Pos Polisi Ditembak di Solo, Satu Anggota Luka
Kasus penembakan terjadi di Solo tepat saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke-76 RI, Jumat (17/8/2012), dinihari. Penembak misterius menembaki Pos Pengamanan (Pospam) 05 Serengan, Solo.
Solo - Penjahat berpistol kembali beraksi menyerang pos polisi di Solo, Jawa Tengah. Kali ini dua orang yang belum diketahui identitasnya menyerang pos polisi di Singosaren Plasa, Serengan, Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB.
Satu dari dua orang yang naik sepeda motor itu turun dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singosaren. Menurut sumber Tribunnews.com, anggota Polsekta Serengan itu terluka di bagian dada.
Satu dari dua orang yang naik sepeda motor itu turun dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singosaren. Menurut sumber Tribunnews.com, anggota Polsekta Serengan itu terluka di bagian dada.
Setelah menembak Bripka Dwi Data, dua pria tersebut memicu motor ke arah barat. Adapun Widata segera dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Solo.
Saat ini perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di seputar perempatan.
Saat ini perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di seputar perempatan.
Anggota Polisi Tewas Ditembak Penjahat Bermotor di Solo
Aksi penembakan oleh penjahat berpistol ke arah Pos Polisi Singosaren
Plasa, Serengan, Kamis (30/8/2012) sekitar pukul 21.00 WIB,
mengakibatkan korban jiwa.
Korban Bripka Dwi Data yang terkena
tembakan di bagian dada dikabarkan meninggal dunia. Saat kejadian korban
berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singsosaren. Sumber Tribun Jogja, menyebutkan jenazah korban berada di RS PKU Muhammadiyah Solo.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang pelaku penembakan datang menggunakan sepeda motor. Kemudian salah seorang pelaku menembakan pistol ke arah pos polisi tersebut. Usai beraksi pelaku kemudian kabur. Sesaat setelah kejadian, perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di lokasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang pelaku penembakan datang menggunakan sepeda motor. Kemudian salah seorang pelaku menembakan pistol ke arah pos polisi tersebut. Usai beraksi pelaku kemudian kabur. Sesaat setelah kejadian, perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di lokasi.
Pelaku Tembak Lima Kali ke Arah Polisi dan Warga
Belum usai kasus penembakan di Pospam Gemblekan pada Jumat
(17/8/2012) lalu, kasus penembakan kembali terjadi di Solo. Kali ini pos
polisi yang terletak di plasa Singosaren ditembaki oleh dua orang
misterius yang menaiki sepeda motor.
Sejumlah saksi mata menyebutkan, pelaku penembakan mengendarai motor bebek Honda Supra. Total, pelaku memuntahkan peluru dari senjata api yang dibawa sebanyak lima kali.
"Saat tiba di depan pos polisi, saya dengar suara tembakan tiga kali. Lalu saat kabur, pelaku menembakkan lagi dua kali. Jadi total ada lima tembakan," kata Helmi, tukang parkir di sekitar lokasi kejadian, Kamis (30/8/2012) malam.
Menurut Helmi, salah satu tembakan yang diarahkan ke pos mengenai seorang polisi yang saat itu sedang berjaga. Sedangkan dua tembakan berikutnya diarahkan ke masyarakat yang mencoba mengejar pelaku.
"Pelaku kabur ke arah barat (jalan Dr Radjiman). Masyarakat yang mengejar ketakutan karena ditembak pelaku," kata Helmi lagi. Polisi yang bernama Bripka Dwi Data tersebut kemudian dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah.
Sejumlah saksi mata menyebutkan, pelaku penembakan mengendarai motor bebek Honda Supra. Total, pelaku memuntahkan peluru dari senjata api yang dibawa sebanyak lima kali.
"Saat tiba di depan pos polisi, saya dengar suara tembakan tiga kali. Lalu saat kabur, pelaku menembakkan lagi dua kali. Jadi total ada lima tembakan," kata Helmi, tukang parkir di sekitar lokasi kejadian, Kamis (30/8/2012) malam.
Menurut Helmi, salah satu tembakan yang diarahkan ke pos mengenai seorang polisi yang saat itu sedang berjaga. Sedangkan dua tembakan berikutnya diarahkan ke masyarakat yang mencoba mengejar pelaku.
"Pelaku kabur ke arah barat (jalan Dr Radjiman). Masyarakat yang mengejar ketakutan karena ditembak pelaku," kata Helmi lagi. Polisi yang bernama Bripka Dwi Data tersebut kemudian dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah.
Mabes Polri: Pelaku Penembakan di Solo Berbadan Kecil
Jakarta - Penembak anggota polisi yang berjaga di
pos polisi Singosaren Plasa, Serengan, Solo Kamis (30/8/2012) sekitar
pukul 21.00 WIB memiliki ciri-ciri berbadan kecil.
Kepala Divisi
Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar membenarkan adanya penembakan di
Pos Polisi Singosaren yang berlokasi di Jalan Rajiman Serengan terhadap
anggota Polri menjadi korban.
Akibatnya Bripka Dwi Data mengalami empat luka tembak di dada dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit.
"Ciri-ciri pelaku dua orang , badan kecil menggunakan sepeda motor Smash Hitam," ucap Anang kepada wartawan, Kamis (30/8/2012).
Dalam kejadian, satu dari dua orang yang naik sepeda motor tersebut turun dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singosaren. Setelah menembak Dwi Data, dua pria tersebut memicu motor ke arah barat.
Akibatnya Bripka Dwi Data mengalami empat luka tembak di dada dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit.
"Ciri-ciri pelaku dua orang , badan kecil menggunakan sepeda motor Smash Hitam," ucap Anang kepada wartawan, Kamis (30/8/2012).
Dalam kejadian, satu dari dua orang yang naik sepeda motor tersebut turun dari motor kemudian menembak Bripka Dwi Data yang sedang berada dalam pos yang berada di pojok perempatan Singosaren. Setelah menembak Dwi Data, dua pria tersebut memicu motor ke arah barat.
Jenazah Diotopsi di RSUD Dr Moewardi
Solo - Jenazah almarhum Bripka Dwi Data, polisi korban penembakan, diotopsi di
Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikilegal RSUD dr Moewardi Solo,
Jateng, Kamis (30/8/2012) malam.
Istri korban bersama dua dari
tiga anaknya tampak menunggu di luar ruangan. Belum diperoleh konfirmasi
resmi tentang luka yang diderita Dwi Data, yang menyebabkan dia meninggal
setelah ditembak orang yang belum diketahui identitasnya.
Namun, sumber Tribun menyebutkan, peluru mengenai bagian dada dan perut Dwi Data, anggota Polsekta Serengan yang juga warga Perumahan Ngringo Indah, Palur, Karanganyar.
Anak bungsu korban, Hani Tri Prajaguta, mengaku sempat bertemu sang ayah, sekitar 30 menit sebelum aksi penembakan.
"Tadi saya main ke Singosaren Plasa, ketemu bapak meskipun tidak mengobrol," ujarnya.
Hani menambahkan, sekitar pukul 20.30 WIB, ia melihat ayahnya keluar dari pos polisi Singosaren. Beberapa saat kemudian ia meninggalkan Singosaren.
"Setelah itu saya dikabari kalau bapak meninggal," imbuhnya.
Sementara, Ny Dwi Data menjelaskan, suaminya mendapat jatah tugas piket malam, dan belum lama meninggalkan rumah di Perumahan Ngringo Indah, Palur, Karanganyar.
"Tadi berangkat sekitar jam delapan malam," ungkap Ny Dwi Data sambil menangis. (*)
Namun, sumber Tribun menyebutkan, peluru mengenai bagian dada dan perut Dwi Data, anggota Polsekta Serengan yang juga warga Perumahan Ngringo Indah, Palur, Karanganyar.
Anak bungsu korban, Hani Tri Prajaguta, mengaku sempat bertemu sang ayah, sekitar 30 menit sebelum aksi penembakan.
"Tadi saya main ke Singosaren Plasa, ketemu bapak meskipun tidak mengobrol," ujarnya.
Hani menambahkan, sekitar pukul 20.30 WIB, ia melihat ayahnya keluar dari pos polisi Singosaren. Beberapa saat kemudian ia meninggalkan Singosaren.
"Setelah itu saya dikabari kalau bapak meninggal," imbuhnya.
Sementara, Ny Dwi Data menjelaskan, suaminya mendapat jatah tugas piket malam, dan belum lama meninggalkan rumah di Perumahan Ngringo Indah, Palur, Karanganyar.
"Tadi berangkat sekitar jam delapan malam," ungkap Ny Dwi Data sambil menangis. (*)
Bripka Dwi Data Meninggal dengan Empat Luka Tembak
Ilustrasi |
"Korban mengalami empat
luka tembak di bagian dada, dan langsung dilarikan ke RS PKU Surakarta,
sekarang meninggal dunia," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anang
Iskandar kepada wartawan.
Diberitakan sebelumnya, dua pelaku penembakan datang menggunakan sepeda motor. Kemudian, salah satu pelaku menembak pistol ke arah pos polisi.
Usai beraksi, pelaku kemudian kabur. Sesaat setelah kejadian, perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di lokasi. (*)
Diberitakan sebelumnya, dua pelaku penembakan datang menggunakan sepeda motor. Kemudian, salah satu pelaku menembak pistol ke arah pos polisi.
Usai beraksi, pelaku kemudian kabur. Sesaat setelah kejadian, perempatan Singosaren ditutup oleh polisi. Ratusan warga bergerombol di lokasi. (*)
Pelaku Penembakan Pakai Pistol Perak
Sejumlah saksi mata menyebutkan, pelaku penembakan di Pos Polisi
Plasa Singosaren menggunakan pistol. Pistol berwarna perak dan
disembunyikan di balik baju.
"Saya melihat jelas, pelaku memakai
pistol warna silver. Saya melihat pistol itu dikeluarkan dari balik
baju, saat pelaku mencoba mengusir warga yang mengejar dengan tembakan
peringatan," kata Helmi, tukang parkir yang saat itu bertugas di dekat
lokasi, Kamis (30/8/2012).
Menurut Helmi, kala itu pelaku yang berboncengan naik sepeda motor bebek, datang dari arah timur ke barat, di Jalan Dr Radjiman.
Saat tiba di depan pos polisi yang terletak di sebelah timur pojok selatan, pelaku yang membonceng turun dari sepeda motor.
"Pembonceng lalu turun dari motor dan mendekat ke pos polisi. Dari jarak dekat, pelaku menembak sebanyak tiga kali," tutur pria yang telinganya ditindik.
Sementara si pengendara sepeda motor menunggu temannya yang melakukan eksekusi di tengah jalan. Di dalam pos, terdapat satu polisi yang sedang berjaga.
Helmi melanjutkan, suara tembakan yang keras membuat warga sekitar kaget. Saat itu, sekitar pukul 21.00 WIB, suasana di sekitar lokasi masih cukup ramai, meski sebagian toko sudah tutup.
Menurut Helmi, kala itu pelaku yang berboncengan naik sepeda motor bebek, datang dari arah timur ke barat, di Jalan Dr Radjiman.
Saat tiba di depan pos polisi yang terletak di sebelah timur pojok selatan, pelaku yang membonceng turun dari sepeda motor.
"Pembonceng lalu turun dari motor dan mendekat ke pos polisi. Dari jarak dekat, pelaku menembak sebanyak tiga kali," tutur pria yang telinganya ditindik.
Sementara si pengendara sepeda motor menunggu temannya yang melakukan eksekusi di tengah jalan. Di dalam pos, terdapat satu polisi yang sedang berjaga.
Helmi melanjutkan, suara tembakan yang keras membuat warga sekitar kaget. Saat itu, sekitar pukul 21.00 WIB, suasana di sekitar lokasi masih cukup ramai, meski sebagian toko sudah tutup.
"Warga yang berada di sekitar lokasi kaget dan langsung mencoba mengejar pelaku," paparnya.
Usai melancarkan aksinya, pelaku langsung kabur ke arah barat. Warga sekitar terus mencoba mengejar pelaku yang tancap gas.
Saat
kabur sekitar 100 meter, pelaku kembali mengeluarkan tembakan ke udara
sebanyak dua kali, untuk mengusir warga yang mengejar.
"Warga
langsung tiarap semua dan berhenti mengejar. Tapi, saya lihat ada
seorang warga yang mencoba mengejar naik motor Yamaha Vixion,"
ungkapnya. (*)
Mabes Polri: Penembakan di Solo Terorganisir
Jakarta - Melihat rentetan aksi penembakan di Solo,
Mabes Polri memandang bahwa hal tersebut bukan aksi kejahatan biasa
tetapi terorganisir.
"Kategori pelaku bukan kejahatan yang biasa ini terorganisir dan kategori perbuatan teror. Ini bukan kejahatan konvensional, ini sudah mengarah didefinisikan perbuatan teror," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2012).
Menurut Boy bila melihat dari target penembakan, patut diduga ada kelompok yang ingin menganiaya petugas dan menjadikan anggota polisi sebagai target. Tentu kejadian serupa pernah terjadi seperti di Purworejo, Cirebon, Medan, Palu, peristiwa-peristiwa tersebut merupakan gambaran yang dilakukan kelompok resisten selama ini kepada aparat kepolisian.
"(Mereka) ingin menimbukan keresahan, targetnya juga petugas. Pasti ada sesuatu yang khusus yang harus didalami lebih lanjut," ungkap Boy.
"Sejauh ini kita belum melihat berkaitan dengan masalah-masalah politik," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2012).
Menuru Boy, kepolisian harus proporsional melihat suatu pristiwa yang ada saat ini, pihaknya tidak ingin terjebak pada pemikiran yang tidak dilandaskan fakta. "Ini kejahatan yg bisa dikategorikan sebagai perbuatan teror," ujar Boy.
Saat ini Mabes Polri sudah menurunkan tim bekerjasama denga Polda Jawa Tengah dan Polresta Solo untuk secepatnya mengungkap pelaku teror di Solo supaya diketahui motif yang sebenarnya.
"Ada waktu yang diperlukan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa seperti ini. Kecuali kalau tertangkap tangan," ujar Boy.
Solo -
Ratusan warga menyemut di sekitar Jalan Veteran sebelah selatan Lotte
Mart Solo, Tipes, Serengan, Jumat, (31/08/2012) malam. Sejumlah petugas
juga tampak menutupi ceceran darah yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Pantauan Tribun Jogja (grup Tribunnews.com), warga penasaran dengan kabar yang beredar melalui pesan singkat, Blackberry Messanger, maupun telepon mengenai kejadian penembakan di lokasi perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut.
Seorang warga, Lenny (35) mengaku penasaran ingin melihat ke lokasi setelah mendengar kabar dari seorang temannya melalui telepon. Sesampainya di lokasi, sudah ada ratusan warga yang menyemut dan ingin menyaksikan proses olah TKP oleh pihak kepolisian dari jarak dekat.
Sementara beberapa petugas lain menutup ceceran darah di aspal dengan menggunakan kain berwarna putih. Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian, hingga berita ini diturunkan.(*)
Klaten - Satu anggota Densus 88 dikabarkan meninggal dunia, dalam baku tembak dengan terduga teroris di wilayah Tipes, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012).
Anggota Densus 88 yang dikabarkan meninggal berinisial Bripda S. Dalam baku tembak itu, dua orang diduga teroris juga dikabarkan meninggal.
Sehingga, total yang meninggal dunia dalam peristiwa ini ada tiga orang. Meski begitu, belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian soal informasi yang beredar ini. (*)
"Mereka adalah pelaku teror penembakan di Solo pada tanggal 17, 18 dan yang kemarin (30 Agustus) itu. Mereka berhasil diidentifikasi dan dikejar habis-habisan oleh Polri," ungkap Juru bicara Julian A Pasha, saat dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Jumat (31/8/2012).
Penyergapan tersebut dilakukan Densus 88. Saat penyergapan dilaporkan terjadi tembak-menembak karena kelompok teroris tersebut melakukan pelawanan dengan senjata api.
"Dilaporkan 2 anggota teroris tewas, 1 orang berhasil diamankan. sedangkan dari Densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda Suherman," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sekarang lokasi sedang diamankan dan disisir sebab diduga ada bahan peledak.
Terhadap laporan ini, imbuh dia, presiden perintahkan kapolri agar besok pagi-pagi sekali turun langsung ke TKP dan melaporkan hasilnya langsung.
"Iya benar, yang tewas dia (Farhan)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar saat dihubungi wartawan, Jumat (31/8/2012) malam.
Dalam laporannya kepada Presiden SBY, Kapolri Jend Timur Pradopo juga menjelaskan ada dua teroris dan satu anggota Densus 88 yang tewas.
Dijelaskan Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, anggota Densus 88 yang tewas bernama Bripda Suherman.
Farhan diduga orang yang pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Ia juga pernah berlatih senjata di Sulawesi.
Farhan diduga kembali ke Indonesia sejak Juni 2012 lalu. Ia memiliki kemampuan menggunakan senjata laras pendek dan senjata laras panjang yang baik. Diduga, Farhan adalah eksekutor pada penembakan di Pos Polisi di Mal Singosaren, Solo yang menewaskan Bripka Dwi Data pada 30 Agustus 2012.
(Tribunnews)
"Kategori pelaku bukan kejahatan yang biasa ini terorganisir dan kategori perbuatan teror. Ini bukan kejahatan konvensional, ini sudah mengarah didefinisikan perbuatan teror," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2012).
Menurut Boy bila melihat dari target penembakan, patut diduga ada kelompok yang ingin menganiaya petugas dan menjadikan anggota polisi sebagai target. Tentu kejadian serupa pernah terjadi seperti di Purworejo, Cirebon, Medan, Palu, peristiwa-peristiwa tersebut merupakan gambaran yang dilakukan kelompok resisten selama ini kepada aparat kepolisian.
"(Mereka) ingin menimbukan keresahan, targetnya juga petugas. Pasti ada sesuatu yang khusus yang harus didalami lebih lanjut," ungkap Boy.
Polisi Belum Lihat Keterkaitan Teror Solo dengan Politik
Banyak orang beranggapan sejumlah aksi teror yang terjadi di Solo
berkaitan erat dengan majunya walikota Solo Joko Widodo dalam Pilkada
DKI Jakarta yang kini akan memasuki putaran ke dua.
Tapi kepolisian belum melihat ada kaitan aksi teror tersebut dengan Pilkada DKI Jakarta, meskipun saat ini suhu politik di ibu kota mulai terasa.
Tapi kepolisian belum melihat ada kaitan aksi teror tersebut dengan Pilkada DKI Jakarta, meskipun saat ini suhu politik di ibu kota mulai terasa.
"Sejauh ini kita belum melihat berkaitan dengan masalah-masalah politik," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/8/2012).
Menuru Boy, kepolisian harus proporsional melihat suatu pristiwa yang ada saat ini, pihaknya tidak ingin terjebak pada pemikiran yang tidak dilandaskan fakta. "Ini kejahatan yg bisa dikategorikan sebagai perbuatan teror," ujar Boy.
Saat ini Mabes Polri sudah menurunkan tim bekerjasama denga Polda Jawa Tengah dan Polresta Solo untuk secepatnya mengungkap pelaku teror di Solo supaya diketahui motif yang sebenarnya.
"Ada waktu yang diperlukan untuk mengungkap peristiwa-peristiwa seperti ini. Kecuali kalau tertangkap tangan," ujar Boy.
Peristiwa penembakan di Solo bukan kali pertama. Sebelumnya menjelang
lebaran Solo dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut. Peristiwa
pertama, Jumat (17/8/2012) dini hari terjadi aksi tembakan membabi
buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan
penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat
(OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut
dua polisi mengalami luka tembak.
Kemudian pada Sabtu
(18/8/2012) pukul 23.32 WIB terjadi pelemparan granat terhadap Pos
Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo. Aksi teror tersebut dilakukan
dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos
pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal
Sudirman, Solo.
Belum juga terungkap dua kasus teror tersebut,
Kamis (30/8/2012) malam sekitar pukul 21.00 WIB kembali terjadi aksi
penembakan terhadap anggota kepolisian yang sedang berjaga di Pos Polisi
Singosaren akibat satu anggota polisi terluka dan satu tewas akibat
diterjang peluru pelaku penembakan.
Baku Tembak Solo, Polisi Tutupi Ceceran Darah
Ilustrasi Densus 88 |
Pantauan Tribun Jogja (grup Tribunnews.com), warga penasaran dengan kabar yang beredar melalui pesan singkat, Blackberry Messanger, maupun telepon mengenai kejadian penembakan di lokasi perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut.
Seorang warga, Lenny (35) mengaku penasaran ingin melihat ke lokasi setelah mendengar kabar dari seorang temannya melalui telepon. Sesampainya di lokasi, sudah ada ratusan warga yang menyemut dan ingin menyaksikan proses olah TKP oleh pihak kepolisian dari jarak dekat.
Lokasi Penyergapan Densus 88 di Tipes jadi Tontonan
Ratusan warga berkerumun di sekitar Jalan Veteran sebelah selatan
Lotte Mart Solo, Tipes, Serengan, Jumat (31/08/2012) malam. Mereka
penasaran kabar yang beredar melalui pesan singkat, Blackberry
Messanger, maupun telepon mengenai kejadian penembakan di lokasi
perbatasan Solo dengan Sukoharjo tersebut.
Seorang warga, Lenny
(35) mengaku penasaran ingin melihat ke lokasi setelah mendengar kabar
dari seorang temannya melalui telepon. Sesampainya di lokasi, sudah ada
ratusan warga yang menyemut dan ingin menyaksikan proses olah TKP oleh
pihak kepolisian dari jarak dekat.
"Katanya tadi ada penembakan di Tipes, dekat Lotte Mart. Katanya sih Densus 88," ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, belasan anggota kepolisian masih melakukan olah TKP. Polisi dengan menggunakan senter menelusur sepanjang jalan nampak mencari sesuatu.
Hingga berita ini diturunkan, belasan anggota kepolisian masih melakukan olah TKP. Polisi dengan menggunakan senter menelusur sepanjang jalan nampak mencari sesuatu.
Sementara beberapa petugas lain menutup ceceran darah di aspal dengan menggunakan kain berwarna putih. Belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian, hingga berita ini diturunkan.(*)
1 Anggota Densus 88 Dikabarkan Tewas Tertembak Di Solo
Anggota Densus 88 dikabarkan juga menjadi korban tewas pada
pengerebekan teroris di di Jalan Veteran, di sebelah Hipermarket Lotte
Mart, Tipes, Solo. Sedangkan dari pihak teroris, diduga satu orang tewas
dan satu orang lainnya tertembak.
Sumber Tribunnews.com menjelaskan, salah satu anggota Densus 88 Bripda S dikabarkan tertembak di bagian perutnya. Saat dibawa ke rumah sakit, nyawa Bripda S tidak tertolong. Sedangkan dari dua teroris yang ditembak, satu orang diantaranya dipastikan tewas. Sedangkan satu orang lainnya tertembak.
Kejadian penembakan di Desa Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Veteran, di sebelah Hipermarket Lotte Mart. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Warga setempat, Sri Sumiati (46), mengaku mendengar suara tembakan tiga kali. "Saya pikir itu suara petasan. Setelah itu ada rame-rame, lalu saya keluar," katanya.
Warga lain yang tidak mau disebut namanya, mengaku melihat ada satu orang terjatuh, setelah suara letusan tembakan. Setelah itu ada beberapa orang yang datang mengangkat korban.
Sumber Tribunnews.com menjelaskan, salah satu anggota Densus 88 Bripda S dikabarkan tertembak di bagian perutnya. Saat dibawa ke rumah sakit, nyawa Bripda S tidak tertolong. Sedangkan dari dua teroris yang ditembak, satu orang diantaranya dipastikan tewas. Sedangkan satu orang lainnya tertembak.
Kejadian penembakan di Desa Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Veteran, di sebelah Hipermarket Lotte Mart. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Warga setempat, Sri Sumiati (46), mengaku mendengar suara tembakan tiga kali. "Saya pikir itu suara petasan. Setelah itu ada rame-rame, lalu saya keluar," katanya.
Warga lain yang tidak mau disebut namanya, mengaku melihat ada satu orang terjatuh, setelah suara letusan tembakan. Setelah itu ada beberapa orang yang datang mengangkat korban.
Terdengar 15 Kali Tembakan saat Pengerebekan Teroris di Solo
Ilustrasi Densus 88 |
Seorang warga Tipes, Serengan, Solo, Agam Drajad (31), mengaku
mendengar sekitar 15 suara tembakan beruntun saat terjadi penyergapan
oleh Densus 88 di Jalan Veteran, Sebelah Selatan Lotte Mart, Jumat,
(31/08/2012).
"Saya dengar sekitar 15 belas tembakan. Ada dua kali
suara tembakan beruntun saya dengar," katanya saat ditemui Tribun Jogja
di lokasi kejadian.
Saat itu, sekitar pukul 21.30 WIB, setelah
menjemput istrinya pulang kerja di kawasan Tipes, dirinya dikejutkan
dengan suara tembakan beruntun tersebut.
"Saya bisa membedakan.
Itu jelas suara tembakan, bukan suara petasan," katanya. Dirinya sontak
langsung menuju asal suara yang hanya sekitar 300 meter dari rumahnya.
Saat
menjemput istrinya, Agam sempat melintas di Bundaran Tugu Pahlawan
Tipes dan melihat sejumlah petugas kepolisian memblokade jalan. Bundaran
tipes tersebut berjarak sekitar 1 Kilometer di sebelah timur TKP.
"Saya lihat beberapa petugas berjaga di bundaran. Nampaknya polisi sudah mengepung (sasaran)," jelasnya.
Selang beberapa saat setelah dirinya tiba di rumah, suara letusan tembakan beruntun tersebut terdengar.
"Yang
pertama tembakan beruntun sebanyak sembilan kali. Kemudian sempat
berhenti sekitar 30 detik, kemudian terdengar lagi tembakan sekitar enam
kali. Tembakannya beruntun," urainya.
Akibat penembakan ini, dua terduga teroris tewas dan satu anggota Densus tewas tertembak.
Dua Terduga Teroris dan Satu Polisi Dikabarkan Tewas
Klaten - Satu anggota Densus 88 dikabarkan meninggal dunia, dalam baku tembak dengan terduga teroris di wilayah Tipes, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012).
Anggota Densus 88 yang dikabarkan meninggal berinisial Bripda S. Dalam baku tembak itu, dua orang diduga teroris juga dikabarkan meninggal.
Sehingga, total yang meninggal dunia dalam peristiwa ini ada tiga orang. Meski begitu, belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian soal informasi yang beredar ini. (*)
Anggota Densus 88 yang Tewas Bernama Bripda Suherman
Solo - Satu anggota polisi yakni Bripda Suherman tewas tertembak saat
menggerebek terduga teroris di kawasan Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat
(31/8/2012) malam.
Bripda Suherman tertembak di bagian perut. Sumber Tribunnews.com
menjelaskan, Bripda Suherman sempat dibawa menuju rumah sakit. Sayang,
diperjalanan nyawanya tidak tertolong.
Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menjelaskan, Kapolri Jend
Timur Pradopo sudah melaporkan ke Presiden SBY terkait pengerebekan
teroris di Solo.
"Dilaporkan 2 anggota teroris tewas, 1 orang berhasil diamankan.
sedangkan dari densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda
Suherman," ungkap ujar Julian.
Sedangkan dari pihak teroris, dua orang tewas tertembak di lokasi kejadian.
Seorang warga Tipes, Serengan, Solo, Agam Drajad (31), mengaku
mendengar sekitar 15 suara tembakan beruntun saat terjadi penyergapan
oleh Densus 88.
"Saya dengar sekitar 15 belas tembakan. Ada dua kali suara tembakan
beruntun saya dengar," katanya saat ditemui Tribun Jogja di lokasi
kejadian.
Saat itu, sekitar pukul 21.30 WIB, setelah menjemput istrinya pulang
kerja di kawasan Tipes, dirinya dikejutkan dengan suara tembakan
beruntun tersebut.
"Saya bisa membedakan. Itu jelas suara tembakan, bukan suara
petasan," katanya. Dirinya sontak langsung menuju asal suara yang hanya
sekitar 300 meter dari rumahnya.
Istana: 2 Teroris Solo Tewas dan 1 Densus 88 Tewas
Jakarta -- Kapolri Jend Timur Pradopo telah
melaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa sedang
berlangsung tindak penyergapan terhadap sekelompok teroris di Solo.
Dijelaskan kepada SBY, TKP berada di dekat sebuah mini market di Ngruki,
Solo Jawa Tengah, Jumat (31/8/2012) malam.
"Mereka adalah pelaku teror penembakan di Solo pada tanggal 17, 18 dan yang kemarin (30 Agustus) itu. Mereka berhasil diidentifikasi dan dikejar habis-habisan oleh Polri," ungkap Juru bicara Julian A Pasha, saat dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Jumat (31/8/2012).
Penyergapan tersebut dilakukan Densus 88. Saat penyergapan dilaporkan terjadi tembak-menembak karena kelompok teroris tersebut melakukan pelawanan dengan senjata api.
"Dilaporkan 2 anggota teroris tewas, 1 orang berhasil diamankan. sedangkan dari Densus 88, tewas 1 orang anggotanya atas nama Bripda Suherman," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sekarang lokasi sedang diamankan dan disisir sebab diduga ada bahan peledak.
Terhadap laporan ini, imbuh dia, presiden perintahkan kapolri agar besok pagi-pagi sekali turun langsung ke TKP dan melaporkan hasilnya langsung.
"Hampir pasti kelompok ini ada kaitannya dengan jaringan teroris.
sebab meski tak banyak teroris yang disergap ini, tapi tidak mungkin
mereka kerja sendiri. pasti di belakangnya ada jaringan yang lebih
besar. harus dikupas habis," terangnya.
Teroris yang Tewas di Solo Bernama Farhan
Solo - Dua orang teroris dan satu anggota Densus 88.
Satu terduga teroris yang tewas bernama Farhan. Satu teroris lainnya
belum diketahui identitasnya. Sedangkan satu anggota Densus 88 yang
tewas bernama Bripda Suherman.
"Iya benar, yang tewas dia (Farhan)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar saat dihubungi wartawan, Jumat (31/8/2012) malam.
Dalam laporannya kepada Presiden SBY, Kapolri Jend Timur Pradopo juga menjelaskan ada dua teroris dan satu anggota Densus 88 yang tewas.
Dijelaskan Jubir Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, anggota Densus 88 yang tewas bernama Bripda Suherman.
Farhan diduga orang yang pernah bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan. Ia juga pernah berlatih senjata di Sulawesi.
Farhan diduga kembali ke Indonesia sejak Juni 2012 lalu. Ia memiliki kemampuan menggunakan senjata laras pendek dan senjata laras panjang yang baik. Diduga, Farhan adalah eksekutor pada penembakan di Pos Polisi di Mal Singosaren, Solo yang menewaskan Bripka Dwi Data pada 30 Agustus 2012.
(Tribunnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.