor berita resmi Rusia, dua perempuan asal Chechnya turut dicurigai sebagai biang keladi peristiwa ini. Penyelidik menemukan jejak hexogen pada puing pesawat. Hexogen, bila dicampur dengan nitrogliserin, membentuk peledak plastik yang mirip dengan bom C4 yang pernah digunakan pemberontak Chechnya melawan Rusia.

 November 1989: Melibatkan Pablo Escobar 

Gembong narkoba Pablo Escobar bersama kartel narkoba asal Medellin, Kolombia, menjadi tersangka selanjutnya dalam kecelakaan pesawat milik maskapai Avianca bernomor penerbangan 203. Pada November 1989, pesawat Boeing 727 itu meninggalkan ibu kota Bogota menuju Cali, namun sebuah bom yang ditanam Escobar dan mitra kartelnya meledak di kabin, menewaskan 107 penumpang.

Banyak yang menyebut kandidat presiden Kolombia saat itu, Cesar Gaviria, merupakan target utama pengeboman. Gaviria diyakini berencana menumpang pesawat itu, tetapi mengubahnya di menit-menit terakhir. Laporan lain mengatakan salah satu pembunuh top Escobar, Dandeny Munoz-Mosquera, sengaja mengatur pengeboman tersebut demi membunuh dua informan. Oleh karena dua warga Amerika Serikat turut menjadi korban, AS menuntut Munoz-Mosquera dengan dakwaan pembunuhan setelah ditangkap di New York.

 December 1988: Tragedi Lockerbie 

Maskapai Pan American World Airways asal negeri Paman Sam turut mengalami nasib celaka. Setelah 38 menit lepas landas dari London, Inggris, pada Desember 1988, penerbangan 103 dilanda ledakan dari sebuah perekam kaset bermerek Toshiba di dalam koper pada ketinggian 31 ribu kaki. Sebanyak 259 penumpang tewas di pesawat milik maskapai yang juga disebut Pan Am itu, sementara 11 orang lainnya meregang nyawa di Lockerbie, Skotlandia, tempat puing pesawat itu mendarat.

Amerika Serikat dan Inggris mempersalahkan Abdelbaset Ali Mohmed al Megrahi, seorang mantan kepala keamanan di maskapai Libyan Arab Airlines, serta Al Amin Khalifa Fhimah. Keduanya dituding merupakan agen intelijen Libya. Kasus itu dilimpahkan oleh Libya ke kuasa PBB tahun 1999, kemudian menyantuni keluarga korban sebesar US$2,7 miliar (setara Rp36,2 triliun). Megrahi dihukum, sementara Fhimah dibebaskan. Oktober lalu, pejabat Skotlandia mengumumkan dua warga Libya lain sebagai tersangka baru kejadian itu.

 Juni 1985: Bom paling mematikan 

Pada Juni 1985, pesawat Air India dengan nomor penerbangan 182 tengah melancong dari Toronto, Kanada, ke Mumbai, India ketika hilang di selatan Irlandia. Bom meledak di bagasi kargo pada ketinggian 31 ribu kaki di angkasa atas perbuatan kelompok teroris Sikh dan Kashmir. Injerjit Singh Reyat, seorang Sikh, dihukum atas tuduhan pembunuhan 329 penumpang dalam tragedi penerbangan komersial paling mematikan sepanjang sejarah itu.

 Mei 1962: Bom bunuh diri 

Dua puluh tiga tahun sebelumnya, pesawat dengan nomor penerbangan 11 milik Continental Airlines menjadi pesawat komersial pertama di Amerika Serikat yang meledak bersama 45 penumpangnya dari Chicago ke Los Angeles pada Mei 1962. Penyelidik kasus ini menunjuk Thomas Doty sebagai dalangnya. Dirinya membeli asuransi jiwa senilai ratusan ribu dolar sebelum menyalakan enam stik dinamit di toilet pesawat nahas tersebut.

 Oktober 1933: Bom pertama kali 

Pengeboman pesawat pertama kali terjadi 82 tahun lalu, kala burung besi milik United Airlines asal Amerika Serikat bertolak dari Newark, New Jersey, menuju Chicago setelah sempat transit di Cleveland pada Oktober 1933. Ketika terbang di atas Chesterton, Indiana, warga setempat mendengar bunyi dentuman. Awalnya mereka menyangka pesawat itu disambar petir, tetapi saksi mata menemukan sebuah bom tertanam di bagian belakang pesawat dekat toilet. Hingga kini tak ada yang ditemukan bertanggung jawab terhadap tragedi pesawat berpenumpang tujuh orang itu. (stu)
 

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.