Senin, 30 April 2012

SDM Kurang, Produksi Senjata di Pindad Terlambat

BANDUNG, (PRLM).- Keterlambatan produksi senjata di PT Pindad (Persero) diakibatkan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang sedangkan order semakin melimpah. Perlu adanya perbaikan SDM dan upaya bersama untuk menjadi perusahaan kelas dunia.

Demikiam disampaikan Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik A. Soedarsono dalam acara Seminar Nasional Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia di Hotel Grand Aquila, Jalan Djundjunan Nomor 116, Bandung, Senin (30/4).

"Untuk menjadi perusahaan kelas dunia tidak bisa dilakukan oleh sendiri. Namun, membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dalam mewujudkannya," ujarnya.

Adik mengakui, di Amerika satu orang pekerja dapat menghasilkan 1.000.000 butir peluru per tahunnya. Selain itu, di Inggris dapat menghasilkan sebanyak 600.000 butir peluru per tahunnya, sedangkan di Indonesia satu orang pekerja hanya dapat menghasilkan 120.000 butir peluru per tahunnya.

Hal tersebut menunjukkan Indonesia sudah ketinggalan jauh dari negara lain. Menurutnya, PT Pindad perlu bekerja keras untuk bisa mewujudkan impiannya menuju perusahaan kelas dunia.

"Tak hanya SDM tetapi inovasi pun harus terus ditingkatkan dan dikembangkan karena teknologi yang begitu cepat berkembang," kata Adik.

Pakar pertahanan dan keamanan negara, Connie Rahakundini menambahkan, SDM yang kurang menunjukkan adanya kesalahan dalam memperlakukan SDM. Pada akhirnya SDM di Indonesia banyak yang lari ke luar negeri dan mengembangkan potensi mereka disana.

Mayor Jenderal TNI Muktiyanto dan Pengusaha Nasional Rahmat Gobel pun hadir sebagai pembicara dalam rangka peringatan ulang tahun PT Pindad yang ke-29. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, yang sebelumnya dipercaya sebagai pembicara tidak dapat menghadiri acara karena harus mengerjakan urusan negara. (CA-07/A-107)***
 

1 komentar:

  1. Dialam peninggalan ORBA masih ada orang2 yg takut thd ilmu pengetahuan, hasilnya antara lain para sarjana yg pandai lari keluar negeri dan tdk disadari bahwa alutsista modern memerlukan SDM tinggi serta yg sangat banyak. Mudah2 yg takut akan kepandaian sdh mulai berubah dg situasi kondisi TNI yg semrawut hasil binaan ORBA, utk menghadapi perang alutsista teknologi tinggi dan perlu diawaki seorang pemimpin militer SDM yg mumpuni.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.