Kamis, 29 Desember 2016

[Dunia] AS Langgar Janji Mereka di Suriah

https://i1.wp.com/voa-islamnews.com/wp-content/uploads/2016/10/Pasukan-Kurdi-Suriah.jpg?fit=600%2C264&ssl=1Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah melanggar janji yang dibuat terkait Suriah. Ini merupakan pernyatan terbaru terkait tudingan Erdogan terhadap AS.

Erdogan kemarin membuat tuduhan mengejutkan terhadap koalisi internasional yang dipimpin AS. Erdogan mengatakan, koalisi pimpinan AS mendukung kelompok teroris, termasuk ISIS di Suriah.

Selain ISIS, Erdogan juga mengatakan, kelompok teroris yang turut didukung koalisi AS adalah pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi di Suriah utara (YPG) dan pasukan Partai Persatuan Demokratik (PYD), yang masuk dalam daftar hitam di Turki.

"Pasukan koalisi, sayangnya tidak menepati janji mereka. Apakah mereka terus melanjutkan operasi atau tidak, kami akan terus melanjutkan upaya (melawan teroris) ini dengan cara yang ditentukan. Kami tidak akan melanggar jalur yang sudah ditetapkan," ucap Erdogan, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (28/12).

Washington sendiri merasa geli dengan tuduhan dari Erdogan tersebut. AS melalui Departemen Luar Negeri membantah tuduhan yang dilontarkan Erdogan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner, mengatakan tuduhan Presiden Erdogan “menggelikan”. Toner mengabaikan tuduhan bahwa koalisi pimpinan AS memberi bantuan kepada ISIS dan kelompok militan Kurdi, YPG dan PYD di Suriah.

 AS Tegaskan Tak Kirim Senjata Anti-Pesawat pada Pemberontak Suriah 
AS Tegaskan Tak Kirim Senjata Anti-Pesawat pada Pemberontak SuriahKementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak mengirimkan senjata anti-pesawat portable atau MANPAD kepada pemberontak Suriah. [Istimewa]

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan tidak mengirimkan senjata anti-pesawat portable atau MANPAD kepada pemberontak Suriah. Ini merupakan respon atas tudingan yang disampaikan oleh Rusia.

Rusia kemarin mengatakan, keputusan AS untuk mengurangi pembatasan untuk mempersenjatai pemberontak Suriah telah membuka jalan bagi pengiriman rudal anti-pesawat. Langkah itu dinilai mengancam pasukan Rusia di Suriah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Mark Toner menegaskan, sampai saat ini pihaknya belum, dan tidak akan mengirimkan senjata semacam itu kepada pemberontak Suriah.

"Faktanya adalah kita tidak mengirimkan MANPAD kepada oposisi Suriah. Posisi kami soal MANPADS tidak berubah, kami memiliki keprihatinan yang sangat mendalam tentang jenis senjata ini masuk ke Suriah," kata Toner, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (28/12).

Di sisi lain, Pasukan Pembebasan Suriah (FSA), salah satu faksi pemberontak yang didukung oleh AS, dalam sebuah pernyataan kemarin berharap dengan adanya pengurangan pembatasan ini, AS akan mengirimkan sejumlah senjata canggih. Salah satu senjata yang diinginkan FSA adalah MANPAD.

"Meskipun ISIS tidak memiliki jet tempur, tapi FSA ingin sistem anti-pesawat untuk melindungi pasukannya dari potensi musuh di masa depan," kata juru bicara FSA, Tala Silo. (esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.