Senin, 02 Mei 2016

Kapal Perang Indonesia Bersiaga di Perairan Tawi-Tawi

Dok. Dispen Armatim

K
apal perang Indonesia yaitu KRI Sultan Iskandar Muda (SIM-367) bersiap dalam kondisi siaga tempur ketika melintasi perairan Tawi-Tawi Filipina. Perairan itu lebih dikenal saat ini ketika kelompok Abu Sayyaf menyandera anak buah kapal (ABK) asal Indonesia.

"Kesiagaan ini disiapkan untuk mengantisipasi ancaman terhadap unsur KRI sendiri maupun kapal lain yang kemungkinan dalam kondisi darurat dan meminta bantuan," ucap Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman dalam keterangannya, Senin (2/5/2016).

KRI SIM-367 melintasi perairan itu dalam rangka mengemban misi sebagai delegasi Indonesia pada Latihan Bersama (Latma) Asean Defence Ministers Meeting-Plus Maritime Security dan Counter Terorrism Exercise 2016 (ADMM PLUS MS & TC 2016) yang berlangsung di Brunei Darussalam dan Singapura, Minggu (1/5). Kapal itu melintas pada Sabtu (30/4) dini hari.

"Dalam peran tempur bahaya asimetris ini, Letkol Laut (P) Ashari Alamsyah selaku Komandan KRI SIM-367 menempatkan beberapa prajurit yang dilengkapi dengan senjata ringan serta di-backup oleh pasukan khusus TNI Angkatan Laut dari Detasemen Jalamengkara (Denjaka) di sekeliling kapal," ujar Maman.

Ketika melintas, kapal dalam kondisi tanpa penerangan apapun di sisi luar kapal. Hal itu dilakukan agar kapal terselubung gelap sehingga tidak diketahui keberadaannya oleh musuh.

"Setelah melaksanakan lintas laut selama dua hari dengan melintasi perairan Tawi-Tawi dan Laut Cina Selatan, Minggu (1/5) KRI SIM-367 tiba di perairan Brunei Darussalam yang rencananya akan merapat pada 20.00 waktu setempat dan siap bergabung dalam even multilateral yang melibatkan 10 negara Asean dan 8 negara mitra Asean yang bertajuk ADMM PLUS MS & TC 2016," ucapnya.

Perairan itu memang tengah menjadi sorotan ketika 4 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf dikabarkan disandera di Tawi-Tawi. Mereka merupakan ABK kapal tunda TB Henry yang menarik kapal tongkang Cristi.

Sementara itu, 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf sebelumnya telah dibebaskan. Mereka disandera sejak 26 Maret 2016. Penyanderanya yang berafiliasi dengan Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara dengan 1 juta dolar AS. Para WNI tersebut adalah ABK dari kapal Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi 7.000 ton batubara. (dhn/dhn)

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.