Jumat, 04 Desember 2015

Alutsista Semakin Modern

HUT Armed TNI AD ke 70Ketika Caesar bermain di ladang [Eko Soetanto]

Pada 4 Desember 2015, Armed TNI AD menginjak usia ke-70 tahun. Kegiatan peringatan terpusat dilakukan dengan syukuran di Pusdik Armed Jln. Baros Kota Cimahi dengan tema "Dengan Dilandasi Semangat Tri Sandya Yudha, Prajurit Armed Siap Mewujudkan TNI AD Yang Kuat, Modern dan Profesional Serta Dicintai Rakyat".

Danpussenarmed Brigjen TNI Yudi Satriyono SH didampingi Wadan Pussenarmed Kolonel Arm. Darlan Harapan SIP dan Sekretaris Pussenarmed Kolonel Arm. Dwi Jati Utomo, Kamis (3/12/2015), mengatakan, kekuatan alutsista yang dimiliki saat ini terus diupayakan untuk mewujudkan modernisasi alutsista menuju "World Class Gunner" dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

"Pemerintah sangat mendukung modernisasi alutsista. Hal itu dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan negara," katanya.

Saat ini Armed TNI AD telah diperkuat roket MLRS Astros MK II buatan Brazil, meriam 155 mm Caesar buatan Perancis, dan meriam 155 mm KH-179 buatan Korea Selatan.

"Diharapkan dengan adanya alutsista baru ini Armed TNI AD semakin memperkuat integritas NKRI di mata dunia," katanya.

Roket MLRS Astros MK II dengan daya jangkau ke sasaran hingga 85 km sudah teruji ketangguhannya di berbagai medan pertempuran di berbagai negara.

Saat ini roket tersebut juga sedang dalam pengembangan daya jangkau amunisi hingga 300 km. Sedangkan, meriam Caesar dengan daya jangkau 40 km merupakan meriam swagerak (self propheler).

Di masa depan alutsista Armed akan dilengkapi dengan radar anti artileri, pesawat tanpa awak (UAV/Unmaned Aerial Vehicle), GPS (Global position system), alat pengukur jarak otomatis (LRF/Laser Range Finder) dan sistem penemu sasaran untuk mempercepat pencarian koordibat kedudukan sasaran (INS/Inertial Navigation System) sehingga dapat mewujudkan Precision attack, joint attack and The Missile's Role in Suppressing Enemy Strike Capabilities.

Kedatangan alutsista yang modern, lanjut Yudi, juga harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Dibentuk batalyon khusus untuk memegang alutsista tersebut, para personil diseleksi secara ketat dan diberi pelatihan di negara tempat produksi alutsista.

Diakuinya, tahap penerapan teknologi alutsista terbaru membutuhkan proses. "Tidak mudah untuk transfer teknologi dan pengetahuan, namun kita terus berupaya mewujudkannya sebagai TNI yang profesional dan tetap dicintai rakyat Indonesia," pungkasnya. (Ririn NF/A-89)***
 

  Pikiran Rakyat  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.