Rabu, 18 Desember 2019

Sanksi AS Bayangi Pembelian Su-35 oleh RI

Persaingan Bisnis Yang Tak AdilRusia angkat bicara mengenai ancaman sanksi yang dijatuhkan oleh AS terhadap negara-negara yang ingin membeli peralatan militer Moskow, termasuk pada Indonesia. [Foto/Reuters] ★

R
usia angkat bicara mengenai ancaman sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara yang ingin membeli peralatan militer Moskow, termasuk kepada Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia telah menekan kontrak pembelian Su-35 dengan Rusia, namun ancaman sanksi dianggap menjadi penghambat kelanjutan dari kesepakatan itu.

Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Oleg V.Kopylov menuturkan, ancaman sanksi ini tidak lain adalah strategi bisnis. Sebagai produsen senjata dunia, AS takut produk mereka tidak laku, karena banyak negara memilih untuk membeli dari Rusia.

"Seperti kasus Turki, kasus India, dan kasus China, AS mencoba mencegah negara-negara sahabat kami untuk bekerja sama dengan Rusia di ranah militer dan teknis," ucapnya pada Rabu (18/12/2019).

"Hal ini cukup dipahami, karena AS juga memiliki industri teknis militer yang besar, dan AS merupakan eksportir senjata terbesar di dunia, dan ini tentang persaingan. Namun, persaingan bisa adil dan tidak adil," sambungnya.

Dia lalu menuturkan, persaingan yang adil adalah baik Rusia dan AS membiarkan suatu negara memilih produk mereka yang lebih mereka sukai. Namun, dengan adanya ancaman sanksi, Kopylov menuturkan, Washington memilih untuk melakukan persaingan yang tidak adil.

"Indonesia bisa melihat yang mana yang terbaik, yang paling efektif dari segi harga, dan Indonesia akan membeli senjata tersebut. Itulah kompetisi yang adil," ujarnya.

Kopylov sebelumnya telah menegaskan bahwa kontrak pembelian jet tempur Su-35 masih berlangsung. Dia mengatakan bahwa kontrak pembelian 11 Su-35 sangat komplek dan rumit dan kedua pihak tengah bekerja untuk menyelesaikan prosesnya.

 Rusia Tegaskan Kontrak Pembelian Su-35 Dengan RI Masih Berlanjut 
Rusia Tegaskan Kontrak Pembelian Su-35 Dengan RI Masih BerlanjutMoskow mengatakan bahwa kontrak pembelian 11 Su-35 sangat komplek dan rumit dan kedua pihak tengah bekerja untuk menyelesaikan prosesnya. [Foto/Reuters]

Rusia menyatakan, kontrak pembelian jet tempur Su-35 masih berlangsung. Moskow mengatakan bahwa kontrak pembelian 11 Su-35 sangat komplek dan rumit dan kedua pihak tengah bekerja untuk menyelesaikan prosesnya.

Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Oleg V.Kopylov mengatakan, kontrak sudah diteken pada Februari 2018. Tapi, paparnya, terdapat banyak bab di dalam kontrak tersebut dan mungkin banyak turunan kontrak atau perjanjian.

"Karena ini turut membahas mengenai teknologi, pertukaran personel yang akan merawat jet tempur tersebut, jadi ini adalah dokumen yang sangat rumit," ucapnya pada Rabu (18/12/2019).

"Kami sadar pihak Indonesia ingin membeli jet tempur ini untuk menjaga keamanan nasional negara tersebut dan kami mendengar banyak konfirmasi dari pemerintah dan militer Indonesia bahwa pihak Indonesia tertarik untuk membeli jet tempur ini. Jadi, kita tidak terburu-buru, kita tidak menekan, kita tidak mendikte aturan kita kepada teman dan kolega Indonesia kita," sambungnya.

Dia lalu mengatakan bahwa pihaknya menyadari ada beberapa negara yang menentang kerja sama militer dan teknis antara Indonesia dan Rusia. Tapi, dia menuturkan, dalam hal pembelian senjata, kebijakan pemerintah Indonesia sangat bijaksana dan adil.

"Sisi Indonesia bekerjasama dengan banyak negara, termasuk dengan Rusia. Kami memahami ini, karena perdagangan senjata adalah masalah bisnis, di sana ada pedagang dan pembeli, ada penawaran dan permintaan, dan jika Indonesia memutuskan untuk memilih jet tempur kami untuk mempertahankan keamanan nasionalnya, ini adalah keputusan Indonesia," ujarnya.

Kopylov menambahkan, Moskow menikmati kerjasama militer dan teknis dengan Jakarta dan siap mendukung dan menawarkan kepada Indonesia peralatan militer canggih buatan Rusia. (esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.