Jumat, 24 Mei 2013

Patroli Bea Cukai Diserang Kapal Penyelundup Narkoba

 Baku tembak terjadi di perairan internasional depan Changi, Singapura.

Lukman, ABK Wahyu 5, kapal penyelundup yang menyerang patroli Bea Cukai terkena tembak di bagian leher.
 ABK Penyelundup, Lukman Tertembak di leher
Kapal Patroli 9002 Bea dan Cukai Kanwil Karimun yang sedang melakukan patroli rutin di wilayah perairan Kepri tiba-tiba diserang dua speed boat di Perairan Internasional atau tepatnya di depan Changi, Singapura, Jumat dini hari, 24 Mei 2013, sekitar pukul 1.00 WIB.

Dua speed boat yang masing-masingnya beranggotakan 20 orang bersenjatakan parang dan meriam pelontar mencoba menyerang kapal patroli BC 9002, bahkan sempat mendekat dan mencoba memanjat kapal patroli BC.

"Serangan meriam pelontar dari 2 speed boat lebih kurang 20 menit," kata Direktur Penindakan dan Pengawasan (P2) Bea dan Cukai, Muhammad Sigit dalam konfrensi pers di Kantor BC Batam.

Mendapatkan serangan itu, kapal patroli BC mengeluarkan tembakan balasan terhadap dua speed boat dimana sebelumnya sempat memberikan peringatan sesuai SOP, sehingga dua speed boat berhasil dipukul mundur dengan balasan tembakan dan diketahui lari ke Perairan Tanjung Sengkuang, Batam.

Selang empat jam kemudian, kapal patroli BC 9002 mendapatkan informasi bahwa ada kapal KM Wahyu 5 mencoba melakukan penyeludupan sembako, narkoba, psikotropika dan prekusor dari Pasir Gudang, Johor Bahru, Malaysia.

Mendapatkan informasi itu, kapal patroli BC 9002 berhasil menghadang kapal KM Wahyu yang saat itu dikawal 2 speed boat yang sebelumnya sempat melakukan penyerangan terhadap kapal patroli BC 9002.

"Kapal KM Wahyu 5 Sarat muatan, didalamnya ada sekitar 30 orang bersenjata lengkap parang dan meriam pelontar," terang Sigit.

Selain itu, lanjut dia, di dua speed boat yang melakukan pengawalan terdapat sekitar tujuh orang juga bersenjata parang dan meriam pelontar dan menyerang kapal patroli BC dengan meriam pelontar api.

"Serangan meriam pelontar api ini bila mengenai kapal bisa membuat kapal meledak," kata Sigit dan itu bisa dilihat langsung dari rekaman video yang diputarkan pihak BC dalam konfrensi pers terhadap wartawan.

Menurut Sigit, pihaknya sempat memberikan peringatan kepada KM Wahyu 5, baik melalui isyarat ke melalui chanel radio marine ch-16, klakson, lampu dan pistol signal namun tak diindahkan pihak penyeludup.

"Serangan yang diberikan pihak penyeludup berlangsung selama 20 menit tanpa di balas kapal patroli 9002," lanjut dia.

Selanjutnya, setelah melakukan peringatan sesuai SOP, kapal patroli BC 9002 membalas dengan tembakan ke arah lambung kapal KM Wahyu 5 yang saat itu menuju perairan Tanjung Sengkuang, Batam.

Namun mengingat TKP tersisa tinggal setengah mil dari perairan Tanjung Sengkuang kapal patroli BC 9002 memutuskan untuk menghentikan pengejaran dan kembali ke pangkalan BC.

"Penembakan yang dilakukan kapal patroli BC 9002 ke lambung kapal target adalah tindakan untuk melindungi keselamatan sarana patroli dan petugas karena ada penyerangan yang membahayakan dari kapal penyeludup," tegas Sigit.

Sementara itu, pantauan di lapangan, dua ABK kapal KM Wahyu 5 yang mengalami luka tembak dari serangan balasan patroli BC 9002 kini sedang menjalani perawatan intensif di RS Harapan Bunda, Batam.

Lukman (47), ABK Kapal KM Wahyu 5  mengalami luka tembak pada bagian tenggorokan kanan dan tembus hingga punggung kanan dan kini dirawat di ruang Mawar 4. Sementara, Riko (35), salah seorang ABK lain mengalami luka tembak pada tangan kanan kini sudah kembali ke rumah dan mendapatkan rawat jalan.

  Vivanews  

1 komentar:

  1. negara kepuluan besar seperti indonesia bellum mempunyai pengamanan ganda macam cosguat dan patut di pertayakan ,kenapa cosguat pembentukannya lama sekali dan menghilang dari rencana .ini soal fuluss di lapangan krupsi di pelabuhan penyelundupan bak pasar tradisional ,sebaiknya indonesian cousguat segera di bentuk dpr harus jadi pendorang ,pemerintah rada melempem soal pembentukan cosguat penjaga pantai bersama tni ala ,bakal berkompetesi megamankan perairan indonesia ,biar gak kangkalikong di lapangan mereka harus di pisah .

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.