Korut kembali menembakkan rudal balistik ke Laut Jepang. GettyIB Times ○
Satu dari dua rudal balistik yang ditembakkan militer Korea Utara (Korut) pagi ini (18/3/2016) ke Laut Jepang, telah meledak di udara. Hal itu diungkap otoritas Korea Selatan (Korsel).
Otoritas Korsel yang memantau manuver rudal balistik Korut mengatakan, proyektil rudal itu meledak tak lama setelah lapas landas.
Kantor berita Yonhap mengutip sumber militer Korsel menyatakan, rudal balistik kedua ditembakkan 22 menit setelah yang rudal balistik yang pertama.
Lantaran meledak di udara, radar Korsel kehilangan jejak objek rudal balistik Pyongyang yang kedua.
”Sebuah analisis sejauh ini menunjukkan itu rudal, tetapi pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi data,” kata pihak Joint Chiefs of Staff (JCS) atau Kepala Staf Gabungan Korsel.
”Rudal (pertama) jatuh ke perairan di wilayah Zona Pertahanan Udara Jepang,” lanjut JCS. Rudal balistik itu ditembakkan Korut dari wilayah utara Pyongyang dan berakhir di Laut Jepang atau Laut Timur.
Tokyo telah mengutuk keras manuver terbaru rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un. “Jepang sangat menuntut Korea Utara untuk latihan menahan diri dan (Jepang) akan mengambil semua langkah yang diperlukan, seperti aktivitas peringatan dan pengawasan, untuk dapat menanggapi situasi apapun,” kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Jepang Sebut Korut Sangat Bermasalah
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Reuters
Pemerintah Jepang mengutuk keras tindakan Korea Utara (Korut) yang kembali menembakkan rudal balistik ke Laut Jepang pagi ini (18/3/2016).
Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, menyebut ulah Korut “sangat bermasalah”. Abe kepada parlemen Jepang menyuarakan protes keras atas manuver berbahaya rezim Pyongyang.
”Jepang sangat menuntut Korea Utara untuk latihan menahan diri dan (Jepang) akan mengambil semua langkah yang diperlukan, seperti peringatan dan kegiatan pengawasan, untuk dapat menanggapi setiap situasi,” kata Abe, seperti dikutip Reuters.
Seperti diberitakan sebelumnya, rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un kembali menembakkan rudal balistik ke Laut Timur atau Laut Jepang pagi ini (18/3/2016). Manuver terbaru Korut itu sebagai respons setelah Presiden AS Barack Obama meneken sanksi keras untuk Pyongyang.
Sanksi yang diteken Obama kemarin, sejatinya merupakan sanksi atas uji coba senjata nuklir Korut pada 6 Januari 2016 lalu dan peluncuran roket jarak jauh pada Februari 2016.
“Rudal Korut yang ditembakkan melesat sekitar 800 kilometer sebelum akhirnya terjun ke laut,” tulis media Korea Selatan (Korsel), Yonhap . Namun, Kepala Staf Gabungan Militer Korsel tidak bisa mengidentifikasi jenis rudal yang ditembakkan Korut. Mereka hanya menduga rudal itu berjenis rudal jarak menengah.
Tembakan Rudal Balistik Korut Ulah Provokatif
Pemimpin Korea Utara Kim Jongun. Reuters
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk China, Andrei Denisov, mengatakan, penembakan dua rudal balistik oleh Korea Utara (Korut) merupakan ulah provokatif.
Dua rudal balistik yang diduga jenis rudal jarak menengah ditembakkan militer Korut dari wilayah barat Sukchon ke arah Laut Jepang. Penembakan dua rudal dikonfirmasi oleh pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS). Sedangkan Korut tidak mengkonfirmasi.
”Peristiwa hari terakhir dan bahkan beberapa jam untuk kekecewaan kami, berarti bahwa kepemimpinan Korut tidak belajar apa-apa, dan tidak mengindahkan suara setelah mengambil langkah lain yang tidak bisa disebut tindakan apa-apa, tapi provokatif,” kata Denisov, Jumat (18/3/2016).
Dubes Rusia itu menambahkan bahwa peluncuran rudal Korut untuk kesekian kalinya ini semakin memperburuk situasi di Semenanjung Korea.
“Pada tahap ini, kepatuhan yang ketat dengan ketentuan baru mengadopsi resolusi Dewan Keamanan (PBB) yang menetapkan langkah-langkah cukup ketat di pihak Korut dibutuhkan. Tentu saja, pelaksanaannya membutuhkan solidaritas, tindakan terkoordinasi dari semua orang yang mengadopsi resolusi ini,” ujar diplomat Rusia itu, seperti dikutip Sputniknews.
Sebelumnya, Jepang telah mengutuk keras manuver terbaru rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un.
“Jepang sangat menuntut Korea Utara untuk latihan menahan diri dan (Jepang) akan mengambil semua langkah yang diperlukan, seperti aktivitas peringatan dan pengawasan, untuk dapat menanggapi situasi apapun,” kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. (mas)
Satu dari dua rudal balistik yang ditembakkan militer Korea Utara (Korut) pagi ini (18/3/2016) ke Laut Jepang, telah meledak di udara. Hal itu diungkap otoritas Korea Selatan (Korsel).
Otoritas Korsel yang memantau manuver rudal balistik Korut mengatakan, proyektil rudal itu meledak tak lama setelah lapas landas.
Kantor berita Yonhap mengutip sumber militer Korsel menyatakan, rudal balistik kedua ditembakkan 22 menit setelah yang rudal balistik yang pertama.
Lantaran meledak di udara, radar Korsel kehilangan jejak objek rudal balistik Pyongyang yang kedua.
”Sebuah analisis sejauh ini menunjukkan itu rudal, tetapi pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memverifikasi data,” kata pihak Joint Chiefs of Staff (JCS) atau Kepala Staf Gabungan Korsel.
”Rudal (pertama) jatuh ke perairan di wilayah Zona Pertahanan Udara Jepang,” lanjut JCS. Rudal balistik itu ditembakkan Korut dari wilayah utara Pyongyang dan berakhir di Laut Jepang atau Laut Timur.
Tokyo telah mengutuk keras manuver terbaru rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un. “Jepang sangat menuntut Korea Utara untuk latihan menahan diri dan (Jepang) akan mengambil semua langkah yang diperlukan, seperti aktivitas peringatan dan pengawasan, untuk dapat menanggapi situasi apapun,” kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Jepang Sebut Korut Sangat Bermasalah
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Reuters
Pemerintah Jepang mengutuk keras tindakan Korea Utara (Korut) yang kembali menembakkan rudal balistik ke Laut Jepang pagi ini (18/3/2016).
Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, menyebut ulah Korut “sangat bermasalah”. Abe kepada parlemen Jepang menyuarakan protes keras atas manuver berbahaya rezim Pyongyang.
”Jepang sangat menuntut Korea Utara untuk latihan menahan diri dan (Jepang) akan mengambil semua langkah yang diperlukan, seperti peringatan dan kegiatan pengawasan, untuk dapat menanggapi setiap situasi,” kata Abe, seperti dikutip Reuters.
Seperti diberitakan sebelumnya, rezim Korut yang dipimpin Kim Jong-un kembali menembakkan rudal balistik ke Laut Timur atau Laut Jepang pagi ini (18/3/2016). Manuver terbaru Korut itu sebagai respons setelah Presiden AS Barack Obama meneken sanksi keras untuk Pyongyang.
Sanksi yang diteken Obama kemarin, sejatinya merupakan sanksi atas uji coba senjata nuklir Korut pada 6 Januari 2016 lalu dan peluncuran roket jarak jauh pada Februari 2016.
“Rudal Korut yang ditembakkan melesat sekitar 800 kilometer sebelum akhirnya terjun ke laut,” tulis media Korea Selatan (Korsel), Yonhap . Namun, Kepala Staf Gabungan Militer Korsel tidak bisa mengidentifikasi jenis rudal yang ditembakkan Korut. Mereka hanya menduga rudal itu berjenis rudal jarak menengah.
Tembakan Rudal Balistik Korut Ulah Provokatif
Pemimpin Korea Utara Kim Jongun. Reuters
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk China, Andrei Denisov, mengatakan, penembakan dua rudal balistik oleh Korea Utara (Korut) merupakan ulah provokatif.
Dua rudal balistik yang diduga jenis rudal jarak menengah ditembakkan militer Korut dari wilayah barat Sukchon ke arah Laut Jepang. Penembakan dua rudal dikonfirmasi oleh pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS). Sedangkan Korut tidak mengkonfirmasi.
”Peristiwa hari terakhir dan bahkan beberapa jam untuk kekecewaan kami, berarti bahwa kepemimpinan Korut tidak belajar apa-apa, dan tidak mengindahkan suara setelah mengambil langkah lain yang tidak bisa disebut tindakan apa-apa, tapi provokatif,” kata Denisov, Jumat (18/3/2016).
Dubes Rusia itu menambahkan bahwa peluncuran rudal Korut untuk kesekian kalinya ini semakin memperburuk situasi di Semenanjung Korea.
“Pada tahap ini, kepatuhan yang ketat dengan ketentuan baru mengadopsi resolusi Dewan Keamanan (PBB) yang menetapkan langkah-langkah cukup ketat di pihak Korut dibutuhkan. Tentu saja, pelaksanaannya membutuhkan solidaritas, tindakan terkoordinasi dari semua orang yang mengadopsi resolusi ini,” ujar diplomat Rusia itu, seperti dikutip Sputniknews.
Sebelumnya, Jepang telah mengutuk keras manuver terbaru rezim Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un.
“Jepang sangat menuntut Korea Utara untuk latihan menahan diri dan (Jepang) akan mengambil semua langkah yang diperlukan, seperti aktivitas peringatan dan pengawasan, untuk dapat menanggapi situasi apapun,” kata Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.