Minggu, 15 Juli 2012

Panglima TNI: Indonesia-China barometer stabilitas kawasan

http://img.antaranews.com/new/2012/05/ori/2012053023.jpgPanglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (ANTARA)

kedua negara harus terus bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam menangani berbagai ancaman keamanan di dua kawasan tersebut

Jinan, China (ANTARA News) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan Indonesia dan China merupakan dua negara besar di Asia yang menjadi barometer stabilitas keamanan di Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

"Karenanya, sangat wajar jika Indonesia dan China, khususnya angkatan bersenjata kedua negara saling bekerja sama untuk membina dan menjaga stabilitas kawasan," katanya, dalam sambutan tertulis pada penutupan latihan bersama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat dan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China (PLA) di Jinan, Shandong, China Minggu.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Operasi Kasad Mayjen TNI Dedi Kusnandi Thamim, Panglima TNI mengatakan semangat kebersamaan dan persahabatan serta profesionalisme yang telah ditunjukkan selama latihan adalah modal bagi peningkatan kerja sama kemitraan antara Indonesia dan China, khususnya angkatan bersenjata kedua negara di masa datang.

"Hubungan dan kerja sama yang baik antara angkatan bersenjata kedua negara merupakan bagian dari kemitraan srategis yang disepakati kedua negara, untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas kedua pihak dalam memelihara perdamaian dan keamanan regional dan internasional," kata Agus Suhartono.

Ia menegaskan, Indonesia dan China merupakan dua negara yang menjadi barometer stabilitas kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik yang memiliki nilai dan posisi yang sangat strategis.

"Indonesia dan China, utamanya angkatan bersenjata kedua negara harus terus bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam menangani berbagai ancaman keamanan di dua kawasan tersebut, termasuk menghadapi ancaman terorisme, penanganan epidemi, kejahatan transnasional," katanya.

Panglima TNI menambahkan latihan bersama antiteror telah memberikan motivasi, inspirasi, dan pencerahan tentang aspek-aspek penanggulangan terorisme, termasuk yang terjadi di kawasan sesuai dengan perkembangan strategis yang ada.

Sementara itu Kepala Staf Kodam Jinan Letnan Jenderal Zhao Zhongqi mengatakan latihan bersama antara Kopassus dan Pasukan Khusus Angkatan Bersenjata China merupakan tonggak baru bagi hubungan kedua negara, khususnya angkatan bersenjata kedua pihak.

"Para peserta latihan bersama ini, tidak saja menjadi saksi mata makin kokohnya kemitraan strategis yang telah dijalankan kedua negara utamanya untuk bersama-sama membangun dan memelihara perdamaian dan keamanan regional dan internasional," katanya.

Zhongqi mengatakan latihan bersama itu meruakan salah satu bentuk reaksi dan antisipasi terhadap berbagai ancaman yang terjadi di kawasan dan internasional.

"Semua materi latihan diselesaikan secara baik dan lancar sesuai harapan, melalui saling percaya, saling berbagi pengalaman dan mempererat hubungan dan kerja sama dalam mengantisipasi berbagai ancaman yang terjadi," ujarnya.

Kopassus dan pasukan khusus China untuk kedua kalinya menggelar latihan bersama dengan sandi "Sharp Knife II/2012" di Pangkalan Latihan Terpadu di Kodam Jinan, Shandong, China sejak 3 Juli hingga 15 Juli 2012.

Masing-masing komando pasukan khusus mengerahkan 76 personelnya untuk melakukan latihan antiteror.(R018)

Sumber : Antara

 Latihan Bersama Militer

Kerja Sama Kopassus-PLA Jadi Barometer Keamanan Kawasan

http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/15/1920072620X310.jpgDokumentasi Penutupan latihan bersama Kopassus dan People's Liberation Army, China, di lapangan upacara Pangkalan Latihan Terpadu Kodam Jinan, Shandong, Minggu (15/7/2012)

SHANDONG, KOMPAS.com — Kerja sama TNI dan Pasukan Khusus China jadi barometer keamanan Asia-Pasifik. Indonesia dan China adalah dua negara yang menjadi barometer stabilitas kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

"Indonesia dan China memiliki nilai dan posisi yang sangat strategis dalam menangani ancaman di dua kawasan tersebut. TNI-PLA telah mendukung persahabatan dan mendorong kemitraan strategis dalam rangka membangun dan memelihara perdamaian serta keamanan regional," kata Asisten Operasi KSAD Mayjen Dedi Kusnadi, pada penutupan latihan bersama Kopassus dan People's Liberation Army (PLA) di Jinan, Shandong, China, Minggu (15/7/2012). Dedi didampingi Kepala Staf Kodam Jinan Letjen Zhao Zong Qi.

Latihan bersama selama 15 hari di Jinan diikuti oleh 144 personel Kopassus dan PLA serta personel pendukung lainnya.

Dedi mengatakan, semangat kebersamaan dan persahabatan serta profesionalisme adalah modal bagi peningkatan kerja sama antara Indonesia-China di masa yang akan datang.

Latihan yang dilaksanakan itu merupakan jawaban keinginan Indonesia dan China dalam mewujudkan kemitraan strategis guna memainkan peran angkatan bersenjata dalam melawan ancaman keamanan terorisme, serta hal-hal lain terkait kontra-terorisme, penanganan epidemi, pencegahan bencana dan memerangi kejahatan transnasional, yang telah diidentifikasi sebagai tindakan-tindakan di mana negara-negara perlu untuk mengatasi hal tersebut secara bersama-sama.

Latihan Bersama Antiteror TNI dan PLA tahun 2012 telah memberi motivasi, inspirasi, tips, dan pencerahan mengenai aspek-aspek penanggulangan ancaman terorisme, termasuk perubahan yang terjadi di lingkungan kawasan serta memberi kata kunci bagi keberhasilan pelaksanaan tugas ke depan.

Pada kesempatan yang sama, Letjen Zhao Zong Qi menambahkan bahwa latihan bersama ini bukan hanya keputusan strategis yang dicapai pemimpin kedua negara dan kedua angkatan bersenjata, melainkan juga suatu tindakan konkret untuk memperkokoh, memperdalam hubungan strategis antara kedua negara sehingga menjadi tonggak baru dalam pergaulan dan kerja sama antara kedua angkatan bersenjata.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.