Jumat, 22 Maret 2013

NKRI Gagal, Indonesia Timur Pilih Federasi

Jakarta Perhimpunan Indonesia Timur (PIT) akan menggelar kongres untuk membahas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) atau federasi menuju Indonesia yang lebih baik di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 20 Mei mendatang.

Pembahasan NKRI tersebut karena sistem ini dinilai telah gagal, tak mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya yang terjadi adalah ketimpangan sosial, sehingga masyarakat Indonesia Timur khususnya dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dipersepsikan sebagai preman, anarkhis, dan itu diperkuat dengan simbol John Key, Hercules, Sangaji, dan lain-lain.

Demikian disampaikan tokoh PIT yang juga Wakil Ketua DPD RI Laode Ida bersama Muhammad Syukur Mandar, Hatta Taliwang, Benny Matindas, Robert B. Keytimu, HAR Maklin, Boy Simpotan, Petrus Selestinus, Franky Maramis, Mikel Manufandu, Basri Amin, Julis Bobo, Roy Simbiak, dan Jefry di Gedung DPR RI Jakarta, Rabu (20/3).

Kongres ini akan dihadiri peserta dari 15 provinsi.

“Padahal kesan buruk terhadap masyarakat Indonesia Timur tersebut akibat kemiskinan dan ketimpangan sosial akibat kebijakan negara tidak berpihak pada rakyat. Jadi, selama ini pemerintah telah gagal membangun Indonesia yang berkeadilan, sehingga kasus anarkhisme masyarakat itu tak boleh terus-menerus dibiarkan. Untuk itulah federasi sebagai alternatif  dan ini bukan makar,” tandas Laode Ida.

 NKRI Gagal 

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sudah 68 tahun ini dinilai Syukur sebagai sistem politik yang gagal, karena ketika rakyat membutuhkan negara, negara malah tidak hadir.

Oleh sebab itu, federasi sebagai salah satu alternatif  pengganti NKRI.

"Kalau pun tetap NKRI, maka sistem pengelolaan negara harus diperbaiki. Misalnya, masalah presiden dan wakil dari satu provinsi Jawa Timur, yaitu SBY dan Boediono,” ujarnya.

Menurut Syukur, federasi justru akan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya alam (SDA) secara mandiri. Apalagi, SDA di Indonesia Timur sangat potensial dari pertambangan maupun minyak dan gas alamnya.

“Dengan penduduk yang kecil, dan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya rakyat Indonesia Timur sejahtera, namun yang terjadi adalah kemiskinan. Inilah yang mesti diperbaiki,” ungkapnya.

Laode Ida dan Syukur membantah kalau kongres ini sengaja dilakukan menjelang Pemilu 2014, karena hal itu sudah dibicarakan sejak reformasi 1998 silam.

“Yang jelas forum ini bukan untuk mendegradasi posisi Indonesia, tapi lebih dimaknai sebagai forum yang memberi artikulasi dan penjabaran lebih komprehensif atas peran Negara dalam memakmurkan rakyatnya untuk memicu semangat nasionalisme baru,” kata Syukur lagi.[L-8]

  ● Suara Pembaruan  

12 komentar:

  1. Rata2 pemeluk partai kuning jaman orba.. begitulah. Idenya pemerataan tapi awas kalau makar!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini merupakan program Agitasi dan Propaganda dari kelompok yg kurang puas dg sistim.
      Dulu bekoar dg otonomi daerah setelah mendptkan skrg pingin yg lain lagi, tanpa pertimbangan dan analisa pikir yg baik. Seharusny dg otonomi daerah, para pembuat kebijakan di daerah sudah berlomba- lomba menghasilkan sesuatubyang positip untuk kemajuan daerahnya, ternyata ini juga masih mengandalkan pemberian dari Pusat.
      PAD tidak dpt dikembangkan untuk dpt self support justru bantuan pusat banyak yg di korupsi oleh pimpinan daerahnya sendiri akibat proses pemilihan yg transaksional.
      In prinsip jgn sampai agitasi dan propaganda ini merupakan trigger untuk melkukan makar. Awas!!! Makar akan berhadapan dg TNI dan rakyat yg cinta NKRI. Saran saya mereka yg frustasi mawas diri.

      Hapus
    2. sumbernya hanya satu ----> korupsi, terapkan hukuman mati untuk koruptor, pasti rakyat indonesia makmur.

      Hapus
  2. cuma org BODOH yg mengatakan NKRI Gagal...
    jangan melihan dari sisi negatif nya aja, liat juga dari segi positifnya. Jelas2 negara Internasional mengakui perekonomian Indonesia tiap tahun nya meningkat

    BalasHapus
    Balasan
    1. anda bisa lihat kenyataannya sekarang.....NKRI sangat sangat gagal sekali mensejahterakan rakyatnya. mungkin anda di jawa bisa berkata seperti itu karena sudah lebih baik dari raktyat di timur sana tapi coba tanya rakyat di timur yang banyak dalam kondisi miskin.
      hanya ngelus dada melihat hasil sumber daya alam yang begitu besar tapi tidak dinikmati masyarakatnya yang notabene merupakan pemilik daerah itu, yang ada hanya dapat dampaknya saja dari banyaknya eksplorasi sumber daya alam tersebut.

      Hapus
    2. kalau negara federasi lebih baik kenapa tidak didukung.....toh masih indonesia juga, tidak ada yg salah, mungkin pusat takut kehilangan bagian yang lebih besar dari hasil sumber daya alam daerah yang begitu banyak.

      Hapus
    3. Laode ini gagal menjadi caleg makanya dia koar2 cari sensasi agar jadi populer...itu jawabannya, Kalo menurut aku sih sekolahkan aja orang2 seperti laode itu. Korupsi di wilayah luar jawa terutama di indonesia timur itu luar biasa besar. Contohnya di PAPUA sejak digulirkannya otonomi khusus sampai dengan tahun 2011 uang otonomi khusus yg digelontorkan pemerintah pusat sebesar 28 triliun or sekitar 3 billiun US$ ( Kurs 1$ = Rp.9.600). Tapi apa uang tersebut digunakan oleh pimpinan daerah di papua yg merupakan penduduk asli untuk membangun papua? Jawabannya TIDAK. Coba anda lihat dibandara2 di Papua seperti bandara Sentani pada hari sabtu , pesawat2 tujuan jakarta sdh habis dibooking oleh para pejabat papua untuk berweekend di jakarta. Dan itu terjadi setiap akhir pekan... Juga lihat kelakuan anak2 pejabat papua yg bersekolah dijawa seperti di jogjakarta. Mereka hampir tiap malam pergi ke kafe bersamatemannya untuk minum2 dan berpesta semalam suntuk. Dan uang yg dihabiskan setiap malamnya bisa mencapai 2 juta rupiah!! ( sli bukan ngarang). Jadi konsep otonomi itu kalau diterapkan dengan benar akan bisa mensejahterakan rakyat indonesia terutama diluar jawa asal tidak habis dikorupsi pemimpinnya sendiri....

      Hapus
  3. NKRI tidak pernah gagal yang gagal cuma orang2nya yg tdk punya rasa cinta dari awal dia dilahirkan di indonesia, siapa bilang saudara kita dr IND.TIM org yg gagal dan terkesan di-premankan, kenapa seperti itu? Karena saudaranya sendiri sesama daerah yg berhasil lupa diri dan lupa jiwa tolong menolong saat bahagia cuma tahunya tolong menolong saat sama2 susah

    BalasHapus
  4. NKRI ATAU FEDERASI ATAU APAPUN NAMANYA.....KALAU DAERAH (indonesia timur) TIDAK DIBERIKAN PORSI LEBIH PEMBAGIAN HASIL SUMBER DAYA ALAM DARI YG DITERIMA SAAT INI, TIDAK AKAN ADA PERUBAHAN. KARENA SEMUA HASIL HARUS KE PUSAT DULU BARU JATAH DAERAH DIBERIKAN (ITUPUN KALAU TIDAK DITUNDA-TUNDA) JADI BAGAIMANA MAU MEMBANGUN. COBA HASIL SUMBER DAYA ALAM DIBAGI 50:50 LANGSUNG ANTARA PUSAT DAN DAERAH, SUDAH LAMA INDONESIA TIMUR MAJU. HARUSNYA PUSAT MEMAHAMI BAHWA KEMAJUAN DAERAH ADALAH KEMAJUAN NASIONAL, KALAU DAERAH GAGAL,MISKIN MAKA PUSAT LEBIH GAGAL LAGI. PADA KENYATAANNYA PUSAT GAGAL MENSEJAHTERAKAN RAKYAT DI DAERAH (indonesia timur).

    DAN SATU LAGI, COBA DI INDONESIA DITERAPKAN HUKUMAN MATI UNTUK PARA KORUPTOR.....KARENA SUMBER SEMUA INI ADALAH KORUPSI YANG MERAJALELA DISEMUA LINI KEHIDUPAN DAN SUDAH JADI BUDAYA.....ALANGKAH BAIKNYA DAERAH MENGAWALINYA DENGAN ATURAN HUKUMAN MATI TERSEBUT.

    ENTAHLAH IDE INI!!! APAKAH UNTUK RAKYAT ATAU UNTUK SEGELINTIR ORANG.....KARENA SEKARANG SANGAT SUSAH MEMBEDAKAN MANA ORANG BAIK MANA ORANG TIDAK BAIK, MANA YANG BERJUANG UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT, HANYA SATU DARI SERIBU ORANG MUNGKIN.

    APAPUN ITU.....KALAU UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT, MASYARAKAT INDONESIA TIMUR PASTI DUKUNG....

    BalasHapus
  5. Coba bandingkan alokasi anggaran dengan tingkat penyerapannya, kemudian nominal anggaran terserap tersebut dibandingkan realisasi pembangunan fisik didaerah yang bersangkutan.
    Anda akan melihat banyak "room for improvement buat pemda pemda di indonesia timur.
    Anda pak Laode dan Syukur janganlah menyebarkan bau busuk dengan omong kosong anda, kenyataan bahwa dengan penduduk yang sedikit, kekayaan yang melimpah dan alokasi dana anggaran yang besar tetapi rakyat indonesia timur tetap miskin menunjukkan ada yang salah dengan pemda setempat.
    Kalo memang ada yang bisa di improved ya "do it" tidak perlu menyebar bau busuk menyalahkan pemerintah pusat, NKRI, federasi dan hal hal konyol lainnya yang malah menunjukkan kebodohan anda seperti keledai yang meyepak cermin waktu bercermin.

    BalasHapus
  6. YANG GAGAL BUKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA,TETAPI MANUSIA2 SOK TERPELAJAR SEMACAM LA ODE ITU LAH YG MEMBUAT SEMUA SISTEM KETATANEGARAAN MENJADI GAGAL...KARENA KETIKA SEORANG POLITIKUS MENJADI BEGITU LICIK DAN MUNAFIK,MAKA SELURUH SUMBER DAYA NEGARA AKAN DI KURAS UNTUK DIRINYA SENDIRI DAN KELOMPOKNYA (PARPOL),JIKA INGIN MEMAJUKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HAL PERTAMA YG HARUS DI LAKUKAN ADALAH MEMBUANG/MENGHAPUS PAPRPOL YG NYATA2 MEMILIKI KADER2 GOBLOK DAN KORUPTOR SAAT INI MEREKA ADALAH MUSUH NO 1 RAKYAT INDONESIA..!!

    BalasHapus
  7. Harga cabe keriting sekarang berapa yach ?...

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.