Kamis, 29 September 2016

★ Indonesia Tampilkan Teknologi Canggih Pertahanan

Karya Anak Bangsa di Manila, Filipina Paviliun Indonesia di Pameran Teknologi Pertahanan Internasional ADAS 2016, di Manila, Filipina, Rabu (28/9).

Teknologi pertahanan karya anak bangsa tak kalah unjuk gigi di ajang internasional. Dalam ajang Pameran Teknologi Pertahanan Internasional ADAS 2016, di Manila, Filipina, Rabu (28/9), Indonesia membawa teknologi pertahanan karya anak bangsa.

Delegasi Indonesia dalam pameran keamanan dan pertahanan nasional ini diikuti oleh PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Nusantara Turbin & Propulsi (NTP), PT Napindo Media Ashatama dan PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK).

Tecnology Director PT ICK Dahniar Wisnu Paramitha menjelaskan pihaknya memproduksi beberapa perangkat keras seperti telepon PSTN antisadap, radio HT (Handy Talkie) antisadap, pengacak sinyal atau jammer, secure VPN, direction finder dan beberapa alat lainnya. Adapun aplikasi perangkat lunak yang dikembangkan meliputi SMS, Chat dan Voice antisadap. Aplikasi tersebut ditanam di ponsel pengguna.

Perangkat antisadap tersebut bisa digunakan untuk kepentingan sipil dan militer. “Khusus untuk keperluan militer, kami buat varian dan spesifikasi khusus agar cocok untuk kondisi lapangan,” kata Wisnu dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

CN 235 MPA produksi PT DI [iben saputra] ☆

Dalam kesempatan ini, PT DI memamerken produk unggulan pesawat NC212 dan CN235-220. Pesawat CN235-220 merupakan pesawat militer multi fungsi yang biasa digunakan untuk patroli maritim.

PT PAL yang bergerak diindustri pembuatan kapal memamerkan kapal perang canggih Strategic Sealift Vessel (SSV). Adapun, PT NTP memamerkan berbagai layanan perawatan mesin aero dan berbagai turbin industri.

Sebelumnya ditempat terpisah, President Director PT ICK Agung S Bakti mengungkapkan selama ini Kemenhan memfasilitasi industri keamanan dan pertahanan dalam negeri mengikuti berbagai pameran pertahanan internasional.

"Dibawah koordinasi Kemenhan berbagai industri pertahanan dalam negeri mengikuti pameran pertahanan internasional diantaranya adalah Defence Service Asia (DSA) Malaysia dan Defense & Security di Bangkok, dan sekarang ADAS 2016 di Manila," tambah Agung.

 Kemenhan Dorong Teknologi Pertahanan Lokal Mendunia 
Paviliun Indonesia di Pameran Teknologi Pertahanan Internasional ADAS 2016, di Manila, Filipina, Rabu (28/9).Paviliun Indonesia di Pameran Teknologi Pertahanan Internasional ADAS 2016, di Manila, Filipina, Rabu (28/9).

Indonesia dinilai sudah mampu menjelma menjadi salah satu negara produsen teknologi keamanan dan pertahanan canggih dunia. Berbagai teknologi mulai dari pesawat, kapal perang, tank, senjata hingga perangkat keamanan komunikasi standar dunia berhasil diproduksi dan diminati berbagai negara lainnya.

"Potensi pasar di kawasan Asia Pasific cukup menjanjikan. Untuk itu, industri pertahanan Indonesia harus berebut kesempatan ini untuk ikut berkiprah dalam memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan di kawasan tersebut," tandas Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Brigjen (TNI) Jan Pieter Ate dalam keterangan tertulis dari Pameran Teknologi Pertahanan Internasional ADAS 2016, di Manila, Filipina, Rabu (28/9).

[​IMG]ICK TrackIT, Alat pelacak HP buatan PT ICK

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya sedang menyiapkan kebijakan yang kuat agar industri pertahanan dalam negeri terus tumbuh, terutama penguasaan teknologi dibidang militer. Hal ini supaya industri pertahanan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan TNI maupun instansi lainnya, ungkapnya.

"Bersamaan dengan itu, Kemenhan akan terus mendorong industri pertahanan dalam negeri agar dapat bersaing di pasar tingkat regional maupun dunia," katanya.

Ia mencontohkan industri teknologi antisadap yang dikembangkan PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK). Menurutnya, industri pengamanan komunikasi ini memiliki ruang bisnis yang sangat besar. Hal ini karena teknologi antisadap merupakan kebutuhan sangat penting yang harus dimiliki oleh unsur-unsur intelijen.

"Setiap instansi keamanan dan pertahanan memiliki unsur-unsur intelijen yang membutuhkan teknologi antisadap. Keberadaan ICK sebagai industri pertahanan dalam negeri menjadi aset penting bagi bangsa Indonesia dalam rangka mengamankan informasi terutama dalam level VVIP maupun VIP," terangnya.

  Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.