Selasa, 20 September 2016

[Dunia] Operasi Militer Filipina Dihentikan untuk Bebaskan Sandera

http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/851461859868.jpgPasukan militer Filipina mengirimkan pesawat-pesawat dan helikopter tempur untuk menyerang kelompok pria bersenjata Abu Sayyaf, di Pulau Jolo. (AFP Photo)

Pendiri Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF), Nur Misuari, mendesak Pemerintah Filipina untuk menghentikan operasi militer di Sulu demi melancarkan perundingannya untuk pembebasan para sandera Abu Sayyaf yang tersisa.

Misuari berperan kunci dalam proses pembebasan terakhir yaitu seorang warga Norwegia bernama Kjartan Sekkingstad dan tiga nelayan Indonesia yaitu Lorens Koten, Teodorus Kopong Koten, dan Emanuel Arakian.

Ada permintaan dari Misuari untuk menunda operasi militer selama perundingan untuk pembebasan sandera yang masih ada,” kata Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, lewat wawancara dengan siaran televisi berita ABS CBN, Senin (19/9).

Lorenzana mengatakan tidak sepenuhnya memenuhi permintaan Misuari untuk penundaan operasi, tapi meminta komandan militer untuk menyepakati penilaiannya. “Saya hanya katakan ke komandan untuk memakai penilaian mereka. Mereka bisa menghentikan operasi dimana perundingan berlangsung, tapi tidak di semua tempat,” katanya.

Sebelum pembebasan empat sandera asing akhir pekan ini, Penasihat Presiden untuk Proses Perdamaian, Jesus Dureza, meminta militer agar menghentikan operasinya saat Misuari mengupayakan pembebasan.

Dureza meminta saya untuk menghentikan operasi di jalur dimana Abu Sayyaf datang bertemu Misuari untuk menyerahkan para sandera. Dia katakan, 'Bisakah kau katakan kepada orang-orangmu agar tidak menembak orang-orang yang akan datang ini,” ujar Lorenzana.

Menurut Lorenzana, para sandera yang dibebaskan beberapa hari lalu sempat bermalam di tempat Misuari di Patikul karena sudah larut malam. Jumlah sandera yang tersisa di tangan Abu Sayyaf saat ini berjumlah 16 orang terdiri dari 12 warga asing (termasuk enam warga negara Indonesia/WNI) dan empat warga Filipina.

Kami berjuang mencapai untuk menyelamatkan mereka atau mengembalikan mereka dengan selamat,” kata juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina Brigjen Restituto Padilla.

 ♖ Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.