Sabtu, 23 Februari 2013

Pratu Wahyu Prabowo sempat berpesan akan pulang Februari

Purbalingga |  Pratu Wahyu Prabowo (24) yang gugur di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, kepada keluarganya  beberapa waktu lalu mengatakan akan pulang ke rumah orang tua di Kabupaten Purbalingga pada Februari.

Saat ditemui wartawan, ayahanda almarhum, Sastro Wiharjo mengaku sering berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon seluler.

"Saat terakhir menelepon pada Januari lalu, dia mengatakan akan pulang pada bulan Februari, namun ternyata pulangnya dalam peti mati. Dulu dia bilang kalau mau pulang sekitar bulan Juli atau Agustus karena tugasnya diperpanjang," katanya.

Sastro ditemui di rumah duka Desa Karanganyar RT 03 RW 02, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga. Wahyu adalah bungsu buah pernikahan Sastro Wiharjo dan almarhumah Chomsiyah.

Ia mengatakan, Wahyu Prabowo saat pulang akan melangsungkan pernikahan dengan Marlina Fatmawati yang berasal dari Desa Karangmalang, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga.

Menurut dia, pernikahan anaknya sempat tertunda selama dua tahun karena Wahyu Prabowo sibuk dengan tugasnya sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Koppasus) Grup I Serang, Banten.

"Dia menjadi anggota Koppasus sejak 2008 dan sempat bertugas di Somalia guna membebaskan awak Kapal MV Sinar Kudus yang disandera bajak laut pada 2011 silam," katanya.

Anak tertua Sastro, Waryitno mengatakan, keluarga sebenarnya sedang mempersiapkan rencana pernikahan Wahyu Prabowo.

"Keluarga kami sudah melamar. Waktunya belum ditentukan, tapi segera setelah Wahyu selesai bertugas di Papua," katanya.

Terkait rencana pemakaman almarhum Wahyu Prabowo, dia mengatakan, keluarga menolak tawaran agar jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Purbosaroyo, Purbalingga.

Menurut dia, keluarga berencana memakamkan almarhum Wahyu Prabowo di Tempat Pemakaman Umum Desa Karanganyar.(KR-SMT/I006)

 Gugur di Papua, Prabowo Prajurit Terbaik Kopassus 

Gugur di Papua, Prabowo Prajurit Terbaik Kopassus  
Bendera Merah Putih setengah tiang di depan rumah Prajurit Satu Wahyu Prabowo lesu tak berkibar. Rumah berwarna cokelat di Desa Karanganyar, Purbalingga, itu ramai dikunjungi tetangga. Wahyu, pria kelahiran 5 Oktober 1988, gugur tertembak saat bertugas di Papua.

Kepergian anak sulung dari dua bersaudara kembar akibat ditembak kelompok yang diduga pemberontak di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, ini menyisakan duka bagi keluarganya. "Ternyata yang pulang hanya peti matinya," kata Sastrodiharjo, ayah Prabowo, Jumat, 22 Februari 2013.


Menurut dia, saat berangkat, Prabowo mengatakan hanya bertugas selama enam bulan di Papua. Setelah itu, diperpanjang dua bulan. Seharusnya, bulan ini Prabowo sudah berada di rumah dan mempersiapkan perkimpoiannya.


Sastro berkisah, pernikahan ini telah lama direncanakan pihak keluarga. Cincin pernikahan untuk Merlina Fatmawati Anika telah dibeli. Namun, rencana ini terus tertunda. Saat tiba waktunya, putranya malah bertemu ajal. "Rencana mau nikah setelah pulang, tapi malah pulang dalam kondisi sudah tidak ada," katanya.


Saudara kembarnya, Wahyu Pratiwi, mengaku sempat bertanya kabar Prabowo melalui telepon. "Telepon terakhir saat dia hendak pergi bertugas ke Puncak Jaya," kata Pratiwi. Prabowo berpamitan dan mohon didoakan. "Dia minta jangan memberi tahu keluarga," ujarnya berlinang air mata.


Wahyu Prabowo masuk Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat pada 2008. Dia bermarkas di Serang, Banten. Ia sempat bertugas dalam misi pembebasan kapal dagang yang dibajak perompak Somalia beberapa waktu lalu. Prabowo menempati peringkat empat dari sepuluh besar prajurit Kopasus terbaik.


Pagi itu, keluarga mendapat telepon dari seseorang yang mengaku komandan Kopassus. Ia mengucapkan belasungkawa. Selain itu, komandan itu mengabarkan akan segera mengevakuasi jenazah Prabowo.


 Keluarga tolak pemakaman Pratu Prabowo di TMP Purbalingga

Keluarga almarhum Prajurit Satu (Pratu) Wahyu Prabowo menolak tawaran TNI AD agar jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Purbosaroyo, Purbalingga. Keluarga memilih korban penembakan sipil bersenjata di Papua itu disemayamkan di Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada negara dan TNI AD yang menawarkan pemakaman di TMP. Tapi kami menginginkan jenazah adik kami disemayamkan di pemakaman yang sama dengan almarhum ibu kandungnya," ujar Waytino, kakak tertua Wahyu Prabowo di Purbalingga, Jumat (22/2).

Wayitno mengatakan, sebenarnya keluarga besar Prabowo tengah mempersiapkan pernikahan adiknya itu. Rencananya, Prabowo akan menikah dengan gadis Desa Karangmalang Bobotsari. "Keluarga kami sudah melamar. Waktunya belum ditentukan, tapi segera setelah Wahyu selesai bertugas di Papua," ujarnya lagi.

Pada kesempatan lain, Pasi Intel Kodim 0702 Purbalingga, Kapten Inf Cahyadi mengatakan, jenazah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup I Serang Banten itu diperkirakan akan tiba di rumah duka di Desa Karanganyar RT 03 RW 02 pada hari Sabtu (23/2) pagi.

"Upacara militer diikuti personel Kodim 0702, Batalyon infanteri 406 Candra Kusuma dan Polres Purbalingga," ujar Cahyadi.

Pratu Prabowo merupakan satu dari delapan anggota TNI yang tewas di Kabupaten Puncak Jaya Papua, Kamis (21/02). Saat itu, bungsu dari tujuh bersaudara anak pasangan Sastro Wiharjo dan Chomsiyah itu tengah berjaga di pos TNI Tinggi Nambut, Puncak Jaya ketika sekelompok orang bersenjata menembaki pos itu.

Prabowo tertembak pada bagian dadanya dan tewas seketika. Selain Prabowo, Komandan Pos, Letnan Infanteri Reza juga tewas tertembak. Prabowo baru lima tahun menjadi anggota TNI AD. Kesatuan terakhirnya di Kopassus Grup I Serang Banten. Prabowo meninggal pada usia 24 tahun.


  ● Antara | Tempo  | Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.