Minggu, 01 Mei 2016

TNI akan Tempatkan Pesawat Tempur di Biak

Pesawat tempur Indonesia

Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan membuat pangkalan pertahanan di pulau terluar Biak, Papua. Hal itu diungkapkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat meninjau pangakalan udara dan pangkalan laut Biak, Sabtu (30/4).

"Di Biak ini kosong tidak ada pesawat tempur, padahal landasan sudah ada, jadi kita akan membuat pangkalan-pangkalan baru dengan memanfaatkan bangunan yang sudah ada," kata Gatot.

Gatot mengatakan, selama ini kekuatan angkatan udara berfokus pada Pulau Jawa. Dengan kebijakan Presiden RI Joko Widodo yang menginginkan Indonesia menjadi poros maritim dunia, menurut dia, Indonesia harus terbuka.

"Kan poros maritim dunia, jadi lebih luas lagi jalurnya. Semua wilayah Indonesia harus benar-benar dikuasai, maka kunci dari poros maritim itu adalah menguasai lautan dan udara," kata Gatot.

Oleh sebab itu, pesawat tempur yang selama ini terpusat di beberapa kota, seperti di Madiun dan Makassar akan dipindahkan ke Biak. "Agar jumlahnya rata karena sekarang kita tidak bisa prediksi musuh akan datang dari mana. Pasti musuh mencari peluang dengan melihat daerah kosong yang tidak ada pertahanannya. Oleh karena itu, kita isi," katanya.

Menurut Gatot, potensi Indonesia yang kaya akan pulau-pulau perlu dimanfaatkan menjadi kapal induk. "Kita tidak butuh kapal induk, pulau-pulau kita jadikan kapal induk. Kalau di sini bisa kita letakkan pesawat tempur, pesawat transportasi, kemudian kapal-kapal, dan juga logistik, terus apa bedanya pulau ini dengan kapal induk untuk menjaga wilayah," katanya.

 Panglima TNI Ingin Pangkalan Udara Lama di Biak Direnovasi.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berencana membangun pangkalan udara baru di Papua. Pangkalan baru dibangun sesuai dengan rencana penambahan kekuatan pertahanan nasional di Pangkalan TNI AU Manuhua, Biak, Papua.

"Nah di sini kan kosong, di sini gak ada, pesawat tempur tidak ada yang lain nggak ada. Padahal landasan sudah ada. Jadi kita akan membuat pangkalan-pangkalan baru tetapi memanfaatkan yang sudah ada juga," tutur Gatot Nurmantyo seusai tinjauan pangkalan udara dan dermaga di Biak, Sabtu (30/4/2016).

Biak merupakan pulau terluar di wilayah timur Indonesia dan menghadap langsung dengan Samudera Pasifik. Butuh waktu sekitar 45 menit perjalanan dari Jayapura menggunakan pesawat untuk sampai di pulau tersebut.

Struktur bangunan pangkalan lama di Pulau Biak disebut Gatot masih kokoh. Namun diperlukan renovasi agar dapat kembali digunakan,

"Biak, Morotai, bangunan-bangunan saya lihat tadi pas turun besinya masih bagus. Ya kita nggak usah bangun baru lagi. Gitu saja kita renovasi," sambung dia.

Dari peninjauan ke wilayah timur, Gatot mengaku dapat memetakan kondisi pertahanan keamanan termasuk rencana strategis yang akan dilakukan,

"Selama ini kan kita berorientasi bahwa kekuatan angkatan udara terfokus di Pulau Jawa. Kemudian dengan kebijakan presiden menerapkan bahwa Indonesia sebagai poros maritim dunia maka kan terbuka. Kita kan sebagai poros maritim dunia nggak bisa kamu lewat sini -merujuk pada kekuatan laut- aja," paparnya.

Semua wilayah Indonesia sambung Gatot harus dikuasi untuk menjadi poros maritim dunia. Kuncinya penguasaan laut dan udara,

"Jadinya semua wilayah Indonesia ini harus kita kuasai. Jadinya yang bisa menguasai udara laut dia menang. Jadi kunci poros maritim dunia kita harus menguasai laut dan udara," ujar Gatot.

Sebelum meninggalkan Biak, tak lupa Gatot berpesan kepada para anak buahnya dalam pembangunan pangkalan ataupun dermaga ke depan untuk memanfaatkan bangunan yang ada.

"Satu lagi, hutan jangan di buat bangunan karena untuk menyimpan air yang ada," pesan Gatot. (fdn/fdn)
 

  Republika | detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.