Rabu, 12 Oktober 2022

[Global] Setop Bantu Ukraina atau Perang Meluas

➶ Dubes Rusia Ancam ASDetik-detik Ledakan di Dnipro Ukraina, Kepul Asap di Depan Mata (CNN) ★

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, mengklaim bantuan dari Barat ke Ukraina akan membuat perang semakin meluas.

"Kami mendesak Amerika Serikat dan sekutunya agar tidak melewati 'garis merah' yang sedang mereka dekati. Berhenti memberikan senjata mematikan ke rezim Kyiv," kata Antonov dalam sebuah pernyataan dari Kedutaan Besar Rusia untuk AS, Senin (10/10), dikutip dari CNN.

"Bantuan seperti itu, termasuk memberikan bantuan intelijen, instruktur, dan panduan perang kepada Kyiv, bisa berujung pada eskalasi yang lebih jauh besar dan meningkatkan risiko bentrok antara Rusia dan NATO," lanjutnya.

Selain itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov turut mewanti-wanti bahaya bantuan Barat ke Ukraina.

"Kami memperingatkan dan berharap mereka sadar bahaya dari eskalasi yang tidak terkontrol di Washington dan ibu kota negara Barat lain," kata Ryabkov dalam media Rusia, RIA, pada Selasa (11/10).

Sebagaimana diberitakan Reuters, Ukraina meminta bantuan pertahanan udara dari Barat usai Rusia meluncurkan lebih dari 84 rudal ke sejumlah kota di negara itu pada Senin (10/10).

Merespons serangan Rusia, Presiden AS Joe Biden dalam panggilan telepon pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji bakal memberikan sistem pertahanan udara canggih ke Ukraina.

Selain AS, Jerman juga menjanjikan sistem pertahanan udara ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, menuturkan negaranya akan mengirimkan empat sistem pertahanan udara IRIS-T SLM ke Ukraina. (isa/vws)

  AS-Jerman Ngebut Kirim Sistem Pertahanan ke Ukraina 
Sistem pertahanan udara IRIS-T SLM (twitter)

Amerika Serikat dan Jerman menyatakan bakal mengirimkan sistem pertahanan udara ke Ukraina yang sedang bertahan melawan gempuran rudal Rusia di tengah amukan Presiden Vladimir Putin.

Dalam perbincangan telepon dengan Presiden Volodymyr Zelensky, Presiden Joe Biden berjanji akan memberikan sistem pertahanan udara canggih ke Ukraina.

"Presiden Biden berjanji untuk terus memberikan dukungan yang diperlukan Ukraina untuk membela diri, termasuk sistem pertahanan udara canggih," demikian pernyataan Gedung Putih yang dikutip Reuters.

Biden juga mengutuk serangan Rusia di Ukraina baru-baru ini. Ia menyebutnya sebagai "serangan tak masuk akal."

Selain AS, Jerman juga menjanjikan sistem pertahanan udara ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, menuturkan negaranya akan mengirimkan sistem pertahanan udara IRIS-T SLM ke Ukraina.

"Serangan rudal terbaru di Kyiv dan banyak kota lain menunjukkan betapa penting bagi kami untuk menyuplai sistem pertahanan udara ke Ukraina dengan cepat," kata Lambrecht dalam sebuah pernyataan pada Senin (10/9).

"Serangan Rusia dengan rudal dan drone meneror populasi warga sipil secara khusus. Oleh karena itu, kami kini memberikan dukungan, khususnya senjata pertahanan udara."

Sebagaimana diberitakan CNN, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina menuturkan Rusia telah meluncurkan lebih dari 84 rudal dan serangan udara ke negara itu.

Akibat serangan ini, setidaknya 14 orang tewas dan 97 lainnya luka-luka.

Rusia melancarkan serangan besar-besaran ini setelah Putin mengamuk karena kerusakan jembatan Crimea akibat ledakan pada akhir pekan lalu.

Putin menuding Ukraina sebagai dalang di balik ledakan itu. Namun, Ukraina tak pernah mengakui, walau sebelumnya mereka dilaporkan memang menargetkan jembatan tersebut. (pwn/has)

  102 Rudal Meluncur dalam 2 Hari 
Serangan rudal presisi berlanjut, Rusia klaim hancurkan sistem energi dan komando militer Ukraina. (Foto/Swissinfo)

Rusia terus memborbardir Ukraina dengan rudal usai Jembatan Kerch, yang menghubungkan Crimea-Rusia, hancur pekan lalu. Total ada 102 rudal yang diluncurkan selama dua hari ke belakang.

Pada Selasa (11/10) waktu setempat, Ukraina melaporkan pasukan Kyiv berhasil mencegat 18 rudal jelajah.

Mengutip CNN, Komando Angkatan Udara Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa pihaknya 'menembak jatuh' empat rudal sejak pukul 09.00 pagi waktu setempat.

Selanjutnya, sekitar pukul 9.30 hingga 13.00 waktu setempat, mereka kembali berhasil mencegah 14 rudal.

Di hari sebelumnya, Senin (10/10), tercatat 84 rudal yang diluncurkan Rusia menghantam Ukraina. Dari jumlah ini, setidaknya 54 rudal berhasil dicegah pasukan Kyiv.

Dengan demikian, jika dihitung, selama dua hari Rusia telah meluncurkan 102 rudal ke Ukraina.

Imbas serangan rudal itu, 19 orang dilaporkan tewas. Sejumlah masyarakat di beberapa wilayah di Ukraina juga dilaporkan hidup tanpa listrik dan air.

Menanggapi serangan masif Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta negara sekutu mengirim lebih banyak peralatan pertahanan udara.

"Pertahanan udara saat ini menjadi prioritas nomor satu dalam kerja sama pertahanan kami," kata dia, dalam sebuah cuitan di Twitter.

Zelensky juga bersumpah akan memperkuat militer dan membalas serangan Rusia. Ia menegaskan akan membuat medan perang menjadi arena yang menyakitkan bagi musuh.

Serangan Rusia ke Ukraina baru-baru ini terjadi usai Presiden Vladimir Putin murka gegara sebagian jembatan yang menghubungkan Crimea-Rusia hancur akibat ledakan.

Ia menuding Ukraina sebagai dalang atas kerusakan jembatan itu. Putin juga meminta pasukan Moskow melakukan serangan besar-besar ke negara tetangganya tersebut. (isa/asr)

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.