Minggu, 29 Januari 2023

[Global] Pengiriman Tank ke Ukraina Dinilai Akan Perpanjang Konflik

Pengiriman Tank ke Ukraina Dinilai Akan Perpanjang Konflik. (FOTO/EPA) ★

K
eputusan sejumlah negara Barat untuk mengirim tank dan kendaraan lapis baja ke Ukraina dinilai akan memperpanjang konflik. Dengan berlarut-larutnya konflik, maka diyakini akan lebih banyak jatuh korban jiwa, terutama warga sipil.

Seorang delegasi majelis tinggi Parlemen Jepang, anggota oposisi Partai Inovasi Jepang, Muneo Suzuki berpendapat, pengiriman tank ke Ukraina akan membuat konflik berlarut-larut dan menimbulkan lebih banyak korban.

Jerman membuat keputusan untuk memberikan 14 (tank) Leopard 2 kepada Ukraina. Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat juga akan memasok tank M1 Abrams,” kata Suzuki, seperti dikutip dari TASS, Jumat (27/1/2023).

Satu hal yang pasti dapat dikatakan bahwa perang akan berkepanjangan dan jumlah korban akan tumbuh karena Barat menyediakan senjata tersebut dengan korban sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan orang tua," tulisnya di blognya pada hari Jumat.

Anggota parlemen sekali lagi meminta Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan para pemimpin dunia lainnya untuk melakukan upaya untuk menyelesaikan situasi di sekitar Ukraina secara damai. Ia mencontohkan Jepang yang menurutnya terlambat menyerah pada Perang Dunia II.

"Seandainya Jepang menyerah enam bulan sebelumnya, baik pemboman Tokyo, maupun pertempuran Okinawa atau, terlebih lagi, pemboman nuklir Hiroshima dan Nagasaki tidak akan terjadi," pungkasnya.

Pendapat serupa juga diapungkan Presiden Kroasia, Zoran Milanovic. "Ini hanya akan memperpanjang perang. Jika AS dan Rusia tidak dapat mencapai kesepakatan, yang tidak ada di depan mata, perang tidak akan berakhir," kata Milanovic.

Milanovic mengatakan negara-negara anggota Uni Eropa tidak akan pernah ambil bagian dalam masalah ini. "Menurut beberapa orang, Perang Dunia III telah dimulai. Saya akan menghindari masalah ini. Sedangkan untuk tank, tank Rusia dan tank AS sama-sama bisa terbakar," katanya. (esn)

  Polandia Siap Kirim 60 Tank Tempur 
Polandia, salah satu negara NATO, siap mengirim 60 tank tempur modern tambahan ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia. (Foto/REUTERS)

Polandia, salah satu negara NATO, siap mengirim 60 tank tempur tambahan ke Ukraina selain 14 tank Leopard 2 buatan Jerman yang telah dijanjikannya. Itu akan menjadi pasokan tank terbanyak dari anggota aliansi kepada Kiev untuk melawan invasi Rusia.

Itu disampaikan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki kepada CTV News.

Warsawa, yang telah memposisikan dirinya sebagai salah satu sekutu setia Kiev, telah meminta Jerman untuk mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina dan mengizinkan negara lain untuk melakukannya juga. Permintaan itu telah disetujui Berlin pada hari Rabu.

Polandia mengirimkan 250 tank sebagai negara pertama setengah tahun lalu atau bahkan lebih dari itu,” kata Morawiecki kepada CTV News yang dilansir Reuters, Sabtu (28/1/2023).

Pada April tahun lalu, dua bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, Polandia mengatakan telah mengirim tank untuk membantu Kiev menangkis serangan Moskow.

Saat ini, kami siap mengirim 60 tank modern kami, 30 di antaranya PT-91. Dan di atas tank-tank itu, 14 tank, tank Leopard 2, dari yang kami miliki.”

PT-91 adalah tank tempur buatan Polandia yang mulai beroperasi pada 1990-an. Itu dikembangkan dari tank T-72 era Soviet.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, melalui Twitter, berterima kasih kepada Polandia atas keputusan untuk memasok tank tambahan. "Bersama kita akan menang!" tulis Zelensky.

Kanada pada hari Kamis mengumumkan akan mengirim empat tank tempur Leopard 2 ke Ukraina. Norwegia juga mengatakan akan mengirim tank Leopard, sementara Spanyol mengatakan terbuka untuk menyediakannya.

Ukraina mengatakan membutuhkan ratusan tank Leopard 2 untuk mengusir pasukan Rusia dari wilayahnya.

Pada hari Jumat, Wakil Menteri Pertahanan Polandia Marcin Ociepa mengatakan kepada penyiar RMF FM bahwa butuh waktu sekitar tiga bulan untuk membuat tank Leopard 2 sampai ke Ukraina.

"Tergantung negara mana yang kita bicarakan, tapi saya perkirakan bahwa kita berbicara sekitar seperempat...sampai tank-tank itu benar-benar berada di wilayah Ukraina dan berperang," katanya. (min)

 
sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.