Selasa, 06 Oktober 2015

[World] Bagaimana Senjata Rusia Mampu Bantu Musnahkan ISIS?

Pilihan target strategis dibentuk berdasarkan analisis struktur ISIS, terutama formasi mereka, pasokan, serta taktik mereka yang tak biasa. Seorang pejuang pemberontak dari brigade Al-Furqan menutup telinganya saat rekan sesama pejuangnya menembakkan senjata dari kendaraan tempur selama apa yang disebut para pemberontak sebagai serangan untuk mengambil alih pangkalan militer al-Mastouma yang dikendalikan oleh pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad di dekat kota Idlib, 17 Mei 2015. Gambar diambil 17 Mei 2015. [Reuters]

ISIS ternyata sangat rentan dari segi pasokan, meski memiliki potensi pendanaan yang substansial, terutama berkat kehadiran minyak selundupan. Namun, dengan ekspansi utara dan timur lautnya yang cepat, ISIS memperluas komunikasinya.

 Pesawat Pengebom dapat Hancurkan Markas Pasokan ISIS 

Sementara, untuk operasi potensial melawan ISIS, target strategis yang penting dan menguntungkan ialah markas kelompok teroris tersebut, terutama gudang POL raksasa, markas perbaikan garis depan, serta kolom yang memasok garis depan dengan POL dan amunisi.

Saat ini, tentara pemerintah sudah memiliki perangkat AU yang mulai sukses melakukan serangan udara. Kehadiran beberapa skuadron (yang terdiri dari 12 unit) pesawat pengebom Su-24 dan pesawat serang Su-25 tentu lebih dari cukup. Itu merupakan jumlah pesawat, berdasarkan informasi terbaru, yang dikirim Rusia ke Suriah.

Langkah tersebut dapat mengganggu pasokan unit garis depan ISIS di provinsi Idlib, sekitar Aleppo, di pinggiran Damaskus, dan Deir ez-Zor.

Namun selama beberapa minggu, pertempuran darat akan tetap berlanjut. Pasukan pemerintah kini menghadapi tiga tantangan utama. Pertama, mendorong pasukan ISIS dan sekutunya dari pinggiran timur Damaskus. Kedua, membebaskan markas Kuweires di dekat Aleppo. Dan yang ketiga ialah mengambil alih jalan dari Damaskus ke Homs.

 Butuh Penerjun Payung di Tengah Gurun 

Pertempuran di wilayah pinggiran Damaskus bagian timur yang padat penduduk bisa dibandingkan dengan karakter pertempuran yang terjadi sekitar sebulan lalu, saat pemerintah Suriah gagal melakukan serangan balik. Ini merupakan wilayah yang dapat dianggap sebagai fondasi organisasi serangan balik umum terhadap wilayah Palmyra, yang pada dasarnya dapat mengubah arah operasi militer melawan ISIS di Suriah. Saat ini, ISIS sudah mengakumulasikan pasukan yang paling tangguh, yang hanya bisa dikalahkan oleh pasukan pemerintah jika jumlahnya lebih banyak. Diperkirakan, senjata modern Rusia seperti T-90 sangat cocok dipasok ke wilayah ini.

Namun, superioritas ini juga tak cukup untuk menyerang Palmyra secara terorganisir dan gencar. Terdapat gurun tandus yang memisahkan Damaskus dan pinggiran Palmyra, yang hanya memiliki beberapa jalan dan persimpangan yang strategis. Mungkin satu-satunya titik bantuan di sini adalah oasis al-Kartyain. Tempat ini ideal bagi para penerjun payung yang mendarat dan menghentikan pasukan ISIS yang berada di pinggiran Damaskus. Operasi semacam ini hanya memungkinkan jika ada fasilitas pendaratan, seperti pesawat transportasi, helikopter, dan kendaraan lapis baja khusus.

 Helikopter Serang dan Tank Modern akan Dikirim ke Aleppo 

Markas AU Kuweires telah dikepung sejak hampir tiga tahun lalu, namun hingga belakangan mereka masih bisa menerima pasokan. Dengan memberi kendaraan lapis baja untuk Aleppo, markas tersebut mungkin bisa dibebaskan dan membantu pemerintah mendorong ISIS keluar dari gurun tersebut.

Rute strategis Damaskus-Homs saat ini terputus di dua titik. Dan meski titik pertama masih bisa dilewati (terputus sekitar tiga kilometer), pada titik kedua ISIS telah merebut beberapa lokasi dominan. Mendorong ISIS keluar dari wilayah tersebut menggunakan artileri dan helikopter akan sangat sulit dan mengorbankan banyak nyawa.

  ♔ RBTH  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.