Selasa, 01 Januari 2013

Sistem Pertahanan Diri CN-235 ASW

SALAH satu ancaman masa kini dan masa depan yang akan terus langgeng dan abadi terhadap pesawat udara adalah ancaman rudal maupun peperangan elektronika.

Oleh karena itu, pesawat udara yang dioperasikan oleh militer, termasuk Angkatan Laut, harus dilengkapi dengan mission systems yang mampu merespon kedua ancaman tersebut.
 

Hal demikian seharusnya sudah dirancang pula untuk pesawat patroli maritim CN-235 ASW yang akan dioperasikan oleh Angkatan Laut.

Mengingat bahwa biaya pengadaan dan integrasi sistem pertahanan diri itu tidak murah, setidaknya saat ini dalam pembangunan pesawat CN-235 ASW telah dirancang suatu "ruangan" untuk itu.

Meminjam istilah yang lebih umum, CN-235 ASW menganut pendekatan fitted for but not equipt with. Melalui adopsi pendekatan itu, ketika nanti suatu saat perlengkapan mission systems untuk bela diri itu telah tersedia, yang harus dilakukan hanyalah integrasi sistem saja.


Dalam era masa kini dan masa depan, sangat riskan mempertaruhkan aset perang milyaran rupiah "telanjang" tanpa sistem pertahanan diri. Resiko kerugian yang ditanggung jauh lebih besar daripada biaya yang diperlukan untuk pengadaan perangkat bela diri tersebut.

Bagaimana dengan TNI ???

PT DI selain punya produk baru berupa pesawat angkut medium CN-295, mereka juga punya produk model pesawat CN-235 ASW (Anti-Submarine Warfare) yang pernah di tawarkan kepada TNI AL, CN 235 ASW sudah di operasikan oleh Turki.

Dimana dalam proyek ini, PT DI sangat beruntung, seperti ketiban durian runtuh, semua berawal dari pihak turki yang ingin,menjadikan 9 Pesawat CN 235 mereka, di rombak menjadi CN235 MPA (6 Unit), CN235 ASW (3 Unit).

Dimana didalam proyek ini teknisi PT DI di kirim untuk diperbantukan dalam perancangan dan modifikasi CN235 ASW Turki, semua dana Riset dan Pengembangan CN235 ASW di tanggung oleh pihak Turki, jadi PT DI tidak mengeluarkan dana untuk proyek ini.

TNI sudah memesan CN 235 MPA di PT. DI dan sekarang dalam tahap finishing, TNI AL dalam Rencana strategis (Renstra) 2010-2014 merencanakan akan mengakuisi 3 pesawat patroli maritim CN235 ASW dari PT Dirgantara Indonesia.

Nantinya 3 CN-235 ASW TNI AL akan bergabung dengan Pusat Penerbangan Angkatan Laut dan akan menjadi pesawat patroli maritim pertama di Indonesia dalam arti sebenarnya.

Sebab sampai kini, TNI hanya menggunakan CN-235 MPA di bawah TNI AU dan NC-212 MPA di bawah TNI AL.

Fungsi dari pesawat patroli maritim adalah untuk peperangan anti kapal selam, sehingga dilengkapi dengan beberapa peralatan deteksi bawah air dan juga torpedo anti kapal selam.

Di era sekarang ini peralatan deteksi dan kemampuan yang diusung sejumlah pesawat patroli maritim masa kini sangat penting dalam pendeteksi dini, teknologi ini banyak dioperasikan oleh Angkatan Laut di dunia, seperti P-3 Orion, Atlantique, Nimrod dan P-8 Poseidon, dirancang secara khusus untuk menghadapi ancaman kapal selam.


Semoga dengan pembangunan pertahanan yang dilakukan ditubuh TNI AL sekarang ini dalam memenuhi MEF, semakin menambah sisi pertahanan maritim bangsa ini.

1 komentar:

  1. CN-235 MPA bukan ASW jadi nggak pelu dipersenjatai, tapi kalau ASW mah, kudu ada senjatanya. Fungsi awal 'kan untuk perondaan, pengawasan dan pengamatan, bukan untuk penghacuran. Sangat setuju kalau fungsinya bukan sebagai MPA tapi seharusnya ASW saja. 'kan dipakai untuk militer bukan untuk Custom atau CostGuard. Maaf ya sekedar komen. Sampurasun.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.