Senin, 14 Maret 2016

Kapten TNI admin @_TNIAU

Skakmat Fahri Hamzah & Ratna Sarumpaet akun @_TNIAU 

A
kun Twitter resmi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) mendadak menjadi perbincangan jagat maya. Bukan karena masalah keprajuritan, tapi kicauannya mampu meng-skakmat seorang politikus dan aktivis yang asal bicara tanpa memuat data-data sebagai bukti omongannya.

Wakil Ketua DPR sekaligus politikus PKS, Fahri Hamzah menjadi orang pertama yang merasakan teguran langsung dari TNI AU. Kicauan Fahri yang menyebut Lanud Halim Perdanakusuma bisa dijual ke tangan asing langsung mendapatkan tamparan keras dari admin @_TNIAU.

Setelah Fahri, muncul kembali aktivis Ratna Sarumpaet. Lewat akunnya, Ratna menyentil Ahok dan menudingnya telah membeli tentara, polisi bahkan KPK untuk kepentingannya. Lagi-lagi, TNI AU meminta bukti tersebut dan Ratna tak bisa menunjukkannya.

Cuitan dan bantahan akun @_TNIAU yang sigap menghadapi pandangan miring ini langsung meraih pujian dari banyak netizen. Bahkan, tokoh perfilman Joko Anwar serta pemerhati penerbangan Alvin Lie tak ketinggalan memujinya.

Sebenarnya, siapa di balik akun resmi milik TNI AU tersebut?

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto mengatakan, akun resmi milik TNI AU tersebut dikelola oleh Kapten Oktobriandi. Okto merupakan perwira lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2002 yang ditugasi secara khusus mengelola Twitter yang dibuat sejak Juni 2012 lalu.

"Dia adalah Kapten Oktobriandi, dia sudah bekerja selama sembilan bulan," ungkap Badarmanto saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (13/3) malam.

Dalam menjalankan aktivitasnya, Okto tak bekerja sendirian, melainkan dibantu beberapa personel TNI AU lainnya di lingkup media sosial. Masing-masing ada yang ditugasi untuk mengelola akun Facebook, Twitter, laman resmi sampai instagram.

Badarmanto melanjutkan, media sosial telah menjadi perhatian khusus bagi TNI AU untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat sipil. Namun, dia mewanti-wanti anak buahnya agar menengahi suatu masalah tanpa menggunakan emosi dan tetap memakai data-data pendukung.

"Saya sudah sampaikan bahwa merespon sesuatu tidak harus memusuhi, harus tahu betul akar masalahnya, dan komprehensif," terang jenderal berbintang satu ini.

Dalam menyampaikan informasi, para prajurit yang mengelola akun-akun tersebut diminta agar tak terbuai dengan puji-pujian dari netizen. Mereka diminta tetap bekerja profesional dalam menyampaikan informasi sesuai data.

"Kita enggak butuh pujian, saya sampaikan pada mereka agar berusaha kerja profesional. Terutama menyampaikan informasi juga menggunakan data-data," tegasnya.

Jangan coba-coba lagi cari masalah dengan tentara tanpa data yang mendukung.

  Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.