Minggu, 27 April 2014

Penembakan di Puncak Jaya belakangan ini merupakan tindakan kriminal murni

Kelompok bersenjata Papua tembaki guru sampai tukang ojek http://www.jpnn.com/picture/normal/20140125_020345/020345_305227_TNI_puncak_jaya_HL.jpgPapua Kepala staf Kodam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian mengatakan penembakan di Puncak Jaya belakangan ini merupakan tindakan kriminal murni.

"Kelompok yang melakukan penembakan ini lebih kepada tindakan kriminal murni. Mereka pernah tembak tukang ojek, sopir, guru sekolah bahkan anggota TNI/polisi, ini berarti mereka kelompok kriminal murni. Dan kami akan mengejar terus," katanya kepada wartawan di Jayapura usai pemakaman Sertu Anumerta Rahman Hakim, Sabtu sore.

Untuk itu, Kasdam menegaskan bahwa kehadiran TNI di Puncak Jaya adalah untuk melindungi warga masyarakat setempat dari gangguan keamanan, termasuk dari kelompok kriminal bersenjata itu.

"TNI ada untuk melindungi rakyat yang ada di sana. Dan bersama pemerintah setempat membangun daerah itu," katanya.

Terkait dengan adanya kelompok kriminal itu, kata Kasdam, pihaknya telah menginstruksikan kepada prajuritnya yang berada di lapangan untuk selalu waspada.

"Dan kami akan terus mengejar para pelaku kriminal itu. Tapi kami tidak akan menambah pasukan, karena pasukan yang ada di sana sudah cukup," katanya.

Ketika ditanya apakah sejumlah pos tentara yang ada di Mulia dan sekitarnya akan dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi atau strategis, karena kerap kali mendapat berondongan tembakan dari kelompok kriminal, Kasdam mengatakan bahwa hal itu merupakan teknis di lapangan. "Itu strategi, atau taktik di lapangan. Kami akan lihat bagaimana tingkat kebutuhannya," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang dari dua anggota TNI dari Yon 751 tewas ditembak oleh kelompok sipil bersenjata di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Jumat sekitar jam 15.30 WIT. Satu di antaranya Serda Rahman Hakim anggota Yon 751/Raider.(mdk/ian)
Sertu Rahman, pengajar baca tulis anak Papua itu tewas ditembak Sertu Rahman Hakim tewas ditembak kelompok bersenjata di Mulia, Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya, Jumat (25/4) sekitar jam 15.30 WIT. Anggota Yonif 751/Raider Sentani ini dikenal sebagai pribadi yang baik.

Komandan Batalyon (Danyon) Letkol Inf Luqman Arief mengatakan Sertu Hakim merupakan seorang pengajar.

Beberapa bulan terakhir sejak ditugaskan di Pos Gurage, Sertu Hakim meminta istrinya untuk mengirimkan buku-buku pelajaran yang digunakan untuk mengajar anak-anak yang berada di kampung-kampung.

"Kebetulan istri Sertu Hakim merupakan seorang guru Taman Kanak-Kanak (TK)," katanya kepada Antara di Sentani, Sabtu (27/4).

Dia menjelaskan biasanya Sertu Hakim mengajar anak-anak yang ditemuinya ketika melakukan patroli ke kampung-kampung tempat ditugaskan.

Masyarakat sekitarpun mengaku bahwa Sertu Hakim sudah cukup dekat dengan masyarakat.

"Kegiatan mengajar ini sudah dimulai sejak 4-5 bulan ketika rombongannya bertugas di Pos Gurage," tegasnya.

Ia menambahkan pihaknya sangat kehilangan atas kepergian Sertu Hakim. Selain loyalitas kepada negara, Serta Hakim juga memiliki kepedulian bagi nasib anak-anak Papua yang belum mengecap bangku pendidikan secara menyeluruh.

Sertu Anumerta Rahman Hakim meninggalkan seorang istri bernama Sulistiowati, yang merupakan guru TK Ria Pembangunan, dan seorang anak laki-laki berumur 2 tahun bernama Alif.(mdk/ian)

  Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.