Jumat, 25 Oktober 2024

Kendaraan Lapis Baja Pandur II 8X8 FSV TNI AD

♞ Hasil Kontrak Alutsista dengan Transfer TeknologiPanser Pandur II dengan meriam Ares UT30MK2 (Pindad)

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyaksikan penandatanganan kontrak kerja sama antara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia dengan Excalibur International, sebuah perusahaan dari Czechoslovak Group (CSG), pada Februari 2024. Kontrak ini mencakup perjanjian lisensi untuk kendaraan lapis baja (Panser) Pandur II 8X8 FSV, yang bakal diproduksi oleh PT Pindad.

Melalui kerja sama ini, PT Pindad akan mendapatkan Transfer of Technology (ToT) untuk merakit kendaraan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Sebanyak 23 unit Ranpur Pandur II 8X8 FSV yang dipesan oleh Kemenhan telah diserahkan oleh Pindad pada awal Oktober 2024. Ranpur ini merupakan varian kendaraan lapis baja yang dirancang untuk memberikan dukungan tembakan.

Saat ini, Panser Pandur dilengkapi dengan senjata utama berkaliber 30 mm, serta dapat ditambah dengan senapan mesin 7,62 mm coaxial. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan sistem persenjataan modern yang memiliki kemampuan seperti Advanced Gun & Sights Stabilization, Hunter Killer Capability, yang terintegrasi dengan Smoke Grenade Launchers dan Laser Warning System.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, menyampaikan bahwa Panser Pandur II 8X8 FSV dirakit dengan spesifikasi yang disesuaikan khusus untuk memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Darat.

Spesifikasi khusus yang dimaksud adalah IFV Pandur II 8×8 disesuaikan dengan kebutuhan dan doktrin tempur TNI AD yang mencakup kemampuan mobilitas taktis dan tempur sesuai dengan medan operasi Indonesia,” kata Abraham kepada IDM, Rabu, (9/10). Kendaraan lapis baja produksi Pindad ini memiliki kemampuan amfibi, sehingga memungkinkan panser ini melintasi medan sungai dan rawa-rawa di Indonesia.

 Spesifikasi Pandur II 8X8 APC
Pandur II TNI AD merupakan panser 8x8 dengan kemampuan amfibi (Pindad)
Kendaraan Pandur II 8X8 merupakan armoured personnel carrier (APC) yang dirancang untuk transportasi pasukan dan dukungan tembakan.

Kendaraan ini dikenal memiliki mobilitas tinggi dan mampu membawa berbagai sistem senjata, memberikan fleksibilitas daya tembak di medan perang. Dalam konteks pertahanan regional, kendaraan ini juga digunakan oleh Filipina dalam varian Sabrah light tank.

Sejak kontrak pertama pada 24 November 2016, pemerintah Indonesia telah memesan sejumlah kendaraan Pandur II 8X8 dari Czechoslovak Group, dengan total nilai mencapai sekitar 570 miliar rupiah. Pada 12 April 2019, kontrak tambahan untuk produksi 22 unit lagi ditandatangani, yang direncanakan akan diproduksi secara lokal sebagai Pindad Cobra 8X8.

Pandur II 8X8 adalah versi yang lebih baik dari kendaraan Pandur 6X6 dan dikembangkan oleh perusahaan Austria, Steyr-Daimler-Puch Spezialfahrzeuge, yang merupakan bagian dari General Dynamics European Land Systems (GDELS).

Ujicoba Pandur II di laut Cilegon (Indomiliter)
Kendaraan ini memiliki bodi baja yang dilas sepenuhnya dengan opsi peningkatan armor, yang dirancang untuk melindungi penghuninya dari peluru tajam berkaliber 7,62 hingga 14,5 mm. Selain itu, kendaraan ini dapat diangkut dengan pesawat transportasi Lockheed Martin C-130 Hercules, memudahkan mobilisasi di berbagai medan.

Kendaraan ini dirancang untuk dapat beroperasi di berbagai iklim, termasuk dingin (Arktik) dan panas (gurun), serta di daerah perkotaan dan medan yang sulit dilalui. Pandur II 8X8 juga memiliki kemampuan untuk beroperasi di perairan seperti sungai dan danau.

Dengan menggunakan komponen mesin standar industri, biaya produksi kendaraan ini dapat ditekan, sehingga lebih terjangkau untuk kebutuhan militer.

Kendaraan ini mampu mengangkut hingga 12 infanteri di kendaraan tanpa turret - dan 6 infanteri dengan turret, menjadikannya sebagai pilihan yang fleksibel untuk berbagai misi militer. Selain itu, sistem turret yang dapat dipasang pada kendaraan ini memberikan kemampuan tempur yang lebih tinggi, memungkinkan penggunaan senjata berat sesuai kebutuhan.

Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Indonesia dapat memperkuat kapabilitas pertahanan dan meningkatkan kemandirian dalam industri pertahanan. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk membangun kekuatan militer yang modern dan berdaya saing di tingkat internasional.
 

  Pikiran Rakyat  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.