Selasa, 05 Mei 2015

[World] Kisah ajaib pesawat terakhir dari Saigon selamatkan 425 orang

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2015/05/image40.jpgHercules Vietnam ☆

Masyarakat Vietnam baru saja merayakan 40 tahun jatuhnya Kota Saigon tanggal 29 April kemarin. Pasukan Vietnam Utara berhasil mengalahkan Vietnam Selatan dan membuat Amerika Serikat angkat kaki selama-lamanya dari negara itu.

29 April 1965, ratusan ribu warga Vietnam Selatan yang panik memenuhi Pangkalan Udara Tan Son Nhut. Mereka berharap ada keajaiban yang bisa membawa mereka keluar dari Saigon yang bakal segera dikuasai komunis.

Tentara Vietcong mulai memasuki kota. Tinggal hitungan menit sebelum pangkalan udara Tan Son Nhut juga menyusul jatuh.

Serangan Artileri Vietcong yang gencar berhari-hari sudah merusak lebih dari 100 pesawat Vietnam Selatan. Di saat terakhir, hanya ada sebuah pesawat angkut C-130 Hercules yang tersisa.

Kisah ini dituliskan mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal Chappy Hakim dalam buku Pelangi Dirgantara dan diterbitkan Penerbit Buku Kompas Tahun 2010.

Saat itu Hercules yang sedang melaju di landasan pacu tiba-tiba berhenti di depan Kolonel Doan Van De, Komandan Wing Pemeliharaan dan Pembekalan ke-50 Angkatan Udara Republik Vietnam.

Pilot Hercules, Mayor Duong melambaikan tangan mengajak sang Kolonel ikut naik. Kolonel De tersadar, inilah pesawat terakhir yang akan meninggalkan Than Son Nut. Tak ada lagi pesawat apa pun setelah ini. Than Son Nut sudah tamat dan Mayor Duong sengaja menghentikan pesawat untuk mengajak sahabatnya ikut.

Kolonel De berlari masuk ke pesawat. Dia sangat terkejut melihat pesawat tersebut luar biasa sesak. Kolonel De sempat menghitung penumpang di kabin pesawat angkut itu. Dia tak percaya dengan hitungannya: 452 orang!

Dengan susah payah Kolonel De mencapai kokpit. Area kokpit saja sudah disesaki oleh 31 orang.

Namun ada masalah lain, tak ada copilot yang bisa membantu Mayor Duong menerbangkan pesawat. Kembali Kolonel De bergerak ke arah kerumunan di kabin. Dia berhasil menemukan seorang penerbang C-7 yang sanggup jadi copilot.

Pesawat bertubuh gendut itu mulai melaju di lintasan, siap tinggal landas. Kolonel De menarik napas cemas. Pesawat sudah melewati tanda 9.000 kaki. Panjang landasan cuma 10.000 kaki ditambah 1000 kaki untuk over run. Sementara Hercules ini kelebihan muatan sekitar 10.000 kg alias 10 ton dari muatan yang dipebolehkan oleh buku manual. Bagaimana jika pesawat tak bisa terbang karena terlalu berat?

Lewat di ujung 10.000 kaki, pesawat belum juga mau naik. Kini harapan terakhir tinggal 1.000 kaki over run runway yang biasa hanya digunakan untuk keadaan darurat. Kolonel De menarik napas lagi.

"Tepat di ujung landasan, Mayor Duong dengan percaya diri menarik control wheel. Pesawat berhasil lepas landas. Pesawat perlahan bergerak naik dengan setengah merayap namun pasti membawa lepas dari in ground effect ke climbing atitude," kata Kolonel De.

Setelah lepas landas, bukan berarti masalah selesai. Mayor Duong ternyata tak punya peta. Dia terpaksa mengarahkan pesawatnya dengan mengira-ngira. Tujuannya Pangkalan Udara Utapao Thailand yang jaraknya 400 mil laut dari Tan Son Nhut. Diperkirakan waktu tempuh sekitar 1 jam 20 menit.

Namun setelah satu setengah jam terbang, Mayor Duong baru sadar posisi mereka keliru. Saat itu juga copilot baru sadar dia mengantongi sebuah peta kumal dalam pakaian terbangnya.

Dengan peta yang sudah kumal itu dua penerbang melakukan navigasi ulang. Mereka memutar arah 180 derajat. Akhirnya setelah 3 jam 30 menit, pesawat bisa mendarat di Utapao, Thailand.

Setelah pesawat diparkir dengan mulus, Kolonel De yang penasaran kembali menghitung jumlah penumpang. Hitungan awalnya tidak salah. Jumlahnya benar 452 penumpang!

Mayor Robert Kenny, seorang perwira AU AS juga tak percaya pada pemandangan yang dilihatnya. Dia menggambarkan saat pintu pesawat dibuka, ratusan orang berjalan keluar persis seperti pemandangan tahanan Nazi di Kamp Konsentrasi Perang Dunia II. Dia bersyukur pesawat yang penuh sesak itu bisa mendarat tepat waktu.

"Saya pikir jika penerbangan memakan waktu sedikit saja lebih lama, banyak yang tak akan bisa selamat," kata Mayor Kenny.

Sebagian besar pengungsi Perang Vietnam tersebut kemudian tinggal di AS. Sebuah pesawat Hercules dan kepahlawanan Mayor Duong menyelamatkan hidup 452 orang itu. [siw]

  merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.