Jumat, 31 Agustus 2012

Penembakan Solo

 Pos Polisi Ditembak di Solo, Satu Anggota Luka

Pos Polisi Ditembak di Solo, Satu Anggota Luka
Kasus penembakan terjadi di Solo tepat saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke-76 RI, Jumat (17/8/2012), dinihari. Penembak misterius menembaki Pos Pengamanan (Pospam) 05 Serengan, Solo.

Solo - Penjahat berpistol kembali beraksi menyerang pos polisi di Solo, Jawa Tengah. Kali ini dua orang yang belum diketahui identitasnya menyerang pos polisi di Singosaren Plasa, Serengan, Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB.

Satu dari dua orang yang naik sepeda motor itu turun dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singosaren. Menurut sumber Tribunnews.com, anggota Polsekta Serengan itu terluka di bagian dada.

Setelah menembak Bripka Dwi Data, dua pria tersebut memicu motor ke arah barat. Adapun Widata segera dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Solo.

Saat ini perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di seputar perempatan.

 Anggota Polisi Tewas Ditembak Penjahat Bermotor di Solo

Anggota Polisi Tewas Ditembak Penjahat Bermotor di SoloPelaku penembakan di Pospol Solo tertangkap kamera CCTV

Aksi penembakan oleh penjahat berpistol ke arah Pos Polisi Singosaren Plasa, Serengan, Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB, mengakibatkan korban jiwa.

Korban Bripka Dwi Data yang terkena tembakan di bagian dada dikabarkan meninggal dunia. Saat kejadian korban berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singsosaren. Sumber Tribun Jogja, menyebutkan jenazah korban berada di RS PKU Muhammadiyah Solo.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang pelaku penembakan datang menggunakan sepeda motor. Kemudian salah seorang pelaku menembakan pistol ke arah pos polisi tersebut. Usai beraksi pelaku kemudian kabur. Sesaat setelah kejadian, perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di lokasi.

 Pelaku Tembak Lima Kali ke Arah Polisi dan Warga

Belum usai kasus penembakan di Pospam Gemblekan pada Jumat (17/8/2012) lalu, kasus penembakan kembali terjadi di Solo. Kali ini pos polisi yang terletak di plasa Singosaren ditembaki oleh dua orang misterius yang menaiki sepeda motor.

Sejumlah saksi mata menyebutkan, pelaku penembakan mengendarai motor bebek Honda Supra. Total, pelaku memuntahkan peluru dari senjata api yang dibawa sebanyak lima kali.

"Saat tiba di depan pos polisi, saya dengar suara tembakan tiga kali. Lalu saat kabur, pelaku menembakkan lagi dua kali. Jadi total ada lima tembakan," kata Helmi, tukang parkir di sekitar lokasi kejadian, Kamis (30/8/2012) malam.

Menurut Helmi, salah satu tembakan yang diarahkan ke pos mengenai seorang polisi yang saat itu sedang berjaga. Sedangkan dua tembakan berikutnya diarahkan ke masyarakat yang mencoba mengejar pelaku.

"Pelaku kabur ke arah barat (jalan Dr Radjiman). Masyarakat yang mengejar ketakutan karena ditembak pelaku," kata Helmi lagi. Polisi yang bernama Bripka Dwi Data tersebut kemudian dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah.

 Mabes Polri: Pelaku Penembakan di Solo Berbadan Kecil

Pelaku Tembak Lima Kali ke Arah Polisi dan Warga
Jakarta - Penembak anggota polisi yang berjaga di pos polisi Singosaren Plasa, Serengan, Solo Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB memiliki ciri-ciri berbadan kecil.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar membenarkan adanya penembakan di Pos Polisi Singosaren yang berlokasi di Jalan Rajiman Serengan terhadap anggota Polri menjadi korban.

Akibatnya Bripka Dwi Data mengalami empat luka tembak di dada dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit.

"Ciri-ciri pelaku dua orang , badan kecil menggunakan sepeda motor Smash Hitam," ucap Anang kepada wartawan, Kamis (30/8/2012).

Dalam kejadian, satu dari dua orang yang naik sepeda motor tersebut turun dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singosaren. Setelah menembak Dwi Data, dua pria tersebut memicu motor ke arah barat.

 Jenazah Diotopsi di RSUD Dr Moewardi

Solo - Jenazah almarhum Bripka Dwi Data, polisi korban penembakan, diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikilegal RSUD dr Moewardi Solo, Jateng, Kamis (30/8/2012) malam.

Istri korban bersama dua dari tiga anaknya tampak menunggu di luar ruangan. Belum diperoleh konfirmasi resmi tentang luka yang diderita Dwi Data, yang menyebabkan dia meninggal setelah ditembak orang yang belum diketahui identitasnya.

Namun, sumber Tribun menyebutkan, peluru mengenai bagian dada dan perut Dwi Data, anggota Polsekta Serengan yang juga warga Perumahan Ngringo Indah, Palur, Karanganyar.

Anak bungsu korban, Hani Tri Prajaguta, mengaku sempat bertemu sang ayah, sekitar 30 menit sebelum aksi penembakan.

"Tadi saya main ke Singosaren Plasa, ketemu bapak meskipun tidak mengobrol," ujarnya.

Hani menambahkan, sekitar pukul 20.30 WIB, ia melihat ayahnya keluar dari pos polisi Singosaren. Beberapa saat kemudian ia meninggalkan Singosaren.

"Setelah itu saya dikabari kalau bapak meninggal," imbuhnya.

Sementara, Ny Dwi Data menjelaskan, suaminya mendapat jatah tugas piket malam, dan belum lama meninggalkan rumah di Perumahan Ngringo Indah, Palur, Karanganyar.

"Tadi berangkat sekitar jam delapan malam," ungkap Ny Dwi Data sambil menangis. (*)

 Bripka Dwi Data Meninggal dengan Empat Luka Tembak

Aipda Widata Meninggal dengan Empat Luka Tembak
Ilustrasi
Bripka Dwi Data yang menjadi korban penembakan di Pos Polisi Serengan, Jalan Rajiman Serengan, Kamis (30/8/2012), meninggal dunia setelah dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Solo.

"Korban mengalami empat luka tembak di bagian dada, dan langsung dilarikan ke RS PKU Surakarta, sekarang meninggal dunia," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anang Iskandar kepada wartawan.

Diberitakan sebelumnya, dua pelaku penembakan datang menggunakan sepeda motor. Kemudian, salah satu pelaku menembak pistol ke arah pos polisi.

Usai beraksi, pelaku kemudian kabur. Sesaat setelah kejadian, perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di lokasi. (*)

 Pelaku Penembakan Pakai Pistol Perak

Sejumlah saksi mata menyebutkan, pelaku penembakan di Pos Polisi Plasa Singosaren menggunakan pistol. Pistol berwarna perak dan disembunyikan di balik baju.

"Saya melihat jelas, pelaku memakai pistol warna silver. Saya melihat pistol itu dikeluarkan dari balik baju, saat pelaku mencoba mengusir warga yang mengejar dengan tembakan peringatan," kata Helmi, tukang parkir yang saat itu bertugas di dekat lokasi, Kamis (30/8/2012).

Menurut Helmi, kala itu pelaku yang berboncengan naik sepeda motor bebek, datang dari arah timur ke barat, di Jalan Dr Radjiman.

Saat tiba di depan pos polisi yang terletak di sebelah timur pojok selatan, pelaku yang membonceng turun dari sepeda motor.

"Pembonceng lalu turun dari motor dan mendekat ke pos polisi. Dari jarak dekat, pelaku menembak sebanyak tiga kali," tutur pria yang telinganya ditindik.

Sementara si pengendara sepeda motor menunggu temannya yang melakukan eksekusi di tengah jalan. Di dalam pos, terdapat satu polisi yang sedang berjaga.

Helmi melanjutkan, suara tembakan yang keras membuat warga sekitar kaget. Saat itu, sekitar pukul 21.00 WIB, suasana di sekitar lokasi masih cukup ramai, meski sebagian toko sudah tutup.

"Warga yang berada di sekitar lokasi kaget dan langsung mencoba mengejar pelaku," paparnya.

Usai melancarkan aksinya, pelaku langsung kabur ke arah barat. Warga sekitar terus mencoba mengejar pelaku yang tancap gas.

Saat kabur sekitar 100 meter, pelaku kembali mengeluarkan tembakan ke udara sebanyak dua kali, untuk mengusir warga yang mengejar.

"Warga langsung tiarap semua dan berhenti mengejar. Tapi, saya lihat ada seorang warga yang mencoba mengejar naik motor Yamaha Vixion," ungkapnya. (*)

 Mabes Polri: Penembakan di Solo Terorganisir

Mabes Polri: Penembakan di Solo TerorganisirJakarta - Melihat rentetan aksi penembakan di Solo, Mabes Polri memandang bahwa hal tersebut bukan aksi kejahatan biasa tetapi terorganisir.

"Kategori pelaku bukan kejahatan yang biasa ini terorganisir dan kategori perbuatan teror. Ini bukan kejahatan konvensional, ini sudah mengarah didefinisikan perbuatan teror," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2012).

Menurut Boy bila melihat dari target penembakan, patut diduga ada kelompok yang ingin menganiaya petugas dan menjadikan anggota polisi sebagai target. Tentu kejadian serupa pernah terjadi seperti di Purworejo, Cirebon, Medan, Palu, peristiwa-peristiwa tersebut merupakan gambaran yang dilakukan kelompok resisten selama ini kepada aparat kepolisian.

"(Mereka) ingin menimbukan keresahan, targetnya juga petugas. Pasti ada sesuatu yang khusus yang harus didalami lebih lanjut," ungkap Boy.

 Polisi Belum Lihat Keterkaitan Teror Solo dengan Politik

Polisi Belum Lihat Keterkaitan Teror Solo dengan PolitikBanyak orang beranggapan sejumlah aksi teror yang terjadi di Solo berkaitan erat dengan majunya walikota Solo Joko Widodo dalam Pilkada DKI Jakarta yang kini akan memasuki putaran ke dua.

Tapi kepolisian belum melihat ada kaitan aksi teror tersebut dengan Pilkada DKI Jakarta, meskipun saat ini suhu politik di ibu kota mulai terasa.

"Sejauh ini kita belum melihat berkaitan dengan masalah-masalah politik," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2012).

Menuru Boy, kepolisian harus proporsional melihat suatu pristiwa yang ada saat ini, pihaknya tidak ingin terjebak pada pemikiran yang tidak dilandaskan fakta. "Ini kejahatan yg bisa dikategorikan sebagai perbuatan teror," ujar Boy.

Saat ini Mabes Polri sudah menurunkan tim bekerjasama denga Polda Jawa Tengah dan Polresta Solo untuk secepatnya mengungkap pelaku teror di Solo supaya diketahui motif yang sebenarnya.

"Ada waktu yang diperlukan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa seperti ini. Kecuali kalau tertangkap tangan," ujar Boy.

Peristiwa penembakan di Solo bukan kali pertama. Sebelumnya menjelang lebaran Solo dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut. Peristiwa pertama, Jumat (17/8/2012) dini hari terjadi aksi tembakan membabi buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat (OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut dua polisi mengalami luka tembak.

Kemudian pada Sabtu (18/8/2012) pukul 23.32 WIB terjadi pelemparan granat terhadap Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo. Aksi teror tersebut dilakukan dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal Sudirman, Solo.

Belum juga terungkap dua kasus teror tersebut, Kamis (30/8/2012) malam sekitar pukul 21.00 WIB kembali terjadi aksi penembakan terhadap anggota kepolisian yang sedang berjaga di Pos Polisi Singosaren akibat satu anggota polisi terluka dan satu tewas akibat diterjang peluru pelaku penembakan.

 Baku Tembak Solo, Polisi Tutupi Ceceran Darah

Ilustrasi Densus 88
Solo - Ratusan warga menyemut di sekitar Jalan Veteran sebelah selatan Lotte Mart Solo, Tipes, Serengan, Jumat, (31/08/2012) malam. Sejumlah petugas juga tampak menutupi ceceran darah yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Pantauan Tribun Jogja (grup Tribunnews.com), warga penasaran dengan kabar yang beredar melalui pesan singkat, Blackberry Messanger, maupun telepon mengenai kejadian penembakan di lokasi perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut.

Seorang warga, Lenny (35) mengaku penasaran ingin melihat ke lokasi setelah mendengar kabar dari seorang temannya melalui telepon. Sesampainya di lokasi, sudah ada ratusan warga yang menyemut dan ingin menyaksikan proses olah TKP oleh pihak kepolisian dari jarak dekat.

 Lokasi Penyergapan Densus 88 di Tipes jadi Tontonan

Ratusan warga berkerumun di sekitar Jalan Veteran sebelah selatan Lotte Mart Solo, Tipes, Serengan, Jumat (31/08/2012) malam. Mereka penasaran kabar yang beredar melalui pesan singkat, Blackberry Messanger, maupun telepon mengenai kejadian penembakan di lokasi perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut.

Seorang warga, Lenny (35) mengaku penasaran ingin melihat ke lokasi setelah mendengar kabar dari seorang temannya melalui telepon. Sesampainya di lokasi, sudah ada ratusan warga yang menyemut dan ingin menyaksikan proses olah TKP oleh pihak kepolisian dari jarak dekat.

"Katanya tadi ada penembakan di Tipes, dekat Lotte Mart. Katanya sih Densus 88," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, belasan anggota kepolisian masih melakukan olah TKP. Polisi dengan menggunakan senter menelusur sepanjang jalan nampak mencari sesuatu.

Sementara beberapa petugas lain menutup ceceran darah di aspal dengan menggunakan kain berwarna putih. Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian, hingga berita ini diturunkan.(*)

 1 Anggota Densus 88 Dikabarkan Tewas Tertembak Di Solo

Anggota Densus 88 dikabarkan juga menjadi korban tewas pada pengerebekan teroris di di Jalan Veteran, di sebelah Hipermarket Lotte Mart, Tipes, Solo. Sedangkan dari pihak teroris, diduga satu orang tewas dan satu orang lainnya tertembak.

Sumber Tribunnews.com menjelaskan, salah satu anggota Densus 88 Bripda S dikabarkan tertembak di bagian perutnya. Saat dibawa ke rumah sakit, nyawa Bripda S tidak tertolong. Sedangkan dari dua teroris yang ditembak, satu orang diantaranya dipastikan tewas. Sedangkan satu orang lainnya tertembak.

Kejadian penembakan di Desa Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Veteran, di sebelah Hipermarket Lotte Mart. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.

Warga setempat, Sri Sumiati (46), mengaku mendengar suara tembakan tiga kali. "Saya pikir itu suara petasan. Setelah itu ada rame-rame, lalu saya keluar," katanya.

Warga lain yang tidak mau disebut namanya, mengaku melihat ada satu orang terjatuh, setelah suara letusan tembakan. Setelah itu ada beberapa orang yang datang mengangkat korban.

 Terdengar 15 Kali Tembakan saat Pengerebekan Teroris di Solo

Dua Terduga Teroris dan Satu Polisi Dikabarkan Tewas
Ilustrasi Densus 88
Seorang warga Tipes, Serengan, Solo, Agam Drajad (31), mengaku mendengar sekitar 15 suara tembakan beruntun saat terjadi penyergapan oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Sebelah Selatan Lotte Mart, Jumat, (31/08/2012).

"Saya dengar sekitar 15 belas tembakan. Ada dua kali suara tembakan beruntun saya dengar," katanya saat ditemui Tribun Jogja di lokasi kejadian.

Saat itu, sekitar pukul 21.30 WIB, setelah menjemput istrinya pulang kerja di kawasan Tipes, dirinya dikejutkan dengan suara tembakan beruntun tersebut.

"Saya bisa membedakan. Itu jelas suara tembakan, bukan suara petasan," katanya. Dirinya sontak langsung menuju asal suara yang hanya sekitar 300 meter dari rumahnya.

Saat menjemput istrinya, Agam sempat melintas di Bundaran Tugu Pahlawan Tipes dan melihat sejumlah petugas kepolisian memblokade jalan. Bundaran tipes tersebut berjarak sekitar 1 Kilometer di sebelah timur TKP.

"Saya lihat beberapa petugas berjaga di bundaran. Nampaknya polisi sudah mengepung (sasaran)," jelasnya.

Selang beberapa saat setelah dirinya tiba di rumah, suara letusan tembakan beruntun tersebut terdengar.

"Yang pertama tembakan beruntun sebanyak sembilan kali. Kemudian sempat berhenti sekitar 30 detik, kemudian terdengar lagi tembakan sekitar enam kali. Tembakannya beruntun," urainya.

Akibat penembakan ini, dua terduga teroris tewas dan satu anggota Densus tewas tertembak.

 Dua Terduga Teroris dan Satu Polisi Dikabarkan Tewas

Klaten - Satu anggota Densus 88 dikabarkan meninggal dunia, dalam baku tembak dengan terduga teroris di wilayah Tipes, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012).

Anggota Densus 88 yang dikabarkan meninggal berinisial Bripda S. Dalam baku tembak itu, dua orang diduga teroris juga dikabarkan meninggal.

Sehingga, total yang meninggal dunia dalam peristiwa ini ada tiga orang. Meski begitu, belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian soal informasi yang beredar ini. (*)

 Anggota Densus 88 yang Tewas Bernama Bripda Suherman

Solo - Satu anggota polisi yakni Bripda Suherman tewas tertembak saat menggerebek terduga teroris di kawasan Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8/2012) malam.

Bripda Suherman tertembak di bagian perut. Sumber Tribunnews.com menjelaskan, Bripda Suherman sempat dibawa menuju rumah sakit. Sayang, diperjalanan nyawanya tidak tertolong.

Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menjelaskan, Kapolri Jend Timur Pradopo sudah melaporkan ke Presiden SBY terkait pengerebekan teroris di Solo.

"Dilaporkan 2 anggota teroris tewas, 1 orang berhasil diamankan. sedangkan dari densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda Suherman," ungkap ujar Julian.

Sedangkan dari pihak teroris, dua orang tewas tertembak di lokasi kejadian.

Seorang warga Tipes, Serengan, Solo, Agam Drajad (31), mengaku mendengar sekitar 15 suara tembakan beruntun saat terjadi penyergapan oleh Densus 88.

"Saya dengar sekitar 15 belas tembakan. Ada dua kali suara tembakan beruntun saya dengar," katanya saat ditemui Tribun Jogja di lokasi kejadian.

Saat itu, sekitar pukul 21.30 WIB, setelah menjemput istrinya pulang kerja di kawasan Tipes, dirinya dikejutkan dengan suara tembakan beruntun tersebut.

"Saya bisa membedakan. Itu jelas suara tembakan, bukan suara petasan," katanya. Dirinya sontak langsung menuju asal suara yang hanya sekitar 300 meter dari rumahnya.

 Istana: 2 Teroris Solo Tewas dan 1 Densus 88 Tewas

Jakarta -- Kapolri Jend Timur Pradopo telah melaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa sedang berlangsung tindak penyergapan terhadap sekelompok teroris di Solo. Dijelaskan kepada SBY, TKP berada  di dekat sebuah mini market di Ngruki, Solo Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam.

"Mereka adalah pelaku teror penembakan di Solo pada tanggal 17, 18 dan yang kemarin (30 Agustus) itu. Mereka berhasil diidentifikasi dan dikejar habis-habisan oleh Polri," ungkap Juru bicara Julian A Pasha, saat dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Jumat (31/8/2012).

Penyergapan tersebut dilakukan Densus 88.  Saat penyergapan dilaporkan terjadi tembak-menembak karena kelompok teroris tersebut melakukan pelawanan dengan senjata api.

"Dilaporkan 2 anggota teroris tewas, 1 orang berhasil diamankan. sedangkan dari Densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda Suherman," ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sekarang lokasi sedang diamankan dan disisir sebab diduga ada bahan peledak.

Terhadap laporan ini, imbuh dia, presiden perintahkan kapolri agar besok pagi-pagi sekali turun langsung ke TKP dan melaporkan hasilnya langsung.

"Hampir pasti kelompok ini ada kaitannya dengan jaringan teroris. sebab meski tak banyak teroris yang disergap ini, tapi tidak mungkin mereka kerja sendiri. pasti di belakangnya ada jaringan yang lebih besar. harus dikupas habis," terangnya.

 Teroris yang Tewas di Solo Bernama Farhan

Solo - Dua orang teroris dan satu anggota Densus 88. Satu terduga teroris yang tewas bernama Farhan. Satu teroris lainnya belum diketahui identitasnya. Sedangkan satu anggota Densus 88 yang tewas bernama Bripda Suherman.

"Iya benar, yang tewas dia (Farhan)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar saat dihubungi wartawan, Jumat (31/8/2012) malam.

Dalam laporannya kepada Presiden SBY, Kapolri Jend Timur Pradopo juga menjelaskan ada dua teroris dan satu anggota Densus 88 yang tewas.

Dijelaskan Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, anggota Densus 88 yang tewas bernama Bripda Suherman.

Farhan diduga orang yang pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Ia juga pernah berlatih senjata di Sulawesi.

Farhan diduga kembali ke Indonesia sejak Juni 2012 lalu. Ia memiliki kemampuan menggunakan senjata laras pendek dan senjata laras panjang yang  baik. Diduga, Farhan adalah eksekutor pada penembakan di Pos Polisi di Mal Singosaren, Solo yang menewaskan Bripka Dwi Data pada 30 Agustus 2012.

(Tribunnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.