Minggu, 15 April 2012

Pasukan Cepat Tiga Angkatan

 PPRC

Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI merupakan pasukan gabungan tiga angkatan (AD,AL, dan AU) yang disiagakan selama 24 jam untuk siap diterjunkan di medan pertempuran kapanpun juga di wilayah Indonesia. Pasukan yang dibentuk sejak awal 1995 ini langsung dipimpin oleh Panglima TNI dan diserah-terimakan setiap dua tahun sekali antara Divisi Infanteri 1 Kostrad di Jakarta dengan Divisi Infanteri 2 Kostrad di Malang, Jawa Timur.

PANGLIMA Divisi 1 Kostrad sebagai komandan PPRC memiliki garis komando dibawah Panglima TNI. Ia kemudian membawahi pasukan gabungan dari tiga angkatan di jajaran TNI.

Ada Satgasrat (Satuan Tugas Darat) yang beraggotakan Brigade Infanteri Lintas Udara (Brigif Linud) dan komandan Brigade sebagai Komandan Satgasrat. Satuan ini merupakan Pasukan PPRC dari TNI AD.

Ada Satgasla (Satuan Tugas Laut) yang beranggotakan dari Guspurla (Gugus Tempur Laut), Guskamla (Gugus Keamanan Laut) yang terdiri dari Koarmabar (komando Armada Barat) atau Koarmatim (Komando Armada Timur) TNI AL yang lengkap dengan unsur laut, tim pendarat (Marinir) dan lainnya. Satuan ini merupakan Pasukan PPRC dari TNI AL.

Ada Satgasra (Satuan Tugas Udara) yang bernama Satlakopsud (Satuan Pelaksana Operasi Udara). Dipimpin oleh Pangkoopsau I atau II secara bergantian. Satuan ini merupakan Pasukan PPRC dari TNI AU.

PPRC disiagakan untuk menjaga kedaulatan RI, bila terjadi sesuatu di dalam negeri, PPRC akan siap digerakan dengan protap (prosedur tetap) yang sudah tertera jelas tugasnya. Rencana Operasi (RO) disusun oleh ketiga angkatan dan diwadahi oleh Satgas maupun Satkoopsud. Dengan demikian pasukan tinggal menunggu Hari H atau Jam J untuk penugasan.

Seperti dalam skenario Latgab TNI 2008, pasukan linud di terbangkan dengan pesawat angkut TNI AU dengan bantuan pengintai pesawat intai TNI AU (B737-200 Surveiller), serta juga pendaratan pasukan amfibi dari Satgasla TNI AL. kemudian pasukan  menuju target dan mengamankan target sesuai RO. Pasukan PPRC ini akan berada di medan operasi sampai bantuan datang dari pasukan TNI lainnya.

Satlakopsud akan memainkan peranan sebagai operasi dukungan udara untuk menerjunkan pasukan, juga membantu serangan udara taktis, serangan udara langsung, pengintaian dan lainnya yang termasuk dalam RO. Sementara dalam operasi linud, TNI AU akan menerjukan unsur Dalpur (Pengendali Tempur) dari satuan Paskhas. Pasukan ini di terjunkan untuk mempersiapkan dropping zone (DZ) dan melaporkan situasi di lapangan operasi.

Sedangkan pasukan amfibi, tim pendaratan Marinir akan diturunkan sebelum operasi dimulai. Tugas ini diemban oleh pasukan intai para amfibi dengan berbagai cara seperti renang taktis, menggunakan rubber duck dan lain sebagainya.

Pasukan PPRC terdiri mayoritas dari pasukan linud. Pasukan ini di seleksi ketat sebanyak 694 orang. Dalam tugasnya biasanya di siagakan tiga satuan linud dari Brigif Linud.

Pasukan PPRC melakukan latihan rutin setiap tahunnya. Dalam latihan bersih RO dari masing-masing angkatan selalu diuji kelayakannya. Gladi Posko biasanya dilakukan di masing-masing markas Divisi Infanteri Kostrad yang sedang ditunjuk  sebagai pasukan utama PPRC.

Setelah Gladi Posko menghasilkan RO gabungan, maka latihan dilanjutkan Gladi Lapangan atau uji RO sesungguhnya di lapangan. semua pendanaan latihan PPRC di anggarkan oleh Sops (Staff Operasi) Mabes TNI.

Sebagai kekuatan pemukul yang besar, PPRC disiapkan untuk mengantipasi masuknya musuh  dalam jumlah besar. Bila dalam kondisi perang, dan gunboat diplomacy dianggap gagal dan menemui kebuntuan, PPRC langsung digerakkan dan melakukan penerjunan di beberapa zona.

Selama dua tahun pasukan yang ditunjuk sebagai pasukan PPRC ini harus selalu siaga dan berada tak jauh dari pangkalan atau markas, supaya unsur reaksi cepat bisa di laksanakan dengan tepat.

Kedepan tugas pasukan PPRC tidaklah mudah dan harus selalu di koordinasikan dengan cermat sesama tiga angkatan dan terus diasah kemampuannya supaya sempurna dengan latihan-latihan rutin, mengingat tugasnya yang diembannya dengan medan yang harus di covernya amatlah besar.




[sumber edisi koleksi Angkasa]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.