Jumat, 24 Mei 2013

Bersama Presiden Korsel, Chairul Tanjung Bahas Industri Pertahanan

http://images.detik.com/content/2013/05/24/4/192513_ctkorsel.jpgSeoul - Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung membahas banyak hal dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun Hye, saat kunjungannya ke Blue House, Istana Presiden Korsel hari ini Jumat (24/5/2013). Kedua pihak membahas masalah kerjasama ekonomi secara umum hingga kerjasama industri pertahanan dan baja kedua negara.

Chairul mengatakan KEN melakukan pembicaraan soal peningkatan hubungan industri baja, industri pertahanan, infrastruktur antara Indonesia dan Korsel. Selama ini Korsel adalah negara yang sangat maju di bidang infrastruktur sehingga diharapkan ada kerjasama di sektor tersebut.

"Kita tahu Korea telah berhasil membuat pesawat tempur, kapal selam, tank, untuk perang. Kita berharap bahwa kita tak hanya bisa sebagai pembeli dari produk-produk pertahanan dari Korea, tapi kita dapat memproduksinya bersama antara Indonesia-Korea agar bisa lebih bermanfaat untuk kedua negara," kata Chairul Tanjung saat ditemui di Grand Hyatt, Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/5/2013).

Menurut Chairul, dalam pertemuan tersebut Presiden Park sangat mengapresiasi posisi Indonesia, Korea menganggap Indonesia sebagai mitra utama bagi negaranya. "Ini tentu suatu hal yang baik karena ini menandakan kesinambungan daripada kerjasama yang telah dilakukan dengan baik oleh presiden sebelumnya," ucap Chairul.

Ia juga menyampaikan tentang besarnya potensi ekonomi Indonesia dengan penduduk 250 juta orang. Di depan Presiden Park, Chairul mengatakan Indonesia memiliki jumlah penduduk kelas menengah hingga 50 juta orang.

Bahkan berdasarkan prediksi lembaga survei McKinsey pada tahun 2020, kelas menengah di Indonesia akan bertambah menjadi 90 juta orang dan pada tahun 2030 bisa berkembang menjadi 170 juta orang.

"Ini merupakan pasar yang besar dan Korea sebagai salah satu partner yang penting bagi Indonesia tentu dapat mengambil manfaat yang cukup besar, terkait dengan partnership atau kerjasama antara Indonesia dan Korea," katanya.

Dalam pertemuan itu Chairul Tanjung diantar oleh Duta besar dan berkuasa Penuh untuk Korea Selatan, John Prasetyo, didampingi Raden Pardede selaku Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional, Aviliani Sekretaris Komite Ekonomi Nasional dan Peter Gontha anggota Komite Ekonomi Nasional.(hen/dnl)

  detikFinance  

2 komentar:

  1. Ketua komite ekonomi nasional membicarakan industri pertahanan stlah korsel 'mengerjai' inhan R.I. Dlm pembuatan kpl slam,korsel melarang kita utk terlibat dlm pembangunan kapal selam, dan dlm penundaan scara sepihak utk proyek TOT pesawat tempur. Apa yg mrk pikirkan, pejabat R.I. Seolah2 ga punya harga diri dan tdk bisa menjaga harga diri bangsa. Menurut saya gugat aja korsel di bdn arbitrase internasional terkait korsel telah wanprestasi, dan kerugian yg telah indonesia derita atas dana yg telah disetorkan utk bid TOT dlm 2 proyek di atas.

    BalasHapus
  2. sepertinya Korsel tdk bis digugat, mungkin orang2 kita di Inhan (yang sok pinter tapi tidak faham ttg kapal selam) yang tdk/kurang faham. Ini kemungkinan kalau tidak ada koordinasi yang bagus di Kemenhan, bisa juga "berindikasi" adanya "korupsi". Silahkan KPK memeriksanya. Tapi mudah-mudahan orang kita yang dikirim pintar-pintar; apalagi beberapa yang dikirim adalah pakar dari ITS yang sekarangan ini sedang mengerjakan Proyek kapal Selam Mini (Midget 22 meter) di laboratorium Hidrodinamika BPPT. InsyAllah jika yang dikirim orang ahli Midget atau orang PAL yang cerdas, maka kita bisa "mencuri" teknologi kapal selam (yang memang dipersilahkan untuk dicuri oleh pihak Korsel); tok Krsel juga mencuri teknologinya dari Jerman.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.