Jumat, 22 April 2016

AS Minta Bantuan RI

Redakan Ketegangan di LCSIlustrasi

A
merika Serikat (AS) meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk membantu meredakan ketegangan di kawasan Laut China Selatan. Hal itu diutarakan oleh wakil Menteri Luar Negeri AS, Antony J. Blinken.

Berbicara saat melakukan pertemuan dengan sejumlah awak media di kantor Kedutaan Besar AS di kawasan Jakarta Pusat, Blinken menuturkan, bahwa dirinya sudah melakukan pertemuan dengan pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dalam pertemuan itu, penguatan kerjasama dalam berbagai bidang menjadi fokus utama.

"Ini adalah kedua kalinya saya ke Indonesia. Sebelum ke Jakarta, saya telah mengunjungi Tokyo, Seoul dan Hanoi. Kita sudah mempunyai kerjasama di banyak bidang dan kita akan lebih menguatkan hal-hal tersebut," ucap Blinken pada Jumat (22/4).

Salah satu hal yang dibahas adalah mengenai kerjasama maritim, dimana Laut China Selatan menjadi topik utama dalam pembahasan tersebut. Dirinya mengatakan, AS sangat menginginkan wilayah tersebut menjadi wilayah yang damai dan stabil, dan dirinya mengajak Indonesia untuk turut andil dalam merealisasikan hal tersebut.

"Kami juga mengajak Indonesia untuk ikut mendamaikan dan menurunkan ketegangan di Laut China Selatan," sambungnya.

Selain membahas mengenai isu maritim, Blinken menuturkan kerjasama di bidang ekonomi, iklim, dan sejumlah isu global turut menjadi pembahasan dengan pemerintah Indonesia.

 China Harus Hentikan Reklamasi di LCS 

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony J. Blinken menuturkan, China harus menghentikan semua kegiatannya di kawasan Laut China Selatan, termasuk di dalamnya kegiatan militer. AS juga meminta China untuk mulai melakukan pembicaraan untuk menghentikan ketegangan di kawasan tersebut.

Pernyataan Blinken itu muncul saat dirinya ditanya bagaimana respon AS soal uji coba rudal, dan peningkatan kegiatan militer yang dilakukan China di kawasan Laut China Selatan.

"Sekali lagi saya ingin katakan, terkait dengan semua aktivitas China di Laut China Selatan, sangat penting untuk menghentikan reklamasi, dan aktivitas militer. Sebab, dengan adanya (aktivitas) itu akan sangat sulit bagi negara-negara untuk mencari solusi damai di Laut China Selatan," ucap Blinken.

"Jadi, permintaan kami adalah hentikan semua aktivitas di Laut China Selatan, apapun itu, dan fokus pada menyelesaikan masalah yang ada secara diplomatis dan damai," sambungnya saat melakukan pertemuan dengan sejumlah awak media di kantor Kedutaan Besar AS di kawasan Jakarta Pusat pada Jumat (22/4).

Sementara itu, terkait dengan uji coba rudal terbaru yang dilakukan oleh China, dirinya mengatakan belum menerima laporan tentang hal tersebut. "Jadi, saya belum bisa berkomentar soal itu," pungkasnya.

Sebelumnya pada Rabu lalu diberitakan bahwa China telah melakukan uji coba terbaru rudal balistik antar benua miliknya, Dongfeng-41 (DF-41). Rudal ini merupakan rudal balistik dengan jarak tempuh terpanjang di dunia.

Rudal balistik Dongfeng-41 adalah rudal balistik interkontinental berbahan bakar padat road-mobile yang dapat menembakkan 6 sampai 10 hulu ledak nuklir terhadap sebuah target pada jarak lebih dari 10 ribu kilometer.

Uji coba itu dilakukan bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan AS Ashton Carter ke kapal induk USS Stennis yang sedang berlayar di Laut China Selatan. (esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.