Minggu, 02 Desember 2012

ATGM NLAW dan JAVELIN 1

TNI AD akhirnya memesan juga Anti-Tank Guided Missile untuk melengkapi modernisasi Alutsista AD yang sedang dibangun KASAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo.  

Salah satu jenis ATGM yang sedang dipesan adalah NLAW (Next Generation Light Antitank Weapon) buatan SAAB Bofors Dynamics, Swedia bekerjasama dengan Inggris.

ATGM sistem fire and forget ini  secara resmi digunakan  Inggris sejak  tahun 2009.  Inggris memesan 20.000 NLAW untuk pasukan: Darat, Royal Marines and Royal Air Force Regiment. ATGM ini dipilih Indonesia karena praktis dan ringan, cocok untuk postur prajurit Asia/ Indonesia.

ATGM NLAW
ATGM NLAW cukup dioperasikan seorang prajurit, untuk menghancurkan berbagai jenis main Battle Tank modern, dengan  sekali tembak. Dengan bobot  12,5 Kg NLAW memiliki kemampuan: Predicted Line of Sight, Attack modes Selectable, Overfly Top Attack atau Direct Attack

Namun kelemahan ATGM ini adalah jarak tembaknya yang cukup pendek, 20 hingga 600 meter. Pendeknya jarak tembak ATGM NLAW dianggap tidak masalah jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang relatif lebih banyak menyediakan tempat perlindungan, berupa bukit dan gunung serta hutan dan rawa.

Anti Tank NLAW termasuk ATGM lightweight yang lebih menekankan kepada aspek mobilitas operatornya. ATGM ini juga dianggap cocok untuk perang kota di mana NLAW bisa diluncurkan dari ruang-ruang tersembunyi dan sempit.

Tentu tidak lucu jika postur tentara Asia yang badannya lebih kecil daripada tentara Eropa harus membawa-bawa ATGM yang berat. Sama halnya tidak mungkin pasukan PARA Indonesia menggunakan parasut ukuran prajurit Eropa, karena bisa jadi tidak akan mendarat-darat karena payungnya terlalu besar, kontras dengan badan prajurit yang kecil.

Meski demikian TNI AD tetap berkeinginan mendatangkan ATGM Javelin, karena memiliki kemampuan yang tidak tergantikan oleh ATGM NLAW. ATGM Javelin buatan Amerika Serikat ini memiliki jarak tembak efektif lebih jauh yakni 2,5  kilometer.

ATGM Javelin
Jika ATGM NLAW Swedia hanya berbobot 12,5 Kg, maka Javelin memiliki bobot jauh lebih berat yakni 50 Kg, nyaris seberat tubuh prajurit itu sendiri. Untuk itu ATGM Javelin, hanya digunakan untuk keperluan-keperluan khusus. 

Kelebihan ATGM Javelin, selain bisa mengancurkan main battle tank, ATGM ini juga bisa menghancurkan tembok pertahanan musuh serta helikopter. Dibutuhkan waktu hanya 30 detik untuk menghidupkan dan memanaskan sensor ATGM Javelin. Begitu sensor telah siap, ia segera mengunci sasaran dan menembaknya dengan hulu ledak ganda.

Walau harganya mahal namun ATGM Javelin dianggap mumpuni, sehingga harus dimiliki TNI AD.  Kemungkinan besar TNI AD akan mengkombinasikan penggunaan ATGM NLAW dan JAVELIN, untuk mendapatkan military balance dibandingkan dengan kekuatan tempur di kawasan. (JKGR).

ATGM Javelin 1 Permintaan TNI AD

Indonesia pesan rudal anti-tank Javelin
Sebentar lagi pasukan TNI AD akan semakin disegani di kawasan Asia Tenggara. Betapa tidak, selain memiliki pasukan yang handal, mereka juga akan dilengkapi dengan peralatan tempur kelas  wahid.

Departemen Pertahanan maupun Kongrea AS tampaknya akan menyetujui pembelian rudal anti tank Javelin I, sebanyak 25 peluncur dengan 180 rudal. Pembelian ini juga meliputi rudal simulasi, baterai, suku cadang, simulator serta training personil dengan nilai kontrak  seharga $ 60 juta USD.

Anti tank guided missile Javelin ini akan melengkapi rudal anti-tank TNI AD, yang juga telah membeli ATGM NLAW dari Inggris.

Para petinggi TNI AD menyadari  harga Javelin ini sangat mahal. Untuk itu pada awalnya, mereka agak ragu, apakah mampu membeli rudal anti-tank yang paten ini. Syukurlah keraguan itu berhasil diatasi dan TNI AD secara resmi menyampaikan pinangannya untuk Javelin 1.

Javelin 1 dipilih karena dinilai combat proven dan memiliki kualitas nomer satu. ”Sambil duduk-duduk saja, lalu tembakkan, 99 % sasaran akan kena ?”, ujar KSAD sambil berseloroh.

ATGM Javelin digunakan oleh Angkatan Darat Amerika, Marinir dan Pasukan Khusus Australia dalam perang Irak tahun 2003. Saat ini ATGM Javelin juga digunakan pasukan NATO di Afghanistan.

ATGM Javelin 1 memiliki banyak keunggulan. Dia bisa dipasang di kendaraan tempur darat, Infantry Fighting Vehicle dan amphibi, atau dipanggul dan dioperasikan oleh seorang prajurit. ATGM seberat 22,3 Kg ini dapat difungsikan sebagai alat pengintai posisi pasukan musuh (stand-alone surveillance). 

Dengan kemampuan fire and forget, si penembak bisa langsung pindah lokasi, usai meluncurkan rudal. Javelin secara otomatis akan membimbing diri sendiri ke target yang dibidik dan mampu menembak sasaran sejauh 2,5 Km.

CLU Javelin sebagai pengintai posisi musuh
Inggris  mengoperasikan ATGM Javelin 1 pada tahun 2005 untuk menggantikan ATGM Milan bagi pasukan PPRC, Para Komando dan Brigade Mekanis. Javelin 1 juga digunakan pasukan infanteri dan pengintai /reconnaissance Inggris menggantikan ATGW Swingfire.

Javelin 1 hanya membutuhkan waktu 30 detik untuk siap ditembakkan dan 20 detik untuk isi ulang rudal. Penembak bisa memilih direct mode untuk sasaran: bunker, bangunan atau helikopter. Mode lainnya adalah top attack untuk sasaran tank. 

Dengan  top attack mode, rudal javelin akan mendaki dan menukik ke arah tank sasaran, membidik bagian atap tank yang memiliki perlindungan paling minim. Rudal buatan Raytheon / Lockheed Martin ini akan naik pada ketinggian 18 derajat, saat sasaran mencapai jarak 150 meter demi menciptakan top attack.

Dengan ditandatanganinya kontrak pembelian 100 ++ MBT Leopard 2 dan 50 IFV Marder, militer tetangga mulai berhitung tentang kekuatan TNI AD. Apalagi, kini TNI AD telah dan sedang melengkapi diri dengan  MLRS Astros II, Howitzer Caesar 155mm, Heli serbu Mi-35, roket anti-udara Mistral dan Starstreak, ATGM NLAW.  Sebentar lagi akan datang ATGM Javelin 1 ditambah lagi senjata serbu SS-2 V4 dan V5 yang semakin mumpuni. TNI AD memang benar-benar ready for battle. KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo, anda layak dapat bintang. Let’s Rock and Roll ...

© JKGR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.