WNI yang Disandera Terpencar Tentara Filipina saat berpatroli sering mendapat kejutan serangan mendadak dari militan Abu Sayyaf. (Batampos)
Sepuluh warga negara Indonesia (WNI) masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. Kepala BIN Sutiyoso menyebut posisi para sandera itu kini terpencar.
"Dia (Abu Sayyaf) lagi diuber aparat Filipina, pemberontak ini lagi digempur dan kita akan pantau terus. Terakhir mereka dipindah posisinya, empat dan tiga," kata Sutiyoso jelang rapat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Sutiyoso enggan menyebutkan lokasi terakhir para sandera. Tetapi sebelumnya Menlu Retno Marsudi menyebut posisi kesepuluh WNI ada di Sulu, Filipina.
"Tapi mungkin sekarang sudah diubah lagi posisinya karena digempur abis abisan sama tentara Filipina," sebut Sutiyoso.
Soal upaya pembebasan WNI ini, RI masih menunggu persetujuan Filipina untuk melakukan operasi militer. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan sudah sangat siap melakukan operasi militer. (bpn/tor)
Kita Kontak Siapa Saja untuk Bebaskan Sandera, Tak Hanya Misuari
Hingga saat ini, 10 WNI masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. Komunikasi dengan pemerintah Filipina terus dilakukan, juga dengan tokoh Filipina, Nur Misuari.
"Nur Misuari kan memang historically ada hubungan dengan Indonesia. Kita kontak siapa saja sih, tidak cuma dia," kata Menko Polhukam Luhut Pandjaitan sebelum rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Nur Misuari adalah pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF) di Filipina. Saat terjadi penyanderaan WNI pertama kali, Misuari banyak membantu untuk negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
"Seperti saya katakan, hubungan Indonesia dengan Nur Misuari baik, hubungan pemerintah Filpina juga bagus sama dia, hubungan Nur Misuari dengan Abu Sayyaf juga bagus," ungkapnya.
"Saya bilang berkali-kali kita gunakan semua kemungkian untuk bisa melakukan pendekatan-pendekatan terhadap penyelesaian sandera ini, bersama-sama dengan pemerintah Filipina. Tidak bisa tanpa pemerintah Filipina," sambung Luhut.
Dia juga menceritakan kedekatannya dengan Nur Misuari. Komunikasi juga terus dijaga.
"Saya kenal Nur Misuari waktu saya Menperindag. Saya ketemu dua kali waktu saya jadi Menperindag 2001. sekarang kelihatan teman-teman dari bidang intelijen melakukan kontak dengan mereka," jelasnya.
Luhut pun menegaskan bahwa Nur Misuari dan kelompoknya tidak meminta imbalan dalam pembebasan ini. "Tidak, tidak ada," jawabnya. (imk/rvk)
Sepuluh warga negara Indonesia (WNI) masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. Kepala BIN Sutiyoso menyebut posisi para sandera itu kini terpencar.
"Dia (Abu Sayyaf) lagi diuber aparat Filipina, pemberontak ini lagi digempur dan kita akan pantau terus. Terakhir mereka dipindah posisinya, empat dan tiga," kata Sutiyoso jelang rapat di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Sutiyoso enggan menyebutkan lokasi terakhir para sandera. Tetapi sebelumnya Menlu Retno Marsudi menyebut posisi kesepuluh WNI ada di Sulu, Filipina.
"Tapi mungkin sekarang sudah diubah lagi posisinya karena digempur abis abisan sama tentara Filipina," sebut Sutiyoso.
Soal upaya pembebasan WNI ini, RI masih menunggu persetujuan Filipina untuk melakukan operasi militer. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan sudah sangat siap melakukan operasi militer. (bpn/tor)
Kita Kontak Siapa Saja untuk Bebaskan Sandera, Tak Hanya Misuari
Hingga saat ini, 10 WNI masih disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina. Komunikasi dengan pemerintah Filipina terus dilakukan, juga dengan tokoh Filipina, Nur Misuari.
"Nur Misuari kan memang historically ada hubungan dengan Indonesia. Kita kontak siapa saja sih, tidak cuma dia," kata Menko Polhukam Luhut Pandjaitan sebelum rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Nur Misuari adalah pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF) di Filipina. Saat terjadi penyanderaan WNI pertama kali, Misuari banyak membantu untuk negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
"Seperti saya katakan, hubungan Indonesia dengan Nur Misuari baik, hubungan pemerintah Filpina juga bagus sama dia, hubungan Nur Misuari dengan Abu Sayyaf juga bagus," ungkapnya.
"Saya bilang berkali-kali kita gunakan semua kemungkian untuk bisa melakukan pendekatan-pendekatan terhadap penyelesaian sandera ini, bersama-sama dengan pemerintah Filipina. Tidak bisa tanpa pemerintah Filipina," sambung Luhut.
Dia juga menceritakan kedekatannya dengan Nur Misuari. Komunikasi juga terus dijaga.
"Saya kenal Nur Misuari waktu saya Menperindag. Saya ketemu dua kali waktu saya jadi Menperindag 2001. sekarang kelihatan teman-teman dari bidang intelijen melakukan kontak dengan mereka," jelasnya.
Luhut pun menegaskan bahwa Nur Misuari dan kelompoknya tidak meminta imbalan dalam pembebasan ini. "Tidak, tidak ada," jawabnya. (imk/rvk)
♖ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.