Rabu, 27 Februari 2013

Terong dan Tempe Goreng Terakhir Briptu Ramadhan

Jakarta | Briptu Ramadhan Amang menjadi satu dari delapan tentara yang menjadi korban penembakan di Puncak Jaya, Papua. Anggota Batalion Infanteri 753 Arga Viratama, Nabire, ini sempat menelepon istrinya sebelum tewas. Dia meminta sang istri menjaga dan merawat anak serta memesan makanan kesukaannya.

"Sebelum meninggal, dia (Briptu Ramadhan) memesan saya mengirimkan terong dan tempe goreng," kata istri Briptu Ramadhan, Nuraini, di kediamannya, Senin, 25 Februari 2013. Permintaan itu dirasa aneh oleh Nuraini. Sebab, selama bertugas di Sinak, Papua, Briptu Ramadhan tidak pernah meminta sesuatu, apalagi makanan kesukaannya.

Briptu Ramdahan Awang tewas tertembak oleh kelompok separatis di Puncak Jaya, Papua, Kamis, 21 Februari 2013. Kematian Briptu Ramadhan meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Selain dia, tujuh tentara tewas dalam kejadian itu. Jenazah Briptu Ramadhan rencananya tiba di Kupang, Senin, 25 Februari 2013, pukul 12.00 Wita.

Sambil menggendong putranya, Fadli, 3 tahun, Nuraini terus menitikkan air mata. Kabar kematian Briptu Ramadhan pun didapat dari temannya yang bertugas di Papua. "Saya tidak punya firasat apa-apa," katanya.

Nuraini berharap pelaku penembakan suaminya segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

  ● Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.