Rabu, 25 September 2013

Kisah Gesekan Di Laut Natuna

Selasa, 26 Maret 2013 : Jam 05.18 WIB
Pada posisi 04o 48,78’ N / 110o 18,70’ E , Kapal Pengawas Hiu Macan 001 mendeteksi adanya kapal-kapal asing yang sedang beroperasi di Laut China Selatan ZEE Indonesia.


Jam 05.40 WIB
Pada posisi 04o 52,49’ N / 110o 18,08’ E , Kapal Pengawas Hiu Macan 001 melakukan pengejaran terhadap kapal asing yang sedang melakukan penangkapan ikan untuk melaksanakan proses HENRIKHAN.


Jam 06.00 WIB
Pada posisi 04o 59,52’ N / 109o 57,22’ E , Kapal Pengawas Hiu Macan 001 berhasil memberhentikan Kapal Ikan China 58081 GT.150 jumlah awak kapal 9 (Sembilan) orang dengan alat tangkap TRAWL. Kapal tersebut tertangkap tangan sedang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap TRAWL di Laut Cina Selatan ZEE Indonesia. Setelah dilakukan pemeriksaan kapal tersebut tidak memiliki dokumen yang sah. Para awak kapal dipindahkan ke Kapal Pengawas Hiu Macan 001. Selanjutnya saya (Nakhoda) Kapal Pengawas Hiu Macan 001 menurunkan 4 (empat) personil untuk mengamankan dan membawa kapal tersebut.

Jam 07.30 WIB
Saya (Nakhoda) telpon Bapak Direktur Kapal Pengawas dan beliau memerintahkan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 untuk membawa 1 (satu) Kapal Tangkapan China 58081 bergerak menuju Satker PSDKP Natuna untuk proses hukum lebih lanjut.

Jam 06.00 WIB
Pada posisi 04o 47,39’ N / 109o 57,80’ E , saya telpon kembali Bapak Direktur Kapal Pengawas untuk melaporkan kehadiran 1 (satu) Kapal Tangkapan China NANFENG datang mengejar iringan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan Kapal Tangkapan China terus mengikuti Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) tangkapan kapal Cina 58081. Kapal Pengawas Hiu Macan 001 berusaha untuk menghubungi kapal patroli Cina dengan menggunakan radio VHF terus menerus tapi tidak ada jawaban. Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) Kapal Tangkapan Cina 58081 tetap terus melanjutkan perjalanan.

Jam 10.25 WIB
Terlihat ada kapal dengan kecepatan tinggi dari arah timur laut mengejar iringan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) Kapal Tangkapan China, ternyata Kapal Patroli Cina 310 dengan bobot lebih besar dari Kapal Patroli Cina NANFENG yang sebelumnya.


Jam 10.40 WIB
Kapal Patroli China 310 menghubungi Kapal Pengawas Hiu Macan 001 menggunakan radio VHF di channel 16 berbahasa Inggris untuk bernegoisasi meminta kapal ikan China tersebut untuk dilepaskan dengan memberikan WARNING ke Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dengan cara :

  • 1 (satu) Kapal Patroli China NANFENG menghambat lajunya perjalanan Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan 1 (satu) Kapal Tangkapan China.
  • 1 (satu) Kapal Patroli China 310 dengan persenjataan yang lengkap membunyikan sirine 2 (dua) kali agar Kapal Pengawas Hiu Macan 001 dan Kapal Ikan China 58081 berhenti dan terus menghubungi Kapal Pengawas Hiu Macan 001 meminta agar Kapal Ikan China dilepaskan dengan memberikan waktu 30 menit, jika permintaan mereka tidak dipenuhi maka mereka akan tetap mengancam.

Jam 11.35 WIB
Saya (Nakhoda) menelpon Bapak Direktur Kapal Pengawas untuk berkoordinasi dan melaporkan kejadian, tetapi teplon satelit yang ada di Kapal Pengawas Hiu Macan 001 mendapat gangguan oleh Kapal Patroli China sehingga tidak berfungsi. Dengan pertimbangan demi keselamatan awak Kapal Pengawas Hiu Macan 001, Kapal Ikan China tersebut kami lepaskan pada posisi 04o 37,43’ N / 109o 46,30’ E.

Jam 12.10 WIB
Kapal Pengawas Hiu Macan 001 melanjutkan perjalanan untuk melakukan Patroli Pengawas Kembali.

Jam 12.30 WIB
Sudah menjauh dari sekitar 10 mil dari Kapal Patroli China 301 dan NANFENG, telpon satelit berfungsi kembali. Saya (Nakhoda) menelpon kembali Bapak Direktur Kapal Pengawas dan melaporkan bahwa Kapal Tangkapan China 58081 sudah lepas.

Sedanau, 27 Maret 2013
NAKHODA KAPAL PATROLI HIU MACAN 001

  ● Bongjum  

19 komentar:

  1. Ada reaksi dari pemerintah RI gak ya?

    BalasHapus
  2. BENER-BENER MEMALUKAN NAMA INDONESIA, TNI AL PENGECUT............MEMALUKAN, TIDUR AJA PULANG LUH ANGKATAN LAUT, SAPU-SAPU DI HALAMAN JENDERAL KORUP GOBLOK LUH !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! NGAK PANTES PATROLI LAUT LAGI. SAYA BARU TAHU BERITA INI, DAN TERUS TERANG SANGAT MALU JADI ORANG INDONESIA KALAU BEGINI TERUS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar Mas ... Ini bukan KAPAL TNI AL ..hanya kapal patroli DKP ..seperti diterangkan Mas ancablogspot dibawah ...

      Hapus
    2. Jangan cuma ngomel Om,,, belajar diplomasi/politik yang bener pada saatnya nanti,,, gunakan ilmu itu untuk rakyat, dan mengharumkan bangsa & negara,
      ***jangan buat nipu rakyat

      Hapus
  3. kenapa tidak minta bantuan TNI AU ?? .../ armada yg lain ??? ...... Wah duh ??? Yek opo iki ....?? Memang dilapangan terkadang kondisi teknis sulit, tappi setidaknya kita butuh langkah tegas dan terukur ...........

    BalasHapus
  4. Hiu macan bukan kapal tni al,itulah kesalahan kita melibatkan dkp dalam menjaga wilayah laut,dl jg pernah di tangkap patroli malaysia....memalukan negara saja ni departemen

    BalasHapus
  5. disinilah letak suatu negara di pikirkan dengan segala kekuranganya,,
    membutuhkan alutsista yg memadai dan di segani,,
    bukan cuma sekedar senapan mesin,tetapi kita juga butuh kapal yang eiliki combat power,,belum perang elektronika kapal kita sudah mmelempem,,itu br china yg kualitasnya belum seperti ameriki,,,,

    perlu susunan alutsista yg memadai di sekitar perbatasan,setidaknya mengadopsi destroy,,cruiser,bukan sekedar ecek"..
    Boleh kita produksi lokal kkapal kita,tp jeroanya harus di refurbish yg lebih modern,,isal Kcr jeroanya di isi fregat..untuk perang elektronika bisa pilih tanding..

    Semoga pemmerintahan memikirkan hal yg sama untuk mebenahi nya

    BalasHapus
  6. Lessons learned :
    1. Dirjend PSDKP Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan terbukti macan ompong perlu ditinjau kembali agar alokasi anggaran biaya lebih efektif. Kalau mau dipertahankan, pemerintah harus melengkapi dengan sarana persenjataan dan komunikasi yg memadai, terutama personil. Namun disini mental PNS dipertanyakan. Tidak bisa diharapkan kalo mereka mau mati dalam menjalankan tupoksinya.
    2. Kalo fungsi melawan kapal asing mau diberdayakan, buat saja semacam Coast Guard Indonesia yg merupakan alter egonya TNI AL, personil militer (bukan PNS) dengan full support dari ABRI.
    3. Pemerintah perlu meninjau kembali politik luar negeri vis a vis China. Meskipun kita tidak ikut sengketa Spratly, tetap kedaulatan kita harus dijaga dan dipertahankan. Jangan ngebet berharap transfer teknologi rudal C-705 saja.

    BalasHapus
  7. Sabar, belum saatnya... Ingat kasus Ambalat, mirip dengan ini. Kalau waktu itu kita habis2an melayani si Jiran, bisa jadi kita menang tp erang bakal berlangsung lama dan hancur ekonomi kita. Lihat sekarang, Kekuatan ekonomi kita no 16 dunia. militer kita no 15 dunia. kalau dulu kita layani tdk mgkn ini terjadi. Sabar sambil mengasah pedang terbukti berhasil. Sekarang Jiran serumpun tdk berani masuk ambalat...Butuh kerja keras utk menghadapi cina yg berkali lipat kekuatannya dari jiran.

    BalasHapus
  8. PECAT KAPTEN KAPAL HIU...
    DASAR PENGECUT..
    GAK PANTAS PENGECUT DAPAT GAJI UANG RAKYAT....

    BalasHapus
  9. Bukan masalah pengecut atau tidaknya tetapi menurut saya ini adalah langkah terbaik.

    BalasHapus
  10. Semoga hal yang serupapun dilakukan oleh petugas keamanan laut kita ketika nelayan-nelayan kita ditangkap oleh negara tetangga.

    BalasHapus
  11. SABAR SAUDARA2. PIKIRKAN DNGAN KPALA DINGIN.KALAU PEPATAH BUGIS BILANG.INI HARI KAMU JANTANG TPI BLM TENTU BESOK KAMU JAGOAN. KAKI SALING BERGANTI.. LBH BAIK MENGALAH UNTK KEMENANGAN. KAN SKRH CINA TRANSFR TEKNOLOGINYA MA INDONESIA. JADI MOHON SABAR. KALAU UDA PERANG AKU UNDANG KALIAN DATANG Y.

    BalasHapus
  12. Ini lah kalau perwira doyan krupsi ketemu musuh di.lapangan keok sebelum perang , sudah kapal nya gak ada senjata akibat ulah petinggi negara doyan kemplang berakhir memalukan . Kami sudah koar 2 stop bangga 2 bikin perahu kcr manfaatnya tidak ada dan nihil ," apa kata mereka , bisa serang langsung dan gumpet di karang ?....gumpet di karang menhan !

    BalasHapus
  13. Kapal pengawas Hiu macan 001 adalah kapal dari dinas kelautan dan perikanan bukan kapal patroli atau kapal perang jadi bisa saja dijamming karena tidak memiliki kelengkapan selayaknya kapal perang ....
    Namun ada beberapa prestasi " hiu macan 001 " yang perlu kita apresiasi ......

    1. Tanggal 19 Juni 2012 Jam 06.35 WIB Pada
    Posisi : 05º 34,19’ N / 109º 38,36’ E KP. HIU
    MACAN 001 berhasil memberhentikan KM. KH
    99568 TS kapal Vietnam GT. ± 40 dengan alat
    tangkap Gill Net dan para awak kapal yang
    berjumlah 12 orang yang berasal dari
    Vietnam dipindahkan ke KP. HIU MACAN 001.
    Selanjutnya Nakhoda KP. HIU MACAN 001
    menurunkan 1 personil untuk memeriksa dan
    mengamankan kapal tersebut. Jenis
    pelanggaran : tidak ada dokumen.
    2. Tanggal 19 Juni 2012 Jam 07.00 WIB Pada
    Posisi : 05º 34,63’ N / 109º 44,78’ E KP. HIU
    MACAN 001 berhasil memberhentikan KM. KH
    91089 TS kapal Vietnam GT. ± 40 dengan alat
    tangkap Gill Net dan para awak kapal yang
    berjumlah 12 orang yang berasal dari
    Vietnam dipindahkan ke KP. HIU MACAN 001.
    Selanjutnya Nakhoda KP. HIU MACAN 001
    menurunkan 1 personil untuk memeriksa dan
    mengamankan kapal tersebut. Jenis
    pelanggaran : tidak ada dokumen.
    3. Tanggal 19 Juni 2012 Jam 09.00 WIB Pada
    Posisi : 05º 29,60’ N / 109º 58,68’ E KP. HIU
    MACAN 001 berhasil memberhentikan KM.
    BTH 99571 TS kapal Vietnam GT. ± 20
    dengan alat tangkap Gill Net dan para awak
    kapal yang berjumlah 9 orang yang berasal
    dari Vietnam dipindahkan ke KP. HIU MACAN
    001. Selanjutnya Nakhoda KP. HIU MACAN
    001 menurunkan 1 personil untuk memeriksa
    dan mengamankan kapal tersebut. Jenis
    pelanggaran : tidak ada dokumen.
    4. Tanggal 19 Juni 2012 Jam 09.11 WIB Pada
    Posisi : 05º 27,42’ N / 109º 58,44’ E KP. HIU
    MACAN 001 berhasil memberhentikan KM.
    BTH 98782 TS kapal Vietnam GT. ± 20
    dengan alat tangkap Gill Net dan para awak
    kapal yang berjumlah 8 orang yang berasal
    dari Vietnam dipindahkan ke KP. HIU MACAN
    001. Selanjutnya Nakhoda KP. HIU MACAN
    001 menurunkan 1 personil untuk memeriksa
    dan mengamankan kapal tersebut. Jenis
    pelanggaran : tidak ada dokumen.
    5. Tanggal 19 Juni 2012 Jam 18.35 WIB Pada
    Posisi : 05º 08,20’ N / 109º 55,36’ E KM. KH
    99568 TS digunakan untuk mendeportasi
    para awak kapal yang berjumlah 35 (tiga
    puluh lima) orang.
    6. Tanggal 19 Juni 2012 Jam 19.00 WIB KP. HIU
    MACAN 001 melanjutkan perjalanan menuju
    ke Satker PSDKP Natuna untuk proses lebih
    lanjut.
    7. Tanggal 21 Juni 2012 Jam 06.00 WIB KM.
    KH 91089 TS, KM. BTH 99571 TS dan KM.
    BTH 98782 TS tiba di Satker PSDKP Natuna
    dengan aman dan selamat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas info tambahannya ... kalo boleh keterangan diatas dicantumin sumbernya jadi lebih jelas bukan katanya >>>> terima kasih

      Hapus
  14. sya rasa kita perlu memakai cara china yang mengawal kapal ikannya, seharusnya TNI juga mengawal kapal ikan kita sekaligus membackup "perahu perahu" DKP. sehingga kejadian ini jangan terulang lagi, karena akan menjadi pertimbangan dunia internasional yang jelek bagi kedaulatan NKRI. asumsinya : Bangsa Indonesia bangsa pengecut, digertak sedikit aja udah panik!. ini sangat memalukan, tapi apalah daya gak mungkin juga perahu DKP disuruh adu jotos sama kapal patroli lawan yang levelnya jauh diatas perahu DKP, mereka berani menggertak karena yang menangkap cuma kelas "perahu" coba seandainya yang nangkap kelas fregat atau korvet, mereka pasti bermanis mulut sambil nyembah nyembah minta dilepaskan kapal ikan mereka. dan kalaupun terjadi "chaos" sudah pasti china akan berhadapan langsung dengan ASEAN, dan so pasti ASU membackup ASEAN. ini bisa menguntungkan tapi bisa juga merugikan Indonesia, tergantung pemerintah kita pandai gak bermain dalam situasi yang sudah superhot kayak gitu...kalo saya sih berharap jangan terjadi dulu, karena kita butuh situasi damai untuk membangun bangsa ini disegala bidang, sekalian membangun power yang mencukupi untuk menghadapi situasi tanggap darurat dalam skala militer. tapi walau bagaimanapun TNI harus bisa melindungi kapal kapal kita, meskipun itu kelas sampan atau getek asal ada sang merah putih-nya wajib dilindungi dan dibela. yang penting kedaulatan dulu harus ditegakkan, urusan politik biar Jakarta yang ngurus!

    BalasHapus
  15. apa BAKORKALA mASIH BUTUH 500 KAPAL.....

    Coba di satukan dinas kelautan dan bakorkamla serta TNI aL..mjd 1 payung negara,,bukan berbeda"....
    Kalau sudah terjadi begini mau blg. Apa....

    BalasHapus
  16. HARGA DIRI BANGSA INDONESIA NO. 1,...
    APARAT NEGARA, TNI,POLRI...
    KALAU TIDAK BISA MENJAGA MARTABAT INDONESIA,.... MUNDUR ATAU PECAT SAJA....

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.