Sabtu, 19 September 2015

[World] Senjata Laser Rheinmetall

Rheinmetall menampilkan senjata high energy laser (HEL) konfigurasi terbaru di DSEI 2015, dengan menampilkan senjata laser 20 kW-class yang bisa dipasang pada MLG27 light naval gun mount.

Dr Markus Jung, wakil presiden Rheinmetall untuk directed energy, menegaskan bahwa perusahaannya sedang melakukan program uji tembak udara.

Target sampai saat ini masih kapal boat ukuran kecil, atau juga kendaraan udara tak berawak.

Namun Rheinmetall akan terus mengembangkan kemampuan senjata laser ini. [Janes]

Rheinmetall Defense Systems Laser 4
Rheinmetall Defense Systems Laser 5

  ★ jakartagreater  

TNI AU Rintis Aerobatik Dengan Pesawat GROB Jerman

Pesawat Grob G-120TP A TNI AU (heppymahendro)

Setelah sukses dengan Jupiter Aerobatic Team (JAT) bersama pesawat latih KT-01 Woong Bee buatan Korea Selatan, Lanud Adisutjipto merintis aerobatik memakai pesawat Grob TP-A buatan Jerman. Grob Team akan mendebarkan tanah air dalam atraksi pada HUT TNI ke-70 mendatang.

Grob Team cukup kontras dengan JAT. Dengan KT-01, JAT mampu bermanuver secara ekstrim seperti berbalik 180 derajat di udara. Sedangkan Grob yang baru dirintis cenderung lebih berhati-hati. Tetapi keunggulan Grob didukung langsung dengan 16 pesawat dan langsung melibatkan 32 penerbang.

Sebelumnya Grob memang kerap tampil di sejumlah event seperti Jogja Air Show. Tapi penampilan menekankan pada fly pass. Tetapi di pertengahan 2015, Grob Team menjajal manuver ekstrim dengan membentuk angka 70. Setelah memutar otak dan berkali-kali melakukan percobaan, puluhan instruktur penerbang sukses membentuk angka 70 pada Kamis (17/9/2015) pagi.
Formasi angka 70 pesawat Grob TNI AU (ferdian)

Ini merupakan latihan pertama kali menggabungkan formasi angka tujuh dan nol sehingga membentuk angka 70. Percobaan ini dilakukan untuk persiapan HUT TNI ke-70 di Merak, Banten,” terang Danlanud Adisutjipto, Marsma TNI Imran Baidirus, Kamis (17/9/2015).

Dalam formasi angka nol melibatkan delapan pesawat dengan Letkol Pnb Onesmus GRA sebagai Flight Leader. Sedangkan untuk formasi angka tujuh yang juga memakai delapan pesawat Letkol Pnb Sukarno sebagai Flight Leader. Grob Team melibatkan banyak penerbang karena tiap pesawat diisi dua penerbang.

Danlanud mengakui formasi perdana yang dilakukan Grob Team butuh penyempurnaan. Sehingga latihan akan terus dilakukan selama 15 hari ke depan. Tetapi ia mengapresiasi keberanian para penerbang. “Latihan akan dilakukan terus menerus sampai mendekati kesempurnaan,” ujarnya.

Sebelumnya, 18 unit pesawat Grob TP-A didatangkan dari Jerman melalui anggaran Kementrian Pertahanan. Pesawat ini tiba di Lanud Adisutjipto Jogja sejak September 2013 untuk menggantikan kakaknya, AS 202 Bravo yang sudah lanjut usia. Kegiatan harian pesawat ini untuk mendukung bina terbang bagi siswa Sekbang TNI AU.

  ★ solopos  

Menganalisa Ala Kadarnya

Berita tertariknya UEA dengan kapal produksi PT PAL Indonesia LPD Buatan PT PAL Indonesia hasil ToT dari Korsel membuahkan hasil di dunia perkapalan. [fototrenindonesia]

Hari Minggu lalu, tersiar berita UEA memesan kapal produksi PT PAL Indonesia, melalui Dirut PT PAL, Indonesia mengatakan sedang negoisasi atas pesanan UEA tersebut. Dari berita Antara, UEA berminat dengan kapal LPD hasil modifikasi PT PAL yang sukses dalam pencarian korban pesawat AirAsia di laut Jawa beberapa waktu silam.

Selain UEA, Filipina juga telah memesan 2 unit kapal SSV (Strategis Sealift Vessel) hasil modifikasi desain PT PAL, yang secara panjang berbeda dengan kapal LPD TNI AL yaitu sekitar 123 meter. Rencananya kapal ini akan sea trial tahun depan.

Menariknya menurut situs NKRI, 'pengamat liar' memberitakan bahwa UEA tertarik untuk memesan kapal lain bukan seperti yang sudah di produksi PT PAL selama ini. Bisa dikatakan UEA memesan kapal dengan kapasitas dan kebutuhan yang berbeda (kalo kata penjahit disebelah ini merupakan spesial edison). UEA menawarkan sejumlah anggaran yang tersedia dengan kebutuhan 2 kapal Helikopter Carrier dan 4 kapal LPD versi mak erot yang mempunyai panjang sekitar 150 meter.

Bila benar adanya merupakan prestasi buat Indonesia bila nantinya kapal tersebut jadi di produksi, karena kapal Helikopter Carrier merupakan hasil rekayasa PT PAL yang belum ada peminatnya termasuk TNI AL.

 Kapal Rekayasa PAL Indonesia 
Kapal Helikopter Carrier desain PT PAL Indonesia [PT PAL]

Helikopter Carrier desain PT PAL ini merupakan hasil rekayasa atas kebutuhan Indonesia memiliki kapal pengangkut helikopter banyak atau bisa di sebut sebagai LHD versi ekonomis atau kapal induk helikopter.

Berita penampakan kapal induk helikopter pertama kali tersiar pada tahun 2000an, dimana Indonesia menggiatkan kapasitas dan kemampuan produksi dalam negerinya.

 Indonesia menjadi lumpuh di beberapa sektor atas embargo barat 

Pada musibah Tsunami lalu, Indonesia kesusahan dalam melakukan operasi penyelamatan, karena banyaknya kapal dan pesawat yang tidak bisa digunakan dan perlu spareparts yang di embargo oleh barat. Akhirnya dengan berat hati, kita melihat pesawat dan kapal Asing membanjiri Aceh dalam operasi kemanusiaan di propinsi Aceh dan sekitarnya.

Atas pukulan tersebut, Indonesia mulai menggiatkan kapasitas dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa ada interfensi dari luar yang selalu ingin tampil mengatur bangsa ini. Malah kita ingat betapa hasil bantuan luarpun, serasa tak ikhlas selalu di kaitkan dengan kebijakan Indonesia kedepan.

Berdasarkan sejarah, Indonesia berusaha untuk mandiri, namun ada saja oknum yang bermain untuk mencari keuntungan golongan/pribadi dinegeri kepulauan ini. Hasil riset dalam negeri pun sudah banyak di ciptakan namun banyak dari hasil itu belum memasuksi proses produksi, sehingga banyak kalangan pemerhati ala kadarnya menyebutnya sebagai negeri 1001 prototipe.

Dirut PT PAL Indonesia, melihat kebutuhan beberapa negara yang tertarik dengan hasil riset desain rekayasa nasional. Salah satunya Filipina, Indonesia berhasil memenangkan tender dari pesaing negara maju untuk pengadaan 2 kapal SSV pesanan negeri kelahiran Ferdinan Marcos tersebut.

Selain itu UEA pun menurut 'pengamat liar' berminat dengan kapal produksi PT PAL. Salah satunya LPD hasil ToT dengan Korea Selatan namun telah dibumbui dengan rasa citra nasional. Menariknya UEA menginginkan kapal dengan panjang 150 meter, berarti PT PAL harus mendesain tambahan pada kapal yang telah diproduksi dengan panjang 125 meter. Bisa dibayangkan penambahan 25 meter bukan suatu yang mudah, dan harus menghitung kapasitas mesin kapal dan lain sebagainya.

 Kapal Induk Helikopter 
Ilustrasi Kapal Helikopter carrier desain by PT PAL. [PT PAL]

Selain kapal LPD, UEA juga tertarik dengan kapal pengangkut helikopter banyak racikan PAL Indonesia. PT PAL menawarkan kapal Helicopter Carrier yang di bangun dari kapal tanker produksi PT PAL, Star 50.

Kapal dengan berat kotor 50.000 DWT ini mempunyai panjang sekitar 189 meter. Kapal tanker produksi Indonesia ini telah dibangun sebanyak 9 unit sampai pada tahun 2013. Dengan mengunakan kandungan lokal sebanyak 35-45%, mampu di pacu sampai dengan kecepatan 16 knots.

Rencananya kapal dari jenis ini akan dimodifikasi ala PAL Indonesia menjadi kapal induk helikopter. Spesifikasi kapal mampu menampung 16 helikopter, 8 di permukaan dan sisanya bisa disimpan pada hanggar di deck bawah.

Melihat penampilannya digambar, kapal ini tidak di lengkapi lift deck yang mampu mengangkat helikopter ke deck atas. Alasan utama tidak menggunakan lift deck yaitu memotong biaya produksi harga kapal, sehingga murah dan mudah untuk bersaing dengan kapal produksi negeri lain.

Menariknya negara yang beribukota Abu Dhabi itu menginginkan kapal dengan panjang 240 meter, bisa dibayangkan PT PAL harus menghitung ulang kapal Star 50 yang aslinya hanya mempunyai panjang sekitar 190 meter.

Dan yang menjadi perhatian dari semua itu, UEA menganggarkan dana dengan biaya senilai 3,7 triliun rupiah.

Melihat harga pesanan pengadaan kapal Filipina untuk 2 kapal SSV saja menghabiskan biaya hampir US$ 90 miliar. Sedangkan ini termasuk 2 kapal induk helikopter dan 4 kapal LPD panjang 150 meter, sepertinya jauh dari harga yang ditawarkan PT PAL, dan dipastikan negara manapun susah untuk merealisasikan permintaan pesanan bin pelit ini kedepan.

PT PAL harus menawarkan harga dengan perhitungan laba didalamnya, bila tidak percuma saja dan abaikan pesanan aneh dari negeri yang katanya kaya minyak tersebut.

  ★ Garuda Militer  

TNI dan Tentara Thailand Tingkatkan Kerja Sama

Latma Elang Thainesia 2015 [RTAF]

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Bersenjata (AB) Kerajaan Thailand menggelar sidang ke-9 Thailand-Indonesia High Level Committee (Thainesia HLC) tahun 2015, di Thailand, Kamis (17/9).

Sidang itu merupakan forum pertemuan tahunan secara timbal-balik antara Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dengan counterpart-nya Genderal Worapong Sanganetra Chief Of Defence Forces RoyalThai Armed Forces (RTARF).

Turut mendampingi Gatot, antara lain Dubes RI untuk Thailand Lutfi Rauf, Wakasad Letjen TNI M Erwin Syafitri, Wakasau Marsdya TNI Bagus Puruhito, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington, Aspers Panglima TNI Laksda TNI Sugeng Darmawan, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, Koorsahli Kasal Laksda TNI Didik Wahyudi, Deputi Bidkoord Hanneg Kemenkopolhukam Laksda TNI Halomoan Sipahutar, dan Kapuskersin TNI Laksma TNI Suselo.

Dalam keterangan pers yang diterima SP, Jumat (18/9) malam menyebutkan sidang membahas tentang kerja sama bidang intelijen (Joint Intelligence Sub-Committee/JISC), bidang operasi dan latihan terkoordinasi (Joint Coordinated Operations and Exercises Sub-Committee/JCOESC) serta bidang pendidikan dan pelatihan (Joint Education and Training Sub-Committee/JETSC).

Sidang tahunan antara TNI dan RTARF dimulai sejak tahun 2007 di Chiangmai, Thailand. Pelaksanan sidang diharapkan akan memberikan manfaat banyak bagi peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara, khususnya peningkatan dan perluasan kerja sama antara TNI dan RTARF.

Situasi keamanan yang tidak kondusif di sejumlah kawasan merupakan peluang baik bagi kedua negara untuk segera melakukan kerja sama pelatihan bersama, sehingga mampu menciptakan interoperabilitas dalam upaya ikut serta mengatasi dan mengeliminir ancaman aksi teror,” kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

  ★ Berita Satu  

Minimal Indonesia Punya 18 Kapal Selam

Pandangan SBY pada pameran Alutsista di Jakarta.

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Purnawirawan Bernard Kent Sondakh mengatakan untuk memperkuat pertahanan laut, Indonesia harus memiliki 18 kapal selam.

Menurut Kent, strategi pertahanan Indonesia memang harus punya kapal selam untuk menjaga alur kepulauan Indonesia. Setiap alur kepulauan, kata dia, minimal dikawal oleh dua kapal selam.

"Kalau kita lihat pola operasi AL yang menggunakan 1/3 kekuatan operasi, 1/3 kekuatan perbaikan dan 1/3 kekuatan pelatihan maka kita memang harus punya 18 kapal selam," tutur Kent di Kantor Institute for Maritime Studies, Jakarta, Kamis (17/9/2015).

Dengan demikian, menurut dia, akan ada enam kapal selam yang berada dipangkalan untuk perbaikan atau perawatan, kemudian enam kapal selam untuk latihan dan enam kapal selam operasi.

"Harusnya kita sudah lama punya kapal selam begitu. Apalagi, kita punya 5,8 juta meter persegi luas laut kita, kapal selam merupakan senjata strategis dan memiliki deterrence (daya tangkal)," katanya.

Menurut Kent, dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) diperlukan berbagai pertimbangan, antara lain bagaimana hubungan diplomatik bilateral, kemudian bagaimana neraca perdagangan dengan negara pemasok dan pengalaman sejarah.

Kemudian, apa kepentingan strategi Indonesia. "Ini penting, terutama soal embargo, jangan sampai orang yang pernah mengembargo kita, tapi kita masih beli ke situ lagi," katanya.

  ★ sindonews  

Jokowi ucapkan Terimakasih kepada PNG

Atas Bantuan Pembebasan 2 WNI yang Disandera Infografis pembajakan WNI [detik]

Ngadiri alias Dirman dan Badar, WNI yang disandera kelompok bersenjata di Papua Nugini (PNG) akhirnya dibebaskan. Pemerintah Indonesia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Papua Nugini yang ikut membantu proses pembebasan.

"Sore kemarin Presiden Joko Widodo telah melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri PNG. Atas nama pemerintah RI, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerja sama atas bantuan pemerintah PNG dan upaya pembebasan tersebut," ujar Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi saat konferensi pers di Kantor Kemenlu Jalan Pejambon Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).

Penyanderaan ini dianggap Retno sebagai tindakan kriminal yang tak berkeprimanusiaan. Pemerintah Indonesia akan mencari tahu siapa saja pihak yang terlibat dalam penyanderaan Sudirman dan Badar ini.

"Informasi sementara yang diterima, pelaku merupakan kelompok bersenjata yang terafiliasi dengan kelompok-kelompok yang selama ini sering menyuarakan tuduhan pelanggaran HAM di Papua. Kejadian ini menujukkan adanya pelanggaran HAM dan kriminal yang dilakukan kelompok tersebut," jelasnya.

"Indonesia berharap kiranya pelaku penculikan dapat segera ditemukan dan diproses hukum sesuai hukum yang berlaku," kata Retno. (rni/fdn)

Operasi Militer Senyap yang Bebaskan 2 WNI

  ★ detik  

[Foto] Simulasi Sailing Pass KRI TNI AL pada Sail Tomini 2015

Kompilasi penampakan simulasi kapal perang TNI AL di Sulawesi Tengah
Kapal KCR 40 produksi galangan swasta di Batam turut serta meriahkan Sail Tomini 2015 [Antara Basri Marzuki]

penerjun-free-fall-tni-al-happy-landing-di-geladak-kri-makassar_20150918_185133.jpg
Latihan penerjunan pasukan Kopaska TNI AL pada geladak kapal LPD Makasar. [Tribunnews]
penerjun-free-fall-tni-al-happy-landing-di-geladak-kri-makassar_20150918_185122.jpg
Parade sailing pass pada simulasi kemaren di Sulawesi Tengah. [Tribunnews]
tomini.jpg
Formasi kapal KRI berserta peserta dari luar negeri dalam simulasi kemaren. [pr1v4t33r]
tomini2.jpg
Formasi kapal perang pada simulasi sailing pass Sail Tomini 2015. Nampak paling depan kapal LST pertama produksi dalam negeri, KRI Teluk Bintuni turut meramaikan parade di Sulawesi Tengah. [pr1v4t33r]
tomini4.jpg
Kapal latih TNI AL yang melegenda, KRI Dewaruci turut hadir dalam Sail Tomini 2015. [pr1v4t33r]
  ★ Garuda Militer  

[World] Su35 Rusia ke Pakistan dan F35 AS ke India ?

Su 35 Rusia [Marina]

Sebuah langkah yang sulit dijelaskan, Rusia mengaku dalam pembicaran dengan Pakistan untuk penjualan jet tempur Su-35. Sesuatu yang pasti akan sulit diterima India dan akan berpotensi mengganggu hubungan kedua negara yang selama ini terkenal sudah cukup baik. Meski Rusia meyakini hal itu tidak akan terjadi.

Saya tidak berpikir bahwa kontrak yang sedang dibahas akan menimbulkan kecemburuan salah satu pihak,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov sebagaimana dikutip Sputnik pada 9 September 2015 lalu.

Tetapi apakah India benar-benar bisa menerima keputusan Rusia tersebut mengingat India dan Pakistan merupakan dua tetangga yang tidak pernah akur. Sementara akuisi Su-35 akan membawa Pakistan ke garis tepi kemampuan yang mampu mengimbangi India secara nyata. Su-35 akan menjadikan Su-30 yang dibeli India akan berada di belakang.

Lalu bagaimana India akan menanggapi jika benar Rusia melakukan langkah tersebut?

Langkah Rusia untuk memasok Flanker-E ke Pakistan akan secara drastis mengubah peta penjualan senjata di Asia. Hampir bisa dipastikan India akan mencari pesawat yang lebih unggul dibandingkan turunan terakhir dari Su-27 tersebut. Dan 36 jet tempur Rafale yang rencananya dibeli dari Prancis jelas tidak akan mencukupi.

Jika Rusia mulai menjual senjata ke Pakistan, bisa berarti bahwa Perancis dan konsorsium Eurofighter akan berada dalam posisi yang jauh lebih baik untuk memasok pesawat ke India, guna mengganti jet-jet usang seperti MiG-21 dan MiG-23 India yang harus segera dicarikan suksesor. Eurofighter Typhoon atau juga Rafale akan menjadi pesawat yang mampu menandingi jet tempur Rusia milik Pakistan.

Tetapi ada kemungkinan nantinya India akhirnya lari ke Amerika Serikat. Dan negara ini akan terbuka untuk masuk dalam program F-35 Lighting II. Amerika sepertinya tidak mungkin menawarkan jet tempur generasi keempat mengingat F/A-18 dan F-16IN yang pernah ditawarkan telah ditolak oleh India. Negara ini membutuhkan platform yang lebih tinggi.
F35

Dave Majumdar, seorang analis militer dalam tulisannya di National Interest Selasa 15 September 2015 menyebutkan Amerika Serikat bisa menawarkan ke India untuk berpartisipasi dalam Lockheed F-35 Joint Strike Fighter. “Terus terang, Amerika Serikat memiliki sarana untuk menawarkan India akses ke teknologi yang jauh lebih baik dibadingkan yang ditawarkan Rusia, yakni dengan menawarkan F-35,” tulisnya.

Untuk India, F-35 akan membunuh dua burung dengan satu batu yakni akses ke teknologi canggih, dan kartu truf untuk Pakistan dan China. Satu-satunya hambatan adalah India harus mematuhi sejumlah aturan pembatasan Amerika terkait pesawat yang selama ini masih sering ditolak India.

Bahkan, Menteri Pertahanan AS Ash Carter -saat ia masih menjadi wakil menteri pertahanan untuk bidang akuisisi, teknologi dan logistik- telah menyatakan kesediaannya untuk menjual pesawat generasi kelima kepada India. “Tidak ada di pihak kita dan tidak ada prinsip untuk melarang partisipasi India dalam Joint Strike Fighter,“ kata Carter pada saat itu.

Sepertinya hanya waktu yang akan menjawab apakah Rusia akan benar-benar mengambil langkah berani dengan menerbangkan jet tempur paling canggih mereka ke Pakistan. Jika hal ini terjadi maka ada peluang F-35 akan masuk ke India. [national interest]

   jejaktapak  

[World] Malaysia dan Thailand Belanja Rudal Starstreak

Kendaraan militer Malysia dengan rudal Starstreak [malaysiandefence]

P
erusahaan Malaysia bersama Thales menandatangani kontrak sistem pertahanan udara Starstreak pada Expo DSEI di London.

Perusahaan Thales menyatakan bersama Global Komited menyediakan sistem pertahanan udara rudal Starstreak untuk Malaysia pada pembukaan Expo di London.

Rudal Starstreak merupakan senjata pertahanan udara jarak dekat yang di produksi Thales.

Rudal MANPADs ini mampu menghajar target dengan kecepatan Mach 4 dipandu dengan sinar laser, yang juga diberitakan sudah dipesan Indonesia tahun lalu.

Sistem peluncur dan rudal Starstreak diproduksi di fasilitas Thales di Belfast, Inggris dan alat bantu penjejaknya CONTROLMaster diproduksi Thales Perancis. Pesanan dari Malaysia ini diakui menambah lahan pekerjaan di Belfast dan juga menambah ilmu bagi Malaysia karena terdapat program alih teknologi.

Pengadaan rudal pertahanan udara ini dipercayai akan menggantikan sistem rudal lama STARBurst, yang telah dioperasikan sejak tahun 1990.

 Thales tandatangani kontrak dengan Thailand 
Kendaraan militer Thailand dengan rudal Starstreak [TAF]

Pada Pameran Expo DSEI 2015, Thales mendapat kontrak pembelian dari Thailand dengan nilai jutaan pounds.

Sistem pertahanan udara ini nantinya akan digunakan Angkatan Darat Kerajaan Thailand.

Rudal Strastreak seperti dalam gambar menggunakan tripod dengan persediaan tiga unit rudal yang mampu menghajar pesawat dalam ketinggian yang rendah, Helikopter dan UAV.

Melihat penampakan gambar diatas, bisa dibilang akan menyerupai dengan pesanan yang akan diterima Indonesia kedepan, yaitu menggunakan tripod dengan tiga rudal siap tembak, namun kendaraannya kemungkinan akan menggunakan rantis Komodo produksi PT Pindad. [defenseworld]

  Garuda Militer  

[World] AgustaWestland AW609 TiltRotor

Competitor to the US Osprey http://www.defenseworld.net/uploads//news/big/aw609_1442390011.jpgAgustaWestland AW609 Tiltrotor 

The Finmeccanica-AgustaWestland AW609 TiltRotor has set a speed record on a 1000 km ‘point-to-point’ journey.

The aircraft, with its combination of the turboprop airplane’s speed and helicopter’s take-off and landing capabilities, flew from its Yeovil facility in southwest England to its Cascina Costa facility near Milan, Italy, a distance of 1161 km, in just 2 hours 18 minutes.

While the AW609 is developed as a civilian chopper, its military role as a competitor to the US Osprey is a possibility.

The AW609 will be able to connect two important cities, such as London and Milan, in about two hours, taking off and landing vertically from the cities’ urban areas just like a helicopter, flying at the cruise speed of a turboprop airplane in all weather conditions, the company announced today.

Combining fixed-wing and rotary-wing flight attributes, the AW609 provides at least 30% to 50% time savings when compared to using a combination of car, helicopter and business jet, typically for travel to destinations up to 1100 km (700 miles) away.

The flight started with a vertical take-off from Yeovil. The aircraft then climbed to its en route cruising altitude of 25,000 ft (8,000 m), passing north of Southampton, just south of Paris, over the Alps and Piemonte in Italy, before descending and landing at Cascina Costa near Milan just 2 hours 18 minutes later.

The AW609 TiltRotor opens up new possibilities for a wide range of missions for corporate transport but also offshore transport, search and rescue, emergency medical services and homeland security among others.

  defenseworld  

Jumat, 18 September 2015

Kronologi Pembebasan 2 WNI dari Tangan Kelompok Bersenjata

2 WNI yang Disandera OPM Bebas http://images.detik.com/community/media/visual/2015/09/18/26142fe3-03ed-4221-b571-1aa95ae3f8f5_43.jpg?w=780&q=90Dirman dan Badar berhasil dibebaskan dari tangan kelompok bersenjata oleh militer Papua Nugini. Bagaimana kronologinya?

Berdasarkan keterangan dari Kementerian Luar Negeri, termasuk Kepala Konsul RI di Vanimo Papua Nugini Elmar Lubis, operasi militer dilakukan sejak kemarin. Berikut kronologi lengkapnya:

Kamis (17/9) siang

Militer PNG janjian dengan para penyandera di tengah hutan. Namun sesampainya di sana, para penyandera malah tidak datang dan masuk ke dalam hutan, lebih dalam.

Kamis (17/9)

Militer PNG bergerak ke dalam hutan untuk mengejar mereka. Hingga sore hari mereka berhasil menemukan para WNI di sebuah lokasi.

Kamis (17/9) pukul 19.30 WIB

Operasi pembebasan berhasil. Militer PNG membebaskan dua WNI tanpa melakukan kekerasan berlebihan. Dirman dan Badar bersama para pasukan PNG. Namun keadaan di lokasi masih belum pasti.

Jumat pagi 10.30 waktu Vanimo

Konjen RI di Vanimo menerima penyerahan Dirman dan Badar dari militer PNG. Mereka dalam kondisi baik. Salah satunya ada yang terluka, namun itu karena terjatuh bukan luka tembak. Rencananya siang ini mereka akan dibawa ke perbatasan PNG dan Papua lalu ke Jayapura. (mad/nrl)

 Menlu Langsung Lapor Presiden 
http://images.detik.com/community/media/visual/2015/09/17/236bc665-dc8c-4a93-b1db-a0918a09edf8_169.jpg?w=780&q=90Dua WNI yang disandera OPM di Papua Nugini sudah dibebaskan. Menkopolhukam Luhut B Pandjaitan memastikan kondisi Dirman dan Badar sudah dalam kondisi aman.

"Sudah, sudah (dibebaskan). Sudah aman," ujar Luhut di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakpus, Jumat (18/9/2015).

Sayangnya Luhut belum mau menjelaskan detil mengenai pembebasan kedua sandera yang disandera dan dibawa masuk ke Papua Nugini sejak 11 September lalu. Luhut sedang menanti tamu kenegaraan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.

Sebelumnya Menlu Retno Marsudi juga datang menghadap Luhut. Retno pun tampak terburu-buru keluar dari kantor Luhut karena ingin melaporkan perihal pembebasan kedua WNI tersebut kepada Presiden Joko Widodo.

"Saya mau melapor ke presiden. Saya nggak mau kalau berbicara detil (pembebasan) nya. Yang jelas fokus kita penyelematan sandera," ujar Retno sebelum berlalu.

Retno datang menemui Luhut untuk rapat mengenai kebebasan jurnalis asing di Papua. Selain dengan Luhut, rapat juga dihadiri oleh KaBIN Sutiyoso.

"Kalau ini (saya ke sini) soal jurnalis aja, kan ada keterbukaan (di Papua) bagaimana supaya kebijakan presiden bisa kita amankan," tutur Sutiyoso di lokasi yang sama.

"Pembebasan sandera OPM (tanya) sama Menkopolhukam. Soal sandera kan sudah kembali dengan selamat. Itu hasil diplomasi dari kemlu ya," sambungnya.

Selain Retno dan Sutiyoso, tampak pula Kapuspen TNI Mayjen Endang Sodik. Namun Endang sama sekali tidak bersedia memberi pernyataan dan langsung berlalu pergi saat dimintai konfirmasi oleh wartawan. (elz/rvk)

 7 Penyandera WNI Dikabarkan Ditangkap Militer PNG 
http://images.detik.com/community/media/visual/2015/09/14/bfafcc22-008f-4f06-a84f-d560bd806631_169.jpg?w=780&q=90[Andhika Akbaransyah] 

Operasi militer Papua Nugini tak hanya membebaskan dua sandera WNI dari tangan kelompok bersenjata. Para pelaku pun berhasil ditangkap.

Sumber detikcom mengatakan, ada tujuh orang yang berhasil ditangkap. Namun belum jelas identitasnya. Termasuk apakah pimpinan kelompok berhasil dibekuk.

Konsul RI di KJRI Vanimo Elmar Lubis saat dikonfirmasi soal ini membenarkan. Sayangnya, dia belum bisa memastikan jumlah detail penyandera yang ditangkap.

"Iya betul (ada yang ditangkap). Tapi kepastiannya saya belum tahu," kata Elmar saat dihubungi detikcom, Jumat (18/9/2015).

Saat ini, kata Elmar, pihaknya masih fokus untuk proses pembebasan Dirman dan Badar. Setelah mereka sampai ke tangan keluarga, maka informasi lain soal proses penyelamatan sandera baru bisa diketahui.

"Kami berkoordinasi dengan pemerintah PNG, PNG fokus bagaimana cara membebaskan dua WNI tersebut, kerjasama yang dilakukan sangat baik dan akhirnya mereka bisa bebas," jelasnya.

Saat ini, Dirman dan Badar masih berada di KJRI Vanimo. Rencananya siang ini mereka akan dibawa ke perbatasan PNG dan Papua lalu ke Jayapura untuk bertemu keluarga. (mad/nrl)

  detik  

Pindad Kerjasama Bersama BAE Systems

Membangun Sistem Cyber Security Division https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-3OctMnB528G5xlVMEDgORTRc04wTUPgR3gIR0a9hGma3IMa4hg6mmfk2-5PXvY2QQi-lIH6RlndNbmEsKh3dyC_0uRT_ufbNOjYGkLUAr7FpcdZmw8E30syixv-NVQmM6uTaN5AaxVs/s320/bae_cyber_server_660.jpgTeknologi pertahanan ini dapat digunakan untuk memproteksi kepentingan strategis Indonesia dari cyber attack (BAE Systems) 

PT Pindad (Persero) membubuhkan kerjasama strategis dengan perusahaan peralatan pertahanan kelas dunia, BAE Systems dari Inggris. Terobosan ini merupakan ikhtiar manajemen Pindad untuk membangun cyber security division sebagai bagian dari komitmen untuk mewujudkan dual use of technology dari teknologi pertahanan yang dapat digunakan untuk memproteksi kepentingan strategis Indonesia dari cyber attack. “Pindad perlu hadir di sektor cyber karena sektor ini merupakan kebutuhan penting di tanah air dalam melindungi aset dan ekonomi nasional dari ancaman cyber attack seperti kepada perbankan atau aset strategis nasional lainnya,” ujar Direktur Utama Pindad, Silmy Karim.

Pihak berwajib belakangan ini melansir bahwa tingkat kejahatan di bidang cyber dan peretasan perbankan cukup tinggi di tanah air. Pertumbuhan ini seiring dengan maraknya pengguna internet di Indonesia yang telah mencapai sekitar 85 juta orang, sementara kesadaran untuk menggunakan peranti lunak dan gawai dengan memerhatikan tata kelola dan keamanan jaringan masih rendah. Potensi besar ini yang mengundang Pindad untuk mengoptimalkan peluang penggunaan dual use of technology di bidang pertahanan untuk mendukung pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras cyber security.

Silmy Karim menambahkan dengan rintisan kerjasama dari sektor cyber security ini maka Pindad akan memiliki kesempatan luas untuk masuk dalam lingkungan industri dan bisnis pertahanan BAE System. “Selain cyber security, cakupan rencana kerjasamanya meliputi pula produk pertahanan BAE Systems lainnya. Ini merupakan perwujudan dari strategi besar kami untuk menggalang kemitraan dengan pelaku industri dunia untuk percepatan penguasaan teknologi dan menjadi bagian dari global supply chain industri pertahanan kelas dunia,” imbuh Silmy.

Penandatanganan naskah kerjasama ini dilakukan di sela-sela kegiatan pameran pertahanan di London, Defence Security & Equipment International (DSEI) 2015, Kamis 17 September 2015. Regional Managing Director BAE Systems, John Brosnan, membubuhkan tanda tangan di nota kesepahaman kerjasama dengan Direktur Utama Pindad, Silmy Karim, disaksikan oleh pejabat teras BAE Systems.

BAE Systems dalam industri pertahanan dikenal sebagai salah satu pelaku bisnis dan industri pertahanan terkemuka dunia dengan karyawan lebih dari 8O ribu orang dan beroperasi di 40 negara. Pada tahun 2014 silam, misalnya, perusahaan bermarkas di London ini membukukan omzet tahunan sebesar 16,6 miliar poundsterling atau setara dengan 370 triliun rupiah (berdasarkan perhitungan nilai kurs 1 poundsterling = 22.299 rupiah*) dan menempati urutan ketiga terbesar di dunia menurut data dari Lembaga Riset Perdamaian Internasional Stockholm /Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Di Indonesia BAE Systems telah memiliki aktivitas dalam mendukung pengembangan sistem keamanan perbankan dan departemen lainnya di pemerintahan.

  Pindad