Rabu, 10 Februari 2016

Pesawat Jatuh

Perketat Pemeliharaan Pesawat
Pesawat Super Tucano di Malang, Jawa Timur, September 2012. Pesawat bermesin turboprop ini mampu terbang rendah dalam waktu yang lama sehingga cocok untuk anti-gerilya. [TEMPO/Aris Novia Hidayat]

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berjanji membenahi perawatan pesawat-pesawat perang yang dimiliki pemerintah. Hal ini menyusul jatuhnya pesawat latih Super Tucano milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menimpa rumah warga di Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, pagi tadi.

"Aturan baru jelas memperketat pengadaan dan kedua memperketat pemeliharaan. Pemeliharaan itu sangat penting. Baru tapi pemeliharaan tidak bagus, fatal," kata Ryamizad saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 10 Februari 2016.

Ryamizad mengaku belum mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano yang dibeli pada 2012 itu. Kementerian Pertahanan, kata dia, akan segera melakukan penyelidikan terkait dengan hal itu. "Tiap ada kejadian pasti kami evaluasi. Kami akan melihat apakah faktor cuaca, orangnya, atau mesinnya," katanya. Pukul 10.00 WIB tadi pagi, pesawat latih itu jatuh di tengah permukiman warga saat sedang uji terbang. Hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai jumlah korban jiwa. Ryamizad sendiri mengatakan terdapat korban tewas, yaitu seorang wanita yang tertimpa reruntuhan bangunan akibat tertubruk pesawat.

Lokasi kejadian sendiri berjarak sekitar lima kilometer dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang. Pangkalan tersebut mengoperasionalkan pesawat, antara lain pesawat angkut, Hercules, dan pesawat Super Tucano. Ryamizad menyangkal landasan pesawat dibuat dekat permukiman, dan membuatnya rawan. "Landasannya sepi, rakyat yang dekat situ," katanya.

  ★ Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.