Sabtu, 25 Juli 2015

Dua Jenderal TNI AD yang Berpotensi Jadi Menkopolhukam

Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno memberikan keterangan kepada wartawan usai meninjau Pangkalan TNI AL di Watusampu Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (23/7). (FOTO: ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Dua nama jenderal muncul seiring santernya penggantian posisi menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan yang saat ini dijabat Laksamana (Purn.) Tedjo Edhy Purdijatno. Mereka adalah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn.) Moeldoko dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin.

Sejumlah pengamat menilai sosok militer paling ideal untuk menduduki posisi menkopolhukam. "Karena secara kultural sipil akan kewalahan. TNI salah satu organisasi modern, rasional dan cepat. Cocok untuk ditempatkan sebagai menkopolhukam," kata Pemerhati masalah pertahanan Al-Chaidir, Jumat (24/7/2015).

Sosok militer yang dicari pun, kata Chaidir, juga harus memiliki bekal kedekatan dengan rakyat. “Karena kekuatan rakyat yang besar jelas memengaruhi politik, hukum, dan keamanan. Sipil adalah kekuatan kedua setelah tentara. Mereka tidak bersenjata, tapi bayangkan berapa tenaga kerja yang besar dan sangat berpengaruh untuk sektor keamanan," jelas dia.

Saat ditanya siapa sosok yang ideal, Chaidir menyebut dua nama, Moeldoko dan Sjafrie. “Saya lihat keduanya perlu dipertimbangkan," jelas dia.

Pemerhati pertahanan dari Universitas Muhammadiyah Malang Muhadjir Effendy berpendapat, pergantian menkopolhukam merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi. Meski begitu, Muhadjir menilai belum tentu juga Presiden mengganti Tedjo.

Bidang polhukam itu memang sebagian urusannya tak terprediksi. Semakin tidak stabil keadaan, akan semakin banyak kasus yang tak terprediksikan," imbuh Muhadjir.

Kalaupun harus ada pergantian, pria yang sempat menimba ilmu di National Defense University, Amerika Serikat, ini juga menyarankan Jokowi untuk memilih kandidat dari kalangan militer. Menurut dia, Moeldoko dan Sjafrie merupakan sosok yang ideal untuk menduduki jabatan menkopolhukam.

Dilihat dari matra,lanjut dia, keduanya cocok karena Tedjo yang menjadi menkopolhukam saat ini merupakan sosok bintang empat dari matra laut. Sebelum Tedjo, menkopolhukam juga dijabat dari kalangan militer, yakni dari matra udara, Marsekal (Purn.) Djoko Suyanto. Jika pengganti Tedjo dari matra darat, dia menilai hal itu ideal.

"Kalau Moeldoko yang berasal dari TNI AD mendapat posisi maka pergiliran posisi sangat ideal terjadi," tambah dia.

Penulis buku "Profesionalisme Militer: Profesionalisasi TNI" itu menilai Moeldoko merupakan salah satu sosok yang layak. "Dengan bekal sebagai jenderal purnawirawan berpengalaman serta kualifikasi akademik tingkat doktor yang dimilikinya, saya kira itu sudah jaminan," kata dia.

Berdasarkan hasil survei Syaiful Mujani Research and Consulting terhadap Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK awal Juli ini, kinerja Menkopolhukam mendapat nilai paling buruk. Menkopolhukam Tedjo hanya mendapat nilai 9,9 persen kepuasan responden. Sementara, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dipimpin Susi Pudjiastuti mendapat rapor terbaik. (OGI)

  ♞ metrotv  

Indonesia kirim Satgas-Helikopter pemelihara perdamaian ke Mali

Dua helikopter Mi-17 milik Korps Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) yang dipersiapkan untuk Satgas Helikopter TNI Kontingen Garuda XXXV-A dalam misi perdamaian PBB United Nations Mission in Darfur (UNAMID) saat melakukan latihan terbang, di Semarang, Jateng, Selasa (19/3). (FOTO ANTARA/R. Rekotomo)

Pemerintah Indonesia memutuskan mengirimkan Satuan Tugas Helikopter MI-17 TNI pada misi pemeliharaan perdamaian di Mali, Afrika, yang tergabung dalam misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali (MINUSMA).

Menurut laman Sekretariat Kabinet, Jumat, hal itu dilaksanakan atas permintaan Departemen Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB (United Nations Department Peacekeeping Operations) yang diajukan tanggal 22 Agustus 2014.

Satuan Tugas Helikopter MI-17 TNI untuk pemeliharaan perdamaian di Mali tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2015 tentang Kontingen Garuda Satuan Tugas Helikopter MI-17 TNI Pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB di Mali, yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 3 Juli 2015.

Dalam Perpres itu disebutkan, yang dimaksud dengan Kontingen Garuda Satuan Tugas Helikopter MI-17 TNI Pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB di Mali, yang selanjutnya disebut Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dibentuk dan ditugas dalam rangka pengiriman Satgas Heli MI-17 TNI ke MINUSMA.

"Pembentukan Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA dilaksanakan atas permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada Pemerintah Republik Indonesia," bunyi Pasal 2 Perpres tersebut.

Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA menurut Perpres ini dibentuk oleh Panglima TNI, dan dilaksanakan sesuai dengan standar PBB.

"Penyiapan, pengiriman, dan pengembalian Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA dilaksanakan oleh Panglima TNI berkoordinasi dengan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian," bunyi Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2015 itu.

Disebutkan dalam Perpres itu, bahwa Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA bertugas paling lama 1 (satu) tahun, dan dapat diperpanjang sesuai permintaan PBB. Perpanjangan waktu penugasan sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Panglima TNI berkoordinasi dengan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian.

Menurut Perpres ini, Panglima TNI melaporkan pelaksanaan tugas Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA kepada Presiden paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan dengan ditembuskan kepada Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri.

Pendanaan yang diperlukan untuk tugas Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA, menurut Perpres ini, dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Kementerian Pertahanan, dan anggaran PBB untuk pengiriman, operasional, perawatan personel, pemeliharaan peralatan, pengembalian, dan penambahan atau penguatan Konga Satgas Heli MI-17 TNI MINUSMA pada misi yang sedang berjalan. (M041/R010)

  ♞ antara  

UAV Militer Suriah Gunakan Komponen Indonesia


Front Al nusrah yang merupakan cabang al Qaeda di Suriah, mengklaim telah menembak jatuh sebuah kendaraan udara tak berawak (UAV) yang dioperasikan oleh rezim Suriah, 21 Juli 2015. Empat gambar ini dirilis oleh Twitter “Koresponden”Al nusrah di Latakia, sebuah provinsi pesisir yang telah lama menjadi benteng bagi rezim Hafiz Al Assad. [longwarjournal.org]
Yang menarik, salah satu komponen UAV itu buatan Indonesia.
UAV tersebut merupakan UAV intelligence ELERON-3SV buatan Rusia yang beroperasi untuk jarak dekat untuk mengamati sekelilingnya.
The manufacturer and the country: ZAO “Enix”, Russia Engine: Electric
 Dimensions: 
length – 0,635 m,
width – 1.47 m
Weight: Take-off weight – 4.3 kg.
 Performance: 
Speed – 70-130km / h,
duration of flight: up to 2 hours,
the maximum height – 5000m

image
image

  ♞ JKGR  

★ Produk unggulan Indonesia tampil di pameran industri Rusia

Produk unggulan Indonesia tampil di pameran industri Rusia Senapan Serbu terbaru Pindad [armyrecognition]

Produk-produk unggulan Indonesia tampil di pameran industri Rusia bertajuk The 6th International Industrial Exhibition (Innoprom), pada 8-11 Juli 2015, di Ekaterinburg Expo Center, Rusia.

"Kementerian Perindustrian memfasilitasi penyewaan lahan, pembuatan desain dan pembangunan booth pada area seluas 30 meter persegi yang berlokasi di Hall 3 No 3A7, Ekaterinburg Expo Center, Rusia,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

Di booth Kementerian Perindustrian itu, lanjutnya, menampilkan berbagai produk unggulan produksi PT Petrokimia Gresik, PT Semen Tonasa dan PT PINDAD yang telah menerapkan teknologi dalam rangka konservasi sumber daya di dalam proses produksinya.

Animo pengunjung di booth kami cukup tinggi, dimana mereka ingin mengetahui banyak perkembangan teknologi yang ada di Indonesia khususnya untuk sektor industri," ujar Antara.

Setiap hari, lanjut Antara, secara keseluruhan pameran dikunjungi sebanyak 3.000 orang.

Dia menjelaskan, Innoprom merupakan pameran industri internasional terbesar di Rusia yang berfokus pada pengembangan teknologi di bidang industri.

Pameran ini dibuka langsung PM Rusia, Dmitry Medvedev, didampingi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Denis Manturov.

Secara keseluruhan terdapat 70 negara yang hadir berpartisipasi, antara lain Swedia, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Swiss, Austria, India, Azerbaijan, Ceko, Belarus, Kazakstan, Armenia dan beberapa negara Afrika.

Selain itu, pameran ini juga melibatkan kerjasama dan partisipasi dari 46 daerah dari seluruh Rusia.

"Hal ini dilakukan dalam rangka terus mendorong peningkatan kerjasama internasional di sektor industri antara Indonesia dengan Rusia," ujar Antara.

  ♞ antara  

[Foto] Mengintip Pembuatan Pesawat Su 35

Berikut ini pabrik Pesawat Sukhoi menampilkan pembuatan pesawat andalan Rusia Su-35
https://img-fotki.yandex.ru/get/6813/414616.4e6/0_dc575_93a27c80_orig.jpg
Nampak kesibukan di hanggar pembuatan pesawat Sukhoi Rusia.

Dibawah ini penampakan sebagian pembuat pesawat andalan Rusia Sukhoi Su35. Foto ini diambil dari sumber fotografersha.

Су-35С
Су-35С
Су-35С
Су-35С
Су-35С
Су-35С

Су-35С
Су-35С
Су-35С
Су-35С

  Garuda Militer  

[World] Kompleks Pertahanan Pesisir Bastion Akan Jadi Markas Tentara Rusia

Dengan bergabungnya Krimea, Komando Angkatan Laut Rusia harus segera mengembangkan sistem pertahanan pesisir terintegrasi di Laut Hitam. Salah satu elemen kunci sistem pertahanan pesisir tersebut ialah sebuah kompleks misil unik, Bastion. Para pakar baik dari Rusia maupun luar negeri mengakui bahwa Bastion merupakan salah satu sistem pertahanan pesisir terbaik di dunia. Isu mengenai pembangunan jaringan pos pertahanan yang berbasis sistem misil stasioner di sepanjang pesisir Laut Hitam Rusia, Bastion-S, juga menjadi topik hangat belakangan ini. [Ria Novosti_Sergey Pivovarov]

Rusia merupakan negara pertama yang menggunakan sistem misil berbasis darat untuk melindungi wilayah pesisir. Kompleks pertahanan pertama yang dijuluki 'bom terbang' ini terdiri dari sejumlah rudal jelajah yang muncul pada masa Uni Soviet sekitar paruh kedua 1950-an.

Misil memiliki jangkauan 15 – 95 kilometer. Pada tahun 1972, pangkalan militer Krimea mulai menggunakan kompleks misil baru, Utes (Tebing Batu), dengan rudal jelajah antikapal P-35B yang mampu menjangkau target sejauh 300 kilometer, dan versi modifikasi dari sistem pertahanan Progres dengan jangkauan 460 kilometer. Kompleks pertahanan bergerak yang terdiri dari misil-misil tersebut diberi nama Redut (Benteng).

Sistem stasioner ini telah dinonaktifkan sejak lama, namun perubahan situasi politik dan militer saat ini membuat tentara dan pengembang senjata Rusia kembali membahas topik ini.

 Tangkis Serangan Nuklir 

Kompleks ini juga mampu bertahan dari serangan udara masif, dan bahkan dalam kondisi tertentu bisa bertahan dari serangan nuklir. Hal tersebut karena semua komponen kompleks terlindungi dengan baik di bawah tanah. Kompleks pertahanan ini dapat digunakan dengan segera, tanpa butuh persiapan panjang. Misil bisa disusun pada peluncur yang terletak di silo-silo (bangunan di bawah tanah tempat peluru kendali) yang terlindungi secara maksimal, yang bahkan dapat dibangun di atas tanah berbatu. Selain itu, misil dapat digunakan tanpa perlu diganti atau diservis setidaknya sepuluh tahun.

Bastion-S dapat menyerang target di darat dan tepi laut yang terletak pada jarak setidaknya 300 kilometer. Selain itu, misil ini juga dapat mengarah ke dua lintasan yang berbeda. Lintasan kombinasi (rudal jelajah terbang tinggi kemudian menurun saat mendekati target) membuat misil ini dapat digunakan untuk menyerang target jarak jauh. Pada lintasan berketinggian rendah, jangkauan misil menurun namun kemampuan 'siluman'-nya meningkat secara signifikan. Hal tersebut membuat roket dapat menghindari serangan misil pertahanan musuh. Ia juga dapat melakukan manuver efektif guna menghindari sistem pertahanan udara musuh.

Kompleks Bastion-S biasanya memiliki 36 misil pada satu peluncur. Kompleks ini dapat melindungi garis pantai setidaknya sepanjang 600 kilometer dan menghancurkan segala jenis target musuh di atas air. Bastion-S juga dapat menembak target radio yang berbasis di darat. Itu semua bisa dilakukan oleh Bastion-S, sambil meletuskan tembakan secara intens dan membalas serangan musuh secara elektronik.

 Bastion = Kematian 

Konsep stasioner ini diajukan beberapa tahun lalu oleh perusahaan Rusia-India BrahMos Aerospace yang memproduksi kompleks misil BrahMos, yang dibuat berdasarkan konsep misil Rusia Yakhont. Versi pesisir dan berbasis kapal buatan BrahMos banyak digunakan oleh tentara dan marinir India, sementara Bastion-P milik Rusia bertugas melindungi Krimea, ditempatkan di Laut Hitam, serta telah menjamah Vietnam dan Suriah. Alasan pilihan tersebut jelas, kini misil supersonik kompleks Bastion mampu menghancurkan segala jenis kapal musuh yang berada dalam jarak jangkauan mereka.

Musuh tak dapat kabur, karena setelah misil diluncurkan program serangan kelompok yang unik akan teraktivasi. Misil itu sendiri akan mengalokasikan dan mengklasifikasikan target yang perlu diserang berdasarkan level kepentingannya, termasuk memilih cara penyerangan dan rencana implementasi. Hasilnya, segerombolan misil menyerang dari berbagai arah, dan setelah menghancurkan target utama, roket akan segera melakukan reorientasi ke kapal yang tersisa, tak meninggalkan ruang sedikit pun bagi musuh untuk bertahan.

   RBTH  

[World] Helikopter Bekas Israel Untuk Jordania

Untuk Mengamankan Perbatasan Helikopter Tempur Cobra [timesofisrael]

Israel telah memberikan Helikopter Bekas Cobra kepada Jordania untuk mengamankan perbatasan dari ancaman Suriah dan Irak, ungkap sumber dari AS.

Pengiriman yang dilakukan tahun lalu telah di sepakati Washington, dengan biaya gratis untuk pengadaan armada helikopter Cobra, ungkap sumber dari AS.

"Helikopter ini untuk pengamanan perbatasan," ungkap sumber yang tak mau dikenal kepada Reuters.

Sumber juga menambahkan bahwa dari 16 unit helikopter tempur Cobra, sebagian akan digunakan sebagai suku cadang.

Jordania dan Israel secara resmi enggan berkomentar perihal pengiriman helikopter ini karena isu yang sensitif, begitu pula dengan Pentagon.

Israel diketahui mempunyai dua skuadron helikopter Cobra, dimana satu skuadronnya terdiri dari 30 unit helikopter. Skuadron ini telah dipensiunkan sekitar tahun 2000 dan 2013. Israel sendiri menggantikan helikopter tersebut dengan helikopter Apache.

Menurut pabrik pembuat helikopter Cobra, Angkatan Udara Jordania sendiri telah menggunakan sebanyak 25 unit Helikopter Cobra.

Bersama dengan Mesir, Jordania pada tahun 1994 telah berdamai dengan Israel. [msn]

  ★ Garuda Militer  

Jumat, 24 Juli 2015

[World] Kapal Perang AS Terbakar Terkena Ledakan Rudal Sendiri

Kapal perang AS, USS The Sullivian, terbakar. (USNI News)
Kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USS The Sullivan, terbakar setelah rudal meledak sesaat setelah ditembakkan. Insiden itu terjadi saat kapal perang itu menjalani latihan di lepas pantai Virginia.

Kejadian itu berlangsung Sabtu lalu namun baru diungkap pihak Angkatan Laut AS, Kamis. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam ledakan rudal itu, namun kapal perang AS mengalami kerusakan setelah terbakar. Awak kapal USS The Sullivian dengan cepat memadamkan kebakaran.

Sebuah penyelidikan kerusakan telah diperintahkan dan sedang dilakukan Eksekutif Angkatan Laut AS untuk Sistem Terpadu, yang merupakan bagian dari Komando Sistem Angkatan Laut AS,” kata juru bicara Angkatan Laut AS, Chris Johnson, seperti dikutip Russia Today, Jumat (24/7/2015).

Menurut Johnson, rudal yang ditembakkan itu adalah Rudal Standard-2 (SM-2). Rudal jenis ini kerap digunakan AS untuk melawan ancaman serangan udara seperti ancaman dari pesawat jet tempur.

Komando Sistem Angkatan Laut AS juga mengkonfirmasi insiden itu. ”Pada tanggal 18 Juli 2015 sekitar pukul 09.00 pagi Rudal Standar-2 (SM-2) meledak dan mengalami kerusakan setelah ditembakkan dari kapal USS The Sullivan (DDG-68) selama latihan di lepas pantai Virginia,” demikian pernyataan komando itu yang dilansir USNI News.

Masih terlalu dini untuk menentukan apa penyebab (insiden) itu,” lanjut pernyataan itu. Foto-foto dari puing-puing ledakan dan kobaran api telah dipublikasikan. Namun Angkatan Laut AS menolak mengomentari kegagalan manuver rudal itu. Ada dugaan terjadi masalah dengan mesin roket yang digunakan untuk melesatkan rudal SM-2. (mas)

  sindonews  

Letusan Raung Berdampak pada Penerbangan Militer di Lanud Abdulrachman Saleh

Ilustrasi. (Rachman Haryanto/detikcom)

Letusan Gunung Raung menyebabkan dihentikannya operasional Bandara Abdulrachman Saleh di Malang, Jawa Timur. Tidak hanya penerbangan sipil, penerbangan militer juga terdampak dengan situasi ini.

Kepala Dinas Operasi Lanud Abdulrachman Saleh Kolonel (Pnb) Failrlyanto mengatakan, penerbangan militer hanya bisa menyesuaikan dengan kondisi cuaca terkini. Hal itu berbeda jauh dengan penerbangan sipil, yang harus mengacu kepada keputusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Sistem buka tutup mestinya bisa untuk penerbangan sipil. Karena ini keputusan pusat harus dijalankan dengan menutup bandara. Kalau militer, kita bisa menyesuaikan dengan merubah rute operasi penerbangan, karena setiap hari ada jadwal latihan militer," kata Failrlyanto kepada detikcom, Jumat (24/7/2015).

Disebutkannya, operasi militer bisa diubah arah rute penerbangannya. Jika abu vulkanik berasal dari sisi timur, maka latihan diarahkan ke arah barat atau Jakarta.

"Disiasati begitu, bisa untuk militer. Artinya tidak ada gangguan yang serius. Meskipun kita terus mengikuti perubahan cuaca dan standar keamanan lain," ungkapnya.

Ditambahkan, bahwa aktivitas penerbangan militer rutin dilakukan mulai Senin sampai Jumat, jadwal diisi oleh tiga skadron udara yang dimiliki Lanud Abdulrachman Saleh, yakni Skadron 32, 21, dan 4.

"Ada jadwal bergiliran, karena operasi dan latihan harus rutin dijalankan. Untuk hari ini, sementara off," tambahnya.

Dia menerangkan, abu vulkanik sempat menghampiri kawasan Lanud Abdulrachman Saleh pagi tadi. Itu diduga karena hembusan angin yang mengarah ke barat sejak malam kemarin.

"Tetapi agak siang sudah hilang, karena perubahan angin," terangnya.

Seperti diberitakan, penutupan Bandara Abdulrachman Saleh menyebabkan sekitar 1.500 penumpang batal terbang. Sebagian di antaranya diberangkatkan dengan bus menuju Surabaya, Jawa Timur.

Kepala Bandara Abdulrachman Saleh, Suharno mengatakan, penutupan bandara dilakukan berdasarkan keputusan Kemenhub terkait erupsi Gunung Raung. Pihaknya terus memantau perkembangan situasi terkait erupsi tersebut.

"Terus kita pantau perkembangannya," kata Suharno. (rul/try)

  detik  

Kapolri Minta Brimob Dilatih Pendidikan Raider di Pusdiklat Kopassus

Surat permohonan Kapolri kepada Panglima TNI

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirim surat kepada Panglima TNI dengan tembusan KSAD, Irwasum Polri dan jajaran petinggi Polri. Anehnya, surat Nomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli tersebut berisi permintaan permohonan mengikutsertakan personel Korbrimob Polri dalam Diklat Raider di Pusdiklat Kopassus. Pusdiklat Kopassus di Batujajar, Bandung, selama ini dijadikan pusat latihan dasar pasukan korps Baret Merah.

Dalam dokumen yang diperoleh Republika, Jumat (24/7), surat yang ditandatangani Badrodin tersebut, program latihan dan pendidikan Raider dilakukan tahun anggaran 2015 dan 2016. Badrodin memohon kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo agar permintaannya itu dikabulkan.

"Hasil koordinasi Wakakorbrimob Polri dengan Danjen Kopassus tanggal 8 Juli 2015 di Mako Kopassus Cijantung perihal rencana mengikutsertakan personel Korbrimob Polri pada pelatihan dan pendidikan Raider di Pusdiklat Kopassus Batujajar, Bandung," demikian isi surat tersebut.
TNI AD Tunggu Instruksi Panglima untuk Beri Pelatihan Raider ke Brimob Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabes AD) menunggu perintah Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo terkait permintaan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, agar personel Korps Brigade Mobil (Brimob) ikut pendidikan dan pelatihan (Diklat) Raider.

"Suratnya benar dari Kapolri. Kapolri minta kepada Panglima TNI agar Brimob diberikan latihan Raider," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wuryanto ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Jumat.

Namun demikian, menurut dia, pihaknya masih menunggu perintah dari Panglima TNI.

Ia mengemukakan, latihan antara TNI Angkatan Darat dengan kepolisian sudah sering dilakukan dalam penanggulangan teror (gultor), tetapi latihan khusus raider kepada Polri belum ada.

"Baru kali ini ada permintaan. Mungkin boleh saja latihan raider. Orang sipil saja boleh dilatih tentara. Namun, ini baru pengajuan dari Kapolri," katanya.

Selama ini Diklat Raider berlangsung di Pusat Pendidikan Pelatihan Komando Pasukan Khusus (Pusdiklat Kopassus) TNI AD di kawasan Batujajar, Bandung, Jawa Barat.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirim surat kepada Panglima TNI dengan tembusan KSAD, Irwasum Polri dan jajaran petinggi Polri bernomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli 2015 perihal permohonan mengikutsertakan personel Korps Brimob Polri dalam Diklat Raider TNI AD.

Dalam surat itu, Kapolri meminta agar program latihan dan pendidikan raider dilakukan tahun anggaran 2015 dan 2016.

Wakil Kepala Korps Brimob Polri dan Komandan Jenderal Kopassus pada 8 Juli 2015 di Markas Komando Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, membahas proses penjajakan kerja sama tersebut.

  Republika | Kompas  

Jenderal Spanyol Tinjau Kompi Satgas Indobatt

Brigadir Jenderal Jose Conde de Arjona yang berasal dari negara Spanyol dan menjabat sebagai Komandan Sektor (Dansektor) Timur Unifil (United Nations Interim Force in Lebanon) di Lebanon meninjau Kompi-Kompi Satgas Indobatt (Satuan Tugas Indonesian Battalion) Kontingen Garuda (Konga) XXIII-I/Unifil, di sekitar Lebanon Selatan.

Kedatangan Jenderal Spanyol ke Markas Indobatt UN Posn 7-1 Adshit Al-Qusayr, Lebanon Selatan, kemarin, disambut langsung oleh Komandan Satgas (Dansatgas) Indobatt XXIII-I/Unifil Letkol Inf Andreas Nanang Dwi P, S.IP, Wadan Satgas Indobatt Mayor Inf Eko Handono dan Perwira Staf, dilanjutkan meninjau Kompi-Kompi Satgas Indobatt.

Diawali dengan meninjau salah satu cek point Area Operasi Kompi Charlie UN Posn 9-2, Dansektor Timur Unifil yang didampingi Komandan serta Wadan Satgas Indobatt menerima penjelasan singkat dari Komandan Kompi Charlie Kapten Mar Surya Afandy Novyanto tentang perkembangan situasi area operasi wilayah UN Posn 9-2, dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan maupun rencana kegiatan kedepan.

Pada kunjungan kali ini, Jenderal Jose Conde de Arjona juga memantau batas Area Operasi Kompi Charlie dari atas OP (Observation Post) Cordova UN Posn 9-2. Saat mengelilingi pangkalan Kompi Charlie, Dansektor Timur Unifil mengungkapkan rasa kagumnya saat melihat kebersihan pangkalan termasuk kondisi bengkel Ranpur, ruang dapur, ruang kesehatan prajurit, barak prajurit serta pemandangan di area Kompi Charlie.

Kunjungan dilanjutkan ke Kompi Alfa di UN Posn 9-63, dan meninjau Pos B-78 dan TP-36 yang berada di sekitar pagar perbatasan negara (blue line) Lebanon dengan Israel, serta ke Kompi Delta dan Kompi Bravo di UN Posn 7-3 di Sektor Timur.

Saya selaku Komandan Sektor Timur mengucapkan terima kasih kepada Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-I/Unifil dibawah pimpinan Letkol Inf Andreas Nanang Dwi P, S.IP yang telah menjalankan tugas di Lebanon Selatan dengan baik dan penuh prestasi”, kata Jenderal Jose Conde de Arjona.

Sebelum kembali ke Markas Sektor Timur, Brigadir Jenderal Jose Conde de Arjona melaksanakan foto bersama dengan para prajurit Kontingen Garuda, dan menyampaikan pesan agar tetap menjaga semangat soliditas dalam mengemban tugas sebagai pasukan perdamaian.

Perwira Penerangan Konga XXIII-I/Unifil
Kapten Laut (KH) Ahmad Suberlian, S.H.

  Poskota  

Danish Radars on Watch Over 17 508 Indonesian Islands

Weibel delivers radars to more than 45 countries across the globe, and recently, Indonesia has grown to become a very important market. New agreements between the Indonesian Government and Weibel include the indispensable aid of Weibel Doppler radars in air surveillance of the nation’s many islands. Air surveillance is just one of many new Weibel projects in Indonesia, and the collaboration between the Danish and Indonesian business partners has proven proficient for both parties. (Weibel)

W eibel Scientific is a specialised engineering company that develops and produces radars for the aerospace, forensicscience and defence industries all over the world.

Based in Alleroed, north of Copenhagen, Weibel is the global leader in the market for advanced Doppler radar systems. For more than 70 years, the cutting-edge radars have been protecting lives and assets on the ground, in the air and in space. Weibel is also proud to deliver the technology that plays a crucial role in securing the safety of astronauts on NASA space missions.

The company delivers radars to more than 45 countries across the globe, and recently, Indonesia has grown to become a very promising market. New agreements between the Indonesian Government and Weibel include the indispensable aid of Weibel Doppler radars in air surveillance of the nation’s 17 508 islands.
The MFSR-2100 system is the newest and most advanced radar developed by Weibel, with a performance unlike any other surveillance radar. The new radar combines a surveillance and high precision tracking radar in one system with market-leading accuracy and resolution. The MFSR-2100 is the only surveillance radar in the world with full tracking capability beyond 1000 km. The radar is based on Weibel’s proven tracking radar system technology, employing phased array technology, transmitter beam shaping and multi beam receivers. (Weibel)

Island air surveillance is just one of many new Weibel projects in Indonesia, and the collaboration between the Danish and Indonesian business partners has proven extremely proficient and promising for both parties.

“Fast decision-making is part of the Weibel DNA. We take pride in diminishing administration and bureaucracy focusing on the needs of our clients instead of focusing on our own needs,” says CEO Peder R. Pedersen. “The Weibel way of working has turned out to be a great match with the Indonesian way of doing business. Indonesian culture is much more of a gentlemen’s agreement culture than the judicial business culture we have developed and grown accustomed to in Europe,” Pedersen says.

In Indonesia, business relationships are often more deep-seated and personal. For the same reason, Weibel’s top management has accompanied their engineers to the country many times to make sure everything is just right.
VC-2100 with VT-2100 tracking airplane (Weibel)

“Our obsession with perfection is one of the reasons behind our significant growth. When we are seeking out technological solutions for our clients nothing is impossible until it has been proven otherwise – and even then, we will try again. This approach propels the development of our radars forward,” says Pedersen.

While most companies tend to outsource production processes, the opposite is the case in Weibel. Although Weibel exports all products abroad, the radar company has insourced all core processes, from development to manufacturing, to Alleroed.

Weibel has one of the largest and most modern metal-processing facilities in the Nordics, and these advanced manufacturing facilities grant Weibel control over the entire production process. This allows the company to continuously deliver the best radar surveillance solutions – to Indonesia, to NASA, and to the rest of the world. (PostEditions)

  defense studies