Kapal Canggih untuk SurveiKSAL bertindak sebagai inspektur upacara penyerahan kapal (Bisma/detikcom ☆
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menerima dua kapal canggih untuk survei yakni KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934. Kapal buatan Prancis ini akan memperkuat TNI AL.
Upacara penyerahan KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934 dilakukan di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/3/2016). KSAL bertindak sebagai inspektur upacara. Penandatanganan penyerahan kapal dilakukan oleh Kabaranahan Kemhan Laksda Leonardi, Aslog KSAL Laksamana TNI Mulyadi, Aslog Panglima TNI Nugroho dan Kadishidros Laksamana TNI Daryanto. Hadir juga dalam acara ini Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat dan Dubes Prancis untuk Indonesia Corinne Breuze.
KSAL mengucapkan terima kasih pada pemerintah Prancis untuk pembangunan kapal. Pembangunan kapal tersebut telah melibatkan industri dalam negeri.
"Kesempatan industri dalam negeri untuk pengembangan industri dalam negeri supaya tidak bergantung negara lain," ujar KSAL yang memberikan pidato mewakili Menhan Ryamizard Ryacudu.
KSAL berharap dengan penambahan dua kapal diharapkan TNI AL dapat memanfaatkan secara optimal. Kapal ini mampu berlayar 20 hari tanpa sandar.
"Saya ucapkan penghargaan setinggi-tingginya untuk pembangunan kapal ini. Semoga ditingkatkan ke depannya akan merawat sebagai pertanggungjawaban supaya dapat digunakan sampai batas maksimal penggunaan kapal," kata KSAL.
Kapal Rigel 933 merupakan kapal perang jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) yang tercanggih se-Asia. Kapal merupakan jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel), yang merupakan sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam memodernisasi armada kapal, khususnya kapal survei hidro-oseanograf.
Kapal bertolak dari dermaga Les Sables d'Olonne, Prancis pada 26 Maret 2015 dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada 15 Mei 2015.
Kapal tersebut terbuat dari alumunium dengan bobot 560 ton dengan panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter. Kapal dilengkapi dengan peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1.000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama dalam hal ini kapal BHO.
Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dengan ROV (Remotely Operated Vehicle), SSS (Side Scan Sonar), Laser Scaner untuk mendapatkan gambaran daratan, AWS (Automatic Weather Station), Echosounder Multibeam laut dalam dan Singlebeam, Peralatan CTD (Conductivity Temperatureand Depth), Gravity Cores, kelengkapan Laboratorium serta kemampuan survei perikanan.
Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan mitraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm. KRI Rigel 933 akan masuk dalam jajaran satuan survei Dishidros TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Jakarta.
Sedangkan KRI Spica-934 yang dibuat di galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d'Olonne, Prancis, ini memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton. Kapal ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six, mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, serta mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.
KRI Spica-934 fungsi asasinya merupakan kapal riset dan survei hidro-oseanografi (Oceanographic Offshore Support Vessel/OSV). Meski begitu, kapal ini juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli. Soalnya kapal ini dibekali kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.
Sebagai elemen inti dari fitur kapal ini adalah perlengkapan penunjang misi oseanografi. KRI Spica-934 dilengkapi perangkat single beam echo sounder jenis Kongsberg's EA600 dan multibeam systems EM2040 dan EM302. Lebih canggih lagi, setiap OSV dibekali autonomous underwater vehicle (AUV). Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 6.000 meter. (nwy/try)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menerima dua kapal canggih untuk survei yakni KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934. Kapal buatan Prancis ini akan memperkuat TNI AL.
Upacara penyerahan KRI Rigel 933 dan KRI Spica 934 dilakukan di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/3/2016). KSAL bertindak sebagai inspektur upacara. Penandatanganan penyerahan kapal dilakukan oleh Kabaranahan Kemhan Laksda Leonardi, Aslog KSAL Laksamana TNI Mulyadi, Aslog Panglima TNI Nugroho dan Kadishidros Laksamana TNI Daryanto. Hadir juga dalam acara ini Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat dan Dubes Prancis untuk Indonesia Corinne Breuze.
KSAL mengucapkan terima kasih pada pemerintah Prancis untuk pembangunan kapal. Pembangunan kapal tersebut telah melibatkan industri dalam negeri.
"Kesempatan industri dalam negeri untuk pengembangan industri dalam negeri supaya tidak bergantung negara lain," ujar KSAL yang memberikan pidato mewakili Menhan Ryamizard Ryacudu.
KSAL berharap dengan penambahan dua kapal diharapkan TNI AL dapat memanfaatkan secara optimal. Kapal ini mampu berlayar 20 hari tanpa sandar.
"Saya ucapkan penghargaan setinggi-tingginya untuk pembangunan kapal ini. Semoga ditingkatkan ke depannya akan merawat sebagai pertanggungjawaban supaya dapat digunakan sampai batas maksimal penggunaan kapal," kata KSAL.
Kapal Rigel 933 merupakan kapal perang jenis Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) yang tercanggih se-Asia. Kapal merupakan jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel), yang merupakan sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam memodernisasi armada kapal, khususnya kapal survei hidro-oseanograf.
Kapal bertolak dari dermaga Les Sables d'Olonne, Prancis pada 26 Maret 2015 dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada 15 Mei 2015.
Kapal tersebut terbuat dari alumunium dengan bobot 560 ton dengan panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter. Kapal dilengkapi dengan peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1.000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama dalam hal ini kapal BHO.
Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dengan ROV (Remotely Operated Vehicle), SSS (Side Scan Sonar), Laser Scaner untuk mendapatkan gambaran daratan, AWS (Automatic Weather Station), Echosounder Multibeam laut dalam dan Singlebeam, Peralatan CTD (Conductivity Temperatureand Depth), Gravity Cores, kelengkapan Laboratorium serta kemampuan survei perikanan.
Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan mitraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm. KRI Rigel 933 akan masuk dalam jajaran satuan survei Dishidros TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Jakarta.
Sedangkan KRI Spica-934 yang dibuat di galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d'Olonne, Prancis, ini memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton. Kapal ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six, mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, serta mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.
KRI Spica-934 fungsi asasinya merupakan kapal riset dan survei hidro-oseanografi (Oceanographic Offshore Support Vessel/OSV). Meski begitu, kapal ini juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli. Soalnya kapal ini dibekali kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.
Sebagai elemen inti dari fitur kapal ini adalah perlengkapan penunjang misi oseanografi. KRI Spica-934 dilengkapi perangkat single beam echo sounder jenis Kongsberg's EA600 dan multibeam systems EM2040 dan EM302. Lebih canggih lagi, setiap OSV dibekali autonomous underwater vehicle (AUV). Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 6.000 meter. (nwy/try)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.