Kamis, 26 Maret 2015

Pesawat Tempur Rafale Unjuk Kebolehan di Langit Halim

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Pangkosekhanudnas I) Marsma TNI Fahru Zaini Isnanto, SH. MDS., usai mencoba kehandalan Pesawat Dassault Rafale Nomor 104-1C dengan Kapten Dupon dalam manuver di udara sekitar Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Rabu (25/3).

Selama lebih kurang sepuluh menit pesawat tempur terbaru Angkatan Udara Perancis (Armee De L’Air) Dassault Rafale nomor ekor 104-1R, yang diawaki pilot Kapten Benoit “Tao” Planche, terbang membelah langit Halim Perdanakusuma, melakukan manuver udara, Rabu (25/3).

Penampilan penerbang Rafale berusia 38 tahun dan beribukan wanita keturunan Vietnam ini memukau ribuan pasang mata di base ops Halim dan masyarakat sekitarnya yang menyaksikan aksi terbang degan “High Performance Aerobatic”, termasuk para pejabat Kemhan, PTDI, TNI dan TNI AU. Diantara pejabat TNI AU tampak Asrena Kasau Marsda TNI Mawardi, S.E, Aslog Kasau Marsda TNI Nurullah, Pangkoopsau I Marsda TNI Agus Dwi Putranto, Waasops Marsma TNI Yuyu Sutisna dan Kadispenau Marsma TNI Hadi Tjahjanto. Beberapa maneuver yang dilakukan adalah take off-barell roll, square dance-half cuban height, splits S, inverted turn, roll-loop, touch and go, slow pass-slow loop, roll-inverted flight-rool, show of force, barell roll in-dumble, clover leaf dan splits S-fullstop. Manuver terakhir pesawat menanjak posisi terbalik mengeluarkan roda pendarat dan langsung mendarat, pesawat Nampak mudah sekali dikendalikan oleh penerbang ber call sign Tao ini.

Manuver diperagakan dari ketinggian 100 feet hingga ketinggian 3000 feet, dengan kecepatan dari 100 knot hingga kecepatan 0,95 mach dengan membuat gaya gravitasi hingga +10G/-3G.

Pada pagi harinya pukul 9.30 Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Pangkosekhanudnas I) Marsma TNI Fahru Zaini Isnanto, SH. MDS., juga ikut mencoba kehandalan pesawat Dassault Rafale Nomor 104-1C (Back Seater) tandem dengan Pilot Uji Dassault yaitu Letkol (Purn) Sebastian Dupont dalam serangkaian manuver udara di atas Pelabuhan Ratu Jawa Barat.
Dassault Rafale dalam manuver dalam solo display di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (25/3)

Selama 45 menit penerbangan, Pangkosekhanudnas I mendapat kesempatan mengendalikan pesawat tersebut dalam berbagai manuver dari ketinggian 25000 feet hingga 100 feet, diantaranya simulasi manuver dogfight, air to air serta air to ground dan low level flight pada ketinggian 100 feet di atas laut Pelabuhan Ratu.

Marsma TNI Fahru Zaini Isnanto, SH. MDS., mengatakan, bahwa pesawat ini sangat lincah, canggih dan cukup handal dalam berbagai manuver, memiliki tempat duduk sangat nyaman seperti pesawat F-16 “Saya sempat manuver hingga 8.5 G”, ujarnya.

Sementara sebelumnya pada Selasa kemarin, tiga penerbang tempur TNI AU yaitu dua penerbang F-5E Tiger yaitu Mayor Pnb M. Yunus “Bradox” dan Mayor Pnb Abdul “Phoenix” Haris dari Skadron Udara 14 serta seorang penerang F-16 C/D Mayor Pnb Agus “Wolverine” Dwi dari Skadron Udara 3 juga ikut terbang menjajal kehebatan dengan pesawat tempur Rafale.

Ketiga penerbang dari Laud Iswahyudi Madiun ini menyebutkan betapa lincah dan modern dan canggihnya system sensor pesawat tempur generasi 4.5 ini. Sistem sensor terpadu memungkinkan pesawat menangkap sasaran udara dan darat dengan radar, mengidentifikasi kawan dan lawan (Identification Friend and Foe) secara langsung dan menampilkan identifikasi visual dengan sensor kamera infra merah jarak jauh untuk memastikan itu sasaran yang tepat atau tidak dan memilih menembakkan rudal jarak sedang atau jarak dekat. Demikan pula untuk penembakan darat dan laut bisa mengunci sasaran pada jarak 50 km, memilih sasaran yang tepat dan memilih penembakan senjata bom pintar JDAM pada jarak 30 km atau menembakkan rudal exocet untuk menghancurkan sasaran Laut.

Kedatangan pesawat tempur modern ini sangat baik agar kita semua bisa membandingkan kecangihan aneka pesawat yang ditawarkan untuk mengantikan pesawat tempur F-5 Tiger II kita yang sudah waktunya beristirahat. Banyak pilihan yang menarik namun keputusan pesawat jenis apa yang akan dipilih tetap berada ditangan pemerintah RI untuk memperkuat Kekuatan Dirgantara Nasional sesuai dengan kebutuhan, tantangan masa depan dan kepentingan nasional Indonesia.

  TNI AU  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.