Selasa, 22 Maret 2016

Etnis Uighur Manfaatkan Jaringan Teroris Indonesia

Untuk Berlatih Militerhttps://img.okezone.com/content/2016/03/20/340/1340718/buru-kelompok-santoso-pasukan-tinombala-diturunkan-di-lokasi-rahasia-aPX6kCLsGM.jpgBuru Kelompok Santoso, Pasukan Gabungan Diturunkan di Lokasi Rahasia (Okezone)

Pasukan Operasi Tinombala gabungan TNI-Polri, menembak mati dua Warga Negara Asing (WNA) Tiongkok, etnis Uighur, di hutan Desa Torire, Lore Tengah, Poso, Sulawesi Tengah, beberapa hari lalu. Keduanya, dikabarkan telah bergabung dengan kelompok Santoso sejak tahun 2014.

Lantas apa tujuan dan keterlibatan mereka dengan kelompok Santoso? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, kelompok-kelompok Uighur sebetulnya adalah kelompok separatis yang ingin merdeka di Tiongkok. Tapi banyak hal yang berbeda mulai dari ras, termasuk masalah agama.

"Sehingga barangkali mereka mengambil keuntungan dari perubahan situasi global dengan munculnya jaringan ISIS. Mereka memanfaatkan jaringan itu untuk kepentingan mereka baik dalam rangka separatisme, kemerdekaan serta otonomi, atau yang kedua untuk membentuk kekhalifahan global. Tapi saya kira yang utama yang nomor satu (separatisme)," ujar Tito, di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/3).

Dikatakan Tito, mereka melihat jaringan di Indonesia termasuk kuat dibanding jaringan-jaringan lain di Asia Tenggara.

"Sehingga tidak heran ketika tokoh-tokoh ISIS yang ada di Suriah, baik yang dari Indonesia maupun Uighur mereka bisa bergabung di sana. Mereka berkomunikasi, berinteraksi sehingga dapat membentuk jaringan global. Mereka bisa juga menggerakan jaringan di negara masing-masing untuk berkoneksi juga. Itulah yang mengakibatkan kelompok-kelompok Uighur yang anggaplah kaum separatis, mereka memanfaatkan jaringan di Indonesia untuk bersembunyi, berlatih, maupun tempat berjihad," ungkapnya.

Tito menyebutkan, sudah ada beberapa orang etnis Uighur yang ditangkap di Indonesia.

"Selama ini yang tertangkap sudah ada empat, lima. Empat yang dulu tahun 2014 divonis. Kemudian ada satu yang di Bekasi, dua yang tertembak di Poso, kemarin. Tidak ada (warga negara lain), itu yang baru kami monitor dari kelompok WN Uighur," katanya.

 ♖ Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.