Sabtu, 05 Januari 2013

6 Terduga Teroris Tewas di NTB

Anggota kepolsian menjaga peti jenazah terduga teroris yang tewas tertembak saat penangkapan teroris di Poso, Sulawesi Tengah. FOTO: AFP PHOTO / NANANG
Jenazah keenam terduga teroris itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di NTB.

Enam terduga teroris dilaporkan tewas di dua tempat berbeda di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (4/1) malam dan Sabtu (5/1) pagi.
Dua terduga teroris ditemukan tewas di Sila, Kabupaten Bima, dalam kontak senjata dengan tim Datasemen Khusus (Densus) 88 pada Jumat malam.

Empat terduga teroris lainnya tewas di wilayah Ginte, Kelurahan Kandai, Kabupaten Dompu.

Jenazah keenam terduga teroris itu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di NTB. Namun, pihak Polda NTB belum mengeluarkan penyataan resmi soal kontak senjata tersebut.

"Informasi terkait (insiden ini) akan disampaikan oleh Kapolda. Ini bukanlah wewenang saya," kata Kepala Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Husein di Mataram, Sabtu (5/1).

Dua terduga teroris yang tewas di Sila dikabarkan bernama Rois, atau Roy, asal Sulawesi, dan Bahtiar asal Kabupaten Bima, NTB.

Keenam terduga teroris ini diduga terkait dengan para terduga teroris yang meninggalkan Poso, Sulawesi Tengah, dan kabur ke Bima pada akhir Desember lalu.

Poso menjadi wilayah yang rawan terjadi bentrokan dan kekerasan, terutama antara kelompok Muslim dan Kristen yang awalnya pecah pada tahun 1990-an dan pertengahan tahun 2000. Insiden tersebut mengakibat ribuan orang tewas.

Densus 88 Tewaskan Tiga Teroris di Dompu

Detasemen Khusus 88 Antiteror tidak mengenal libur di awal tahun 2013 ini. Setelah kemarin membekuk enam teroris di Makassar, Sulawesi Selatan, sejak sore kemarin Densus juga memburu teroris di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Pada Jumat (4/1) petang  sekitar pukul 18.30, Densus membekuk dua orang bernama Rois dan Bachtiar. Mereka ditangkap di tempat yang diduga sebagai tempat pelatihan kegiatan merakit bom.

"Di Dompu ini, dengan terpaksa karena kelompok yang dihadapi adalah kelompok bersenjata, petugas juga lakukan penembakan. Ketika itu mereka baru turun dari lokasi latihan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Selatan,  Sabtu (5/1).

Sementara itu, kegiatan penangkapan terus berlanjut di Dompu Sabtu pagi ini. Polisi menggerebek tempat pelatihan kelompok itu. Dalam hal ini, kata Boy, pihaknya terpaksa melakukan penembakan terhadap sejumlah orang yang diduga kuat menguasai bahan peledak.

Satu yang tewas terindikasi bernama Andi Brekele atau Andi Kayamaya. Informasinya, ia berasal dari Poso. Sementara itu, dua lainnya masih dalam proses identidikasi.

Jenazah para teroris di Dompu  pagi tadi dievakuasi ke Mataram. Sementara, jenazah Rois dan Bachtiar sejak petang kemarin berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Mataram, NTB. Rencananya jenazah akan dibawa ke Jakarta.

"Jadi total 3 meninggal dunia pukul 7 tadi pagi saat berhadapan dengan petugas kita di lokasi tempat pelatihan teror kelompok ini. Dua masih diidentifikasi," jelas Boy.

Dari lokasi kejadian di  kebun kacang Kelurahan Kandai, Dompu ini Densus 88 menyita bom pipa 1,5 inci siap digunakan, 4 bom pipa masih dirakit, ada beberapa bahan pendukung campuran yang lazimnya digunakan untuk bom rakitan.

Selain itu juga ada bahan seperti urea, asam nitrat, sodium, paku besi, yang diduga kuat jadi bahan campuran. (flo/jpnn)

Dua Hari, Tujuh Orang Tewas Ditembak Densus

Selama dua hari berturut-turut, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri meringkus 11 terduga teroris dari dua tempat, yaitu Makassar, Sulawesi Selatan dan Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya tewas. Dua terduga teroris tewas di Makassar, sedang lima lainnya di Dompu.

Penangkapan pertama dilakukan Densus 88 di belakang Masjid RUmah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Jumat (4/1) pukul 10.30. Terduga teroris yang tewas adalah Syamsuddin dan Ahmad Khalil alias Hasan asal Palopo. Jenazah keduanya telah dibawa ke  Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Penangkapan kedua dilakukan di Pasar Daya, Makassar pada hari yang sama. Sempat terjadi baku tembak antara polisi dan terduga teroris.

Dari penggerebekan di Pasar Daya ini terduga teroris yang berhasil diamankan adalah Thamrin dan Arbain. Keduanya hanya mengalami luka tembak. Mereka ditangkap setelah melarikan diri dari penggerebekan pertama di belakang masjid.

Penangkapan di Makassar masih berlanjut. Densus 88 membekuk dua teroris lainnya di Enrekang pada Jumat pukul 18.30. Dua terduga teroris terkait kelompok Abu Uswah dibekuk. Mereka adalah Syarifudin dan Fadli.

"Di Makassar polisi menangkap enam orang. Empat hidup, dua meninggal. Mereka jaringan yang terpantau pascapembunuhan dua polisi di Tamanjeka, Poso. Semakin diintensifkan penyelidikan kita, pergerakan surveillance terhadap mereka. Di antaranya terpantau dari Sulawesi menuju Dompu," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Jakarta, Sabtu (5/1).

Dari pengembangan berikutnya, Densus 88 mengejar para teroris hingga ke Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada Jumat (4/1) petang  sekitar pukul 18.30, Densus membekuk dua orang bernama Rois dan Bachtiar. Mereka ditangkap di tempat yang diduga sebagai tempat pelatihan kegiatan merakit bom.

Polisi menyebut dua orang ini melakukan perlawanan dengan senjata api sehingga polisi pun mengeluarkan tembakan. Rois dan Bachtiar pun tewas dalam aksi baku tembak itu.

Kegiatan penangkapan terus berlanjut di Dompu Sabtu pagi ini. Polisi menggerebek tempat pelatihan kelompok itu. Dalam hal ini, kata Boy, pihaknya terpaksa melakukan penembakan terhadap sejumlah orang yang diduga kuat menguasai bahan peledak.

Satu yang tewas terindikasi bernama Andi Brekele atau Andi Kayamaya. Informasinya, ia berasal dari Poso. Sementara itu, dua lainnya masih dalam proses identifikasi.

"Dengan demikian, catatan kita 2x24 jam ini, Densus telah menangkap 11 orang. Pengembangan dari peristiwa ini karena sudah terpantau sejak 1,5-2 bulan. Terpantau di antara mereka ada yang ke arah Dompu, NTB, berbatasan dengan Bima," pungkas Boy.(flo/jpnn)

Berita Satu | Jpnn

1 komentar:

  1. Rekening gendutmu lebih berbahaya dari teroris. Nopol B 2 DKI di jual kepada siapa???

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.