Jumat, 11 September 2015

[World] Melihat Peta Kekuatan Udara India

http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/06/su-30-mki-lagi.jpgSetelah mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1947, India telah bekerja keras untuk mendapatkan pijakan yang kuat di wilayah tersebut dan mempertahankan integritas dan kedaulatan dengan cara sebaik mungkin. India menjadi menjadi salah satu negara yang paling kuat di wilayah ini dalam hal keterampilan, sumber daya, stabilitas politik dan kekuatan militer.

Angkatan Udara India selalu menjadi elemen kunci dalam menjaga keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut. Dan pada tahun 2015 terlepas dari penundaan yang lama sejumlah pengadaan pesawat IAF tetap menjadi kekuatan yang dipertimbangkan.

Dan berikut kondisi dan rencana India membangun kekuatan udara mereka.
Upgrade Jet Tempurhttp://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/07/SU-30MKI-e1436014577793.jpgLama tertunda Program upgrade Dassault Mirage 2000 menjadi Mirage 2000-5 MK2, Mig-29 ke Mig-29UPG dan SEPECAT Jaguar dengan paket Darin III akhirnya bergerak di fasilitas HAL dan ini akan meningkatkan kapasitasnya pesawat menjadi setara dengan jet tempur generasi 4.5. Semua jet akan mendapatkan mesin baru, avionik baru, radar baru yang lebih kuat, kemampuan membawa senjata yang lebih besar serta jangkauan lebih jauh dan kaca kokpit modern.

Mirage 2000-5 Mk2 dan Mig-29UPG diharapkan tetap dalam pelayanan hingga 2035. Sementara Jaguar nantinya akan diganti setelah pesawat generasi kelima yang dibangun dengan Rusia akan masuk ke layanan.

Seiring dengan itu, 40 dari seluruh jet tempur Sukhoi-30MKI juga akan diintegerasikan dengan radar AESA dan rudal BrahMos serta Nirbhay yang merupakan rudal jelajah berkemampuan nuklir. Proses integrasi diharapkan akan diuji pada akhir 2015. Sementara proses untuk mengintegrasikan 39 Sukhoi-30MKI yang lain dengan Brahmos / Nirbhay akan dilakukan dalam 3-5 tahun berikutnya.

Rencana yang belum dikonfirmasi menyebutkan upgrade armada Sukhoi-30MKI dengan radar AESA dan avionik baru akan dilakukan pada akhir 2018, IAF akan memiliki armada penuh Sukhoi-30 MKI sebanyak 272 dan 40 yang dilengkapi dengan rudal Brahmos / Nirbhay hingga pada tahun 2020. Hal ini akan memberikan kemampuan pada Flanker India untuk memperluas jangkauan 290-1000 Km dengan kemampuan serangan nuklir.
Pengadaan Jet Tempurhttp://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/08/rafale.jpgKementerian Pertahanan (MoD) telah menyelesaikan kesepakatan dengan Dassault untuk pembelian langsung 36 jet tempur Rafale untuk IAF. Satu-satunya hal yang tersisa adalah penandatanganan resmi kontrak yang akan dilakukan dalam tahun 2015. Dassault telah setuju dan meyakinkan administrasi India dari proses pengiriman lebih cepat berarti 18-24 Rafale per tahun. Pengiriman diharapkan akan dimulai pada tahun 2016.

Selain itu India juga dalam jalur pengadaan LCA Tejas. Tejas MK1 sekarang dalam produksi menunggu di izin operasional awal atau FOC yang diharapkan pada awal tahun 2016. Diperkirakan IAF akan mengambil sekitar 18 pesawat pada tahun 2018 atau satu skuadron. Dikabarkan IAF akan membeli total 40 LCA MK1 awalnya untuk mengisi kekosongan yang disebabkan oleh pensiunnya Mig-21 dan Mig-27. Angkatan udara juga tertarik untuk mengakuisisi total 83 LCA Tejas Mk2. Dalam jangka panjang ini baru rencana mereka akan memiliki total 294 LCA Tejas (MK1 + MK2) yang didistribusikan di 14 skuadron dengan 21 jet per skuadron.
Pengadaan Pesawat Transportasi/Kargohttp://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/07/Il-214.jpggAirbus bergabung dengan TATA pada tahun 2014 untuk memberikan sekitar 56 EADS CASA C-295 pesawat transportasi menengah ke IAF. Sebanyak 16 akan disampaikan dalam kondisi jadi oleh Airbus dan sisanya 40 akan diproduksi oleh TATA di India.

UAC Rusia dan HAL India juga telah bersama-sama mulai bekerja pada pengembangan pesawat transportasi militer Il-214. Kesepakatan akhir tampaknya telah ditandatangani pada bulan Februari tahun 2015. Penerbangan pertama diperkirakan akan berlangsung pada tahun 2017 diikuti oleh induksi pada akhir 2018. IAF telah memesan sekitar 100 pesawat ini.
Pengadaan Helikopterhttp://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/09/india-heli.jpgPenawaran untuk 22 Apache AH-64D dan 15 Chinook senilai US $ 2 miliar kemungkinan kesepakatan akhir akan ditandatangani akhir tahun 2015. HAL juga terus bekerja untuk mengirimkan 187 Light Observation Helicopter (LOH) pada tahun 2022. Penerbangan pertama direncanakan pada tahun 2015 meskipun belum ada konfirmasi resmi tentang hal ini.

Pada bulan Agustus 2015, Reliance Industries dari India dalam usaha patungan dengan mitra Rusia juga akan memberikan 200 Ka-226A Light Utility Helicopter (LUH). Kementerian Pertahanan juga menyelesaikan kesepakatan untuk 65 HAL LCH untuk IAF. LCH telah melalui pengujian yang ketat dan disebut berhasil.
Pesawat Generasi Kelimahttp://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/08/t-50-11.jpgUntuk pesawat tempur menengah dana penuh untuk program tersebut telah disetujui oleh Kementerian Pertahanan pada bulan Maret 2015 dan akan diberikan pada tahun 2015. Program pengembangan Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA) telah berjalan penuh. Pemerintah telah meminta semua pihak (DRDO, ADA, HAL dan berbagai lembaga sektor publik dan swasta baik di India dan luar negeri) untuk memberikan 2 prototipe dan 4 teknologi demonstran pada 2019. Jika berjalan sesuai rencana AMCA mungkin bisa masuk layanan pada tahun 2025.

Sedangkan untuk pesawat genasi kelima atau yang dikenal dengan Fifth Generation Fighter Aircraft / Perspective Multi-role Fighter (FGFA/PMF), meskipun mengalami sejumlah masalah tetapi Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar menyebut telah ada kemajuan. Pada bulan Maret 2015, telah disepakati berbagai hal antara India dan Rusia salah satunya untuk berbagi tingkat kerja 50:50% untuk mengurangi waktu pengiriman FGFA / PMF dari 92 bulan menjadi 36. Menurut perjanjian yang baru ditandatangani, HAL akan menerima 3 prototipe PAK-FA antara tahun 2015 dan 2017 untuk diuji. Produksi HAL diharapkan mulai dari 2018. Berapa jumlah pesawat yang akan dibeli masih belum pasti tetapi dalam pernyataan terakhir, Departemen Pertahanan India menyebut telah mengevaluasi menjadi sekitar 145 FGFA untuk IAF.

Sesungguhnya jika semua berjalan dengan lancar maka Angkatan Udara India akan berada dalam posisi yang sangat kuat dalam waktu dekat. Kekuatan penuh akan dicapai pada 2025 ketika FGFA dan AMCA masuk lini produksi. Masalahnya India seperti mendapat kutukan dalam pengadaan senjata yang selalu mengalami keterlambatan dan pengunduran. [defensenews.in]

  jejaktapak  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.