Militer Filipina dikerahkan untuk menggempur ISIS di Marawi Filipina. [The Guardian/AFP/Getty Images/Ted Aljibe] ★
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) mengklaim telah berhasil merebut 90 persen Kota Marawi, Filipina, dari genggaman kelompok militan Maute ISIS.
Ratusan orang tewas akibat aksi penyerbuan Maute ISIS, yang tingkat keparahannya ditandai pengibaran bendera ISIS di penjuru Marawi.
Sebagian besar warga kota tersebut, yang berjumlah sekitar 200 ribu orang telah dievakuasi ke pengungsian, dibantu oleh pihak pemerintah.
Sejak konflik senjata pecah di Marawi antara militan Maute dan pasukan pemerintah, AFP terus berupaya mengambil alih kota tersebut.
Kali ini, hampir 90 persen Marawi diklaim telah direbut kembali oleh pasukan pemerintah.
"Hampir 90 persen dari kota tersebut telah dikuasai baik oleh pasukan kami dan bersih dari sisa-sisa kelompok itu," kata juru bicara AFP Brigjen Restituto Padilla, Rabu (31/5/2017).
Menurut Restituto Padilla, masih ada sejumlah daerah yang masih menjadi daerah konflik karena dikuasai militan Maute.
Kota Marawi juga sudah dikepung pada titik-titik masuk dan keluar, sehingga militan Maute di kota itu kemungkinan besar akan kesulitan mendapat dukungan atau bantuan pihak lain.
Ia juga menambahkan bahwa upaya ambil alih akan terus dilakukan hingga beberapa hari ke depan.
Selain upaya ambil alih, upaya evakuasi dan penyelamatan juga akan dilakukan di daerah-daerah konflik.
Lebih dari 100 orang di kota tersebut tewas, kebanyakan di antaranya merupakan militan dan anggota pasukan AFP.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di seluruh daerah selatan Mindanao itu.
Juru Bicara Kepresidenan Ernesto Abella mengatakan darurat militer akan berlaku kurang lebih hingga 60 hari, namun Duterte mengatakan bisa saja diberlakukan hingga setahun ke depan. (ABS-CBN)
7 WNI Diduga Terlibat Kelompok Teroris
Pasukan marinir Filipina [reuters]
Tujuh WNI yang menjadi buronan kepolisian Filipina karena diduga terlibat penyerangan kota Marawi bukan bagian 16 WNI yang kini berada di Filipina Selatan.
"Beda, itu beda lagi. Itu orang yang berbeda," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Menurut dia, 16 WNI tersebut masih berada di Filipina dan sebagian besar sudah ada di Davao.
Mereka akan segera diberangkatkan langsung ke Jakarta.
Sementara tujuh WNI yang menjadi buronan pemerinah Filipina sudah berada di Filipina Selatan sejak November 2016.
"Tapi, kalau ini adalah mereka yang masuk sudah ada di Filipina Selatan sejak November 2016, ada yang Maret, dan ada yang April 2017. Kalau yang 17 orang itu berbeda dengan ini," jelas Martinus.
Adapun 17 WNI di Filipina Selatan yang sebelumnya ramai diberitakan merupakan jemaah tabligh asal Indonesia yang datang ke wilayah Marawi secara legal untuk misi dakwah.
Seorang WNI di antaranya telah menikah dengan warga lokal dan menjadi warga setempat.
Saat ini, karena ada darurat militer di Filipina Selatan, pihak Konjen RI setempat sedang mengupayakan pemulangan 16 WNI tersebut ke Tanah Air.
8 Anggota Maute Bocorkan Informasi Berharga
Tentara Filipina tengah bersiap menyerang salah stau basis kelompok militan Maute yang bersembunyi di dalam kota Marawi, Mindanao. [TED ALJIBE / AFP]
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) pada Rabu (31/5/2017) mengumumkan delapan anggota dari kelompok teroris Maute telah menyerah dan memberikan informasi penting untuk militer.
"Dari unit Jenderal Parcon, ada delapan anggota yang menyerah kepada pasukannya," kata juru bicara militer Filipina, Brigjen Restituto Padilla.
"Kedelapan orang ini telah membongkar rahasia dan kondisi lapangan dan informasi mereka sangat, sangat berharga bagi intelijen," Padilla melanjutkan.
Laporan sebelumnya dari Inquirer mengatakan para teroris menyerah kepada unit Marinir Brigjen Custodio Parcon di Mapandi, Marawi.
Parcon mengatakan bahwa ada kurang lebih 50 kelompok bersenjata bersembunyi di daerah itu dibersihkan oleh Marinir.
Hapilon masih di Marawi
Pada Selasa malam, 89 teroris dilaporkan telah tewas oleh dihantam peluru pasukan keamanan pemerintah.
Padilla mengatakan tentara di lapangan memperkirakan bahwa sekitar 90 persen daerah di Marawi sudah dikuasai militer dan sedikit lebih dari 10 persen lebih masih dikuasai militan.
"Namun, bahwa 10 persen wilayah ini kemungkinan akan menjadi daerah yang akan sangat dijaga dan dipertahankan oleh militan bersenjata ini jika karena mereka melindungi individu yang bernilai tinggi (Isnilon Hapilon-red)," katanya.
Padilla katakan, pimpinan Abu Sayyaf Isnilon Hapilon masih berada di Marawi. (Inquirer).
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) mengklaim telah berhasil merebut 90 persen Kota Marawi, Filipina, dari genggaman kelompok militan Maute ISIS.
Ratusan orang tewas akibat aksi penyerbuan Maute ISIS, yang tingkat keparahannya ditandai pengibaran bendera ISIS di penjuru Marawi.
Sebagian besar warga kota tersebut, yang berjumlah sekitar 200 ribu orang telah dievakuasi ke pengungsian, dibantu oleh pihak pemerintah.
Sejak konflik senjata pecah di Marawi antara militan Maute dan pasukan pemerintah, AFP terus berupaya mengambil alih kota tersebut.
Kali ini, hampir 90 persen Marawi diklaim telah direbut kembali oleh pasukan pemerintah.
"Hampir 90 persen dari kota tersebut telah dikuasai baik oleh pasukan kami dan bersih dari sisa-sisa kelompok itu," kata juru bicara AFP Brigjen Restituto Padilla, Rabu (31/5/2017).
Menurut Restituto Padilla, masih ada sejumlah daerah yang masih menjadi daerah konflik karena dikuasai militan Maute.
Kota Marawi juga sudah dikepung pada titik-titik masuk dan keluar, sehingga militan Maute di kota itu kemungkinan besar akan kesulitan mendapat dukungan atau bantuan pihak lain.
Ia juga menambahkan bahwa upaya ambil alih akan terus dilakukan hingga beberapa hari ke depan.
Selain upaya ambil alih, upaya evakuasi dan penyelamatan juga akan dilakukan di daerah-daerah konflik.
Lebih dari 100 orang di kota tersebut tewas, kebanyakan di antaranya merupakan militan dan anggota pasukan AFP.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memberlakukan darurat militer di seluruh daerah selatan Mindanao itu.
Juru Bicara Kepresidenan Ernesto Abella mengatakan darurat militer akan berlaku kurang lebih hingga 60 hari, namun Duterte mengatakan bisa saja diberlakukan hingga setahun ke depan. (ABS-CBN)
7 WNI Diduga Terlibat Kelompok Teroris
Pasukan marinir Filipina [reuters]
Tujuh WNI yang menjadi buronan kepolisian Filipina karena diduga terlibat penyerangan kota Marawi bukan bagian 16 WNI yang kini berada di Filipina Selatan.
"Beda, itu beda lagi. Itu orang yang berbeda," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Menurut dia, 16 WNI tersebut masih berada di Filipina dan sebagian besar sudah ada di Davao.
Mereka akan segera diberangkatkan langsung ke Jakarta.
Sementara tujuh WNI yang menjadi buronan pemerinah Filipina sudah berada di Filipina Selatan sejak November 2016.
"Tapi, kalau ini adalah mereka yang masuk sudah ada di Filipina Selatan sejak November 2016, ada yang Maret, dan ada yang April 2017. Kalau yang 17 orang itu berbeda dengan ini," jelas Martinus.
Adapun 17 WNI di Filipina Selatan yang sebelumnya ramai diberitakan merupakan jemaah tabligh asal Indonesia yang datang ke wilayah Marawi secara legal untuk misi dakwah.
Seorang WNI di antaranya telah menikah dengan warga lokal dan menjadi warga setempat.
Saat ini, karena ada darurat militer di Filipina Selatan, pihak Konjen RI setempat sedang mengupayakan pemulangan 16 WNI tersebut ke Tanah Air.
8 Anggota Maute Bocorkan Informasi Berharga
Tentara Filipina tengah bersiap menyerang salah stau basis kelompok militan Maute yang bersembunyi di dalam kota Marawi, Mindanao. [TED ALJIBE / AFP]
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) pada Rabu (31/5/2017) mengumumkan delapan anggota dari kelompok teroris Maute telah menyerah dan memberikan informasi penting untuk militer.
"Dari unit Jenderal Parcon, ada delapan anggota yang menyerah kepada pasukannya," kata juru bicara militer Filipina, Brigjen Restituto Padilla.
"Kedelapan orang ini telah membongkar rahasia dan kondisi lapangan dan informasi mereka sangat, sangat berharga bagi intelijen," Padilla melanjutkan.
Laporan sebelumnya dari Inquirer mengatakan para teroris menyerah kepada unit Marinir Brigjen Custodio Parcon di Mapandi, Marawi.
Parcon mengatakan bahwa ada kurang lebih 50 kelompok bersenjata bersembunyi di daerah itu dibersihkan oleh Marinir.
Hapilon masih di Marawi
Pada Selasa malam, 89 teroris dilaporkan telah tewas oleh dihantam peluru pasukan keamanan pemerintah.
Padilla mengatakan tentara di lapangan memperkirakan bahwa sekitar 90 persen daerah di Marawi sudah dikuasai militer dan sedikit lebih dari 10 persen lebih masih dikuasai militan.
"Namun, bahwa 10 persen wilayah ini kemungkinan akan menjadi daerah yang akan sangat dijaga dan dipertahankan oleh militan bersenjata ini jika karena mereka melindungi individu yang bernilai tinggi (Isnilon Hapilon-red)," katanya.
Padilla katakan, pimpinan Abu Sayyaf Isnilon Hapilon masih berada di Marawi. (Inquirer).
♞ Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.