Kamis, 17 Maret 2016

Proyek Jalan Terus, Kami Tidak Takut

4 Pekerja Trans Papua Ditembak[Istimewa]

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan proyek jalan Trans Papua sepanjang 4.325 kilometer (km) akan terus berjalan, meski teror terus terjadi. Seperti terakhir, adanya penembakan 4 orang pekerja hingga tewas.

"Tentunya kami sangat berduka. Tapi pembangunan akan tetap berjalan. Kami tidak takut dengan hambatan yang terjadi. Sebelumnya juga kan sempat ada penyanderaan. Tapi pembangunan tetap berjalan. Pembangunan ini untuk bangsa kita. Kalau kita takut, tidak akan ada pembangunan di Papua," tegas Jokowi saat meninjau proyek Tol Cisumdawu, Sumedang, Kamis (17/3/2016).

Jokowi mengatakan, dirinya sudah memerintahkan semua tim keamanan untuk meningkatkan kekuatan menjaga proyek senilai Rp 40,063 triliun.

"Saya sudah perintahkan semua tim keamanan untuk meningkatkan kekuatannya di sana. Meningkatkan penjagaan. Supaya pembangunan terus berlanjut. Kawal terus pembangunan yang dilakukan," ujar Jokowi.

Sebelumnya, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pernah mengungkapkan, banyaknya rintangan pembangunan Trans Papua. Beberapa di antaranya adalah pegawai yang disandera, serta mahalnya ongkos pengiriman eskavator atau buldoser. (wdl/ang)

  Polri Diminta Amankan Proyek Jalan Trans Papua

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta bantuan kepada Kepolisian pasca penembakan terhadap 4 orang pekerja proyek jalan Trans Papua yang terjadi di daerah Kabupaten Puncak (Illaga). Pada peristiwa itu, pelaku juga merusak 1 unit ekskavator dan 1 buldoser.

"Harusnya ada pengamanan ekstra, pak Menteri (PUPR) sudah minta ke Kapolri untuk tambah pengamanannya," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hediyanto W Husaini di lokasi pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, Kamis (17/3/2016).

Hediyanto menyebut pihaknya sebagai pemilik proyek berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan jalan Trans Papua 4.325 kilometer (km), meskipun melintasi daerah rawan konflik.

"Kita nggak boleh gentar. Tetap lanjut pekerjaannya," sebutnya.

Terkait peralatan yang rusak, pihaknya akan mendatangkan kembali buldoser dan ekskavator baru meskipun biayanya sangat tinggi.

"Ya kita harus. Kalau nggak, kita nanti nggak bisa jalan," jelasnya.

Meskipun para pekerja proyek bukan bagian dari PNS Kementerian PUPR, Hediyanto mengaku pihaknya tetap menaruh perhatian terhadap para pekerja.

"Mereka itu dari kontraktor yang mengerjakan pembangunannya. Kontraktornya dari PT Modern. Tapi ini kami sedang kirim tim ke rumah duka. Korban kan ada satu dibawa ke Makassar dan tiga masih di Papua," paparnya. (feb/hns)
 

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.