Senin, 31 Agustus 2015

[World] 'Hantu Gurun' SAS Memburu Algojo ISIS

Mengenakan pakaian canggih anti-radar Pasukan SAS pemburu algojo ISIS mengenakan pakaian "hantu gurun" anti-radar. | (Mirror)

P
asukan Special Air Service (SAS) Inggris dan para penembak jitu elite yang memburu algojo ISIS, Jihadi John alias Mohammed Emwazi kini mengenakan pakaian canggih anti-radar. Dengan pakaian itu, pasukan khusus Inggris itu berpenampilan seperti “hantu gurun”.

Pakaian khusus itu digunakan setelah Inggris mengetahui jika kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah memanfaatkan radar canggih. Penampilan pasukan SAS itu dilaporkan Sunday Mirror.

Pakaian canggih itu biasa disebut “burkha tempur”. Pakaian khusus yang dirancang dengan dana perang senilai £ 1,1 miliar (poundsterling) itu diresmikan tahun lalu oleh Perdana Menteri David Cameron dalam kampanye melawan teror.

Sumber senior di pemerintahan Inggris mengatakan, pakaian spesialis itu juga sedang digunakan oleh pasukan unit khusus yang dikerahkan untuk misi pengintaian. “Sulit untuk memakainya, tetapi ketika Anda berada dalam jangkauan radar itu adalah pengaman hidup. (Pakaian) ini memancarkan inframerah yang mengganggu, sehingga musuh tidak bisa melihatnya dengan radar mereka,” katanya.

Kami tahu mereka (ISIS) menggunakan beberapa peralatan yang sangat maju yang direbut dari Irak, hasil sumbangan dari AS,” lanjut sumber itu semalam (29/8/2015).

Pakaian ini pasti memiliki kemampuan untuk memungkinkan kita beroperasi seperti 'hantu', yang memiliki dampak psikologis pada musuh, di mana mereka tahu kami ada, tapi tidak bisa melihat kami.

Perburuan terhadap algojo ISIS dilakukan setelah kelompok radikal itu melansir video pemenggalan sejumlah sandera, termasuk warga Inggris. ”Tentara secara aktif mencari mereka yang ada di balik serangkaian video pemenggalan yang mengerikan dan mereka tidak akan berhenti sampai pekerjaan ini dilakukan,” imbuh sumber itu.

Sosok Emwazi jadi target utama peburuan pasukan SAS, setelah pemuda asal London keturunan Kuwait itu diyakini jadi algojo utama ISIS. (mas)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.