Jumat, 30 Agustus 2024

Nexter KNDS Prancis Siap Berbagi Teknologi Amunisi Skala Besar ke RI

https://akcdn.detik.net.id/visual/2024/08/29/perkuat-kemitraan-dengan-industri-pertahanan-indonesia-knds-siapkan-transfer-teknologi-pembuatan-amunisi-dan-artileri_169.jpeg?w=650&q=90Nexter KNDS Group asal Prancis berkomitmen untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi pertahanan darat untuk RI. (Dok. Istimewa)

N
exter KNDS Group asal Prancis berkomitmen untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi pertahanan darat, di antaranya amunisi untuk kaliber menengah hingga besar untuk RI.

KNDS Representative Officer di Indonesia Thomas Gerard mengatakan pihaknya sudah lama menjalin kerja sama dengan RI sehingga komitmen transfer pengetahuan dan teknologi menjadi bagian grup tersebut.

Diketahui, Nexter KNDS merupakan perusahaan pertahanan darat asal Prancis yang memproduksi tank, artileri hingga amunisi skala besar.

"Tentu saja teknologi ini akan berkontribusi untuk memberikan lebih banyak keahlian, kedaulatan, dan keuntungan bagi Indonesia. Ini adalah dua domain utama kami ketika bekerja sama dengan industri pertahanan Indonesia," kata Gerard dalam keterangannya, Kamis (29/8).

Dia menuturkan salah satu yang akan dibagikan oleh perusahaan asal Prancis itu adalah teknologi amunisi skala menengah dan besar.

"Kami bersedia untuk memberikan lebih banyak teknologi, pengetahuan, dan juga manufaktur ke Indonesia," kata Gerard.

Perusahaan dari benua Eropa itu selama ini menjalin kerja sama dengan PT Pindad (Persero) yang kini tergabung dalam holding BUMN pertahanan yakni Defend ID.

Deputi Bidang Polhukam Bappenas RI Bogat Wdiyatmoko menegaskan pemerintah memfokuskan pengadaan alat pertahanan dan keamanan dengan mempersiapkan anggaran industri pertahanan dalam negeri. Hal itu disampaikannya dalam Seminar Pertahanan Darat yang digelar oleh Lemhanas bersama Nexter KNDS pada pekan ini.

Apalagi, sambungnya, pengadaan alat pertahanan dan keamananan menjadi salah satu program prioritas Presiden 2025-2029.

"Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 telah menyusun sejumlah pedoman dan strategi untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri," kata Bogat.

Bogat menambahkan, Indonesia berada di peringkat 25 sebagai negara yang paling banyak impor alat utama sistem senjata (alutsista), walaupun bukan sebagai pembeli terbesar. Negara yang mendistribusikan senjatanya adalah Amerika Serikat, Prancis dan Korea Selatan.

Dia pun meminta BUMN sektor pertahanan untuk lebih banyak memproduksi alutsista. Apalagi, BUMN sektor pertahanan memiliki pendapatan yang sudah naik saat ini.

"Kita minta BUMN industri pertahanan bisa meningkatkan produksi senjata maupun alutsista," jelasnya.

 Keberhasilan militer 

Dalam kesempatan serupa, Plt Gubernur Lemhanas RI Letjen TNI Eko Margiyono menegaskan bahwa amunisi konvensional menjadi salah satu paremeter keberhasilan operasi militer.

Dalam sambutannya, Eko menyatakan, belajar dari beberapa peperangan di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun belakangan, amunisi konvensional menjadi prioritas selain penggunaan teknologi baru dalam memenangkan pertempuran.

"Kebutuhan amunisi konvensional menjadi suatu parameter keberhasilan operasi yang sangat perlu dipenuhi dan diperhitungkan. Ini untuk menjamin kesiapsiagaan operasi TNI dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang mungkin ditimbulkan setiap saat," tegas Eko. (asa/asa)

  💥 CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.