Sabtu, 06 Februari 2016

Konga XX-M/Monusco Tiba di Kongo

175 Prajurit TNISetelah menempuh perjalanan route Jakarta-Kongo/Afrika dengan Pesawat UN, 175 Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-M/Monusco (Mission de L’Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en Republique Democratique du Congo) dibawah pimpinan Letkol Czi Sriyanto, M.I.R., M.A., selaku Komandan Satgas (Dansatgas), beberapa waktu lalu telah tiba di Republik Demokratik Kongo.

Dalam perjalanan menuju ke Republik Demokratik Kongo, 175 personil Kontingen Garuda terlebih dahulu melakukan transit di Enteebe Uganda, dan terbang menuju tiga lokasi misi yang berbeda, yaitu 6 personel di Bunia, 40 personel di Beni Tactical Operational Base (TOB), dan 129 personel di Dungu Company Operasional Base (COB).

Dansatgas Konga XX-M/Monusco Letkol Czi Sriyanto, M.I.R., M.A., adalah orang pertama yang melangkahkan kaki di daerah misi, ketika sorty pertama penerbangan tiba di Dungu. Sementara itu, 2 perwira dari satgas sebelumnya (Konga XX-L) melakukan penjemputan dan langsung menuju Bumi Nusantara Camp yang merupakan Markas Kontingen Garuda di Dungu.

15 personel Konga XX-L/Monusco sengaja ditinggalkan untuk melaksanakan serah terima pekerjaan, alat perlengkapan, dan sebagainya kepada Satgas Kizi TNI Konga XX-M/Monusco. Sementara itu, personel Satgas Kizi Konga XX-M yang stand by di Transit Camp Enteebe-Uganda turut bergabung ke Bumi Nusantara Camp di Dungu.

Dalam pengarahannya kepada seluruh anggota Konga XX-M/Monusco, Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Sriyanto, M.I.R., M.A., menyampaikan bahwa tantangan kedepan masih banyak untuk Kontingen Garuda/Indonesia Engineering Company di Kongo. Keberadaan Indonesia diakui oleh aparatur misi Monusco disini, masyarakat lokalpun menyatakan rasa salut dan bangganya terhadap Kontingen Indonesia.

Ini merupakan langkah awal yang cukup berat untuk mempertahankan Citra Indonesia yang telah ditanamkan di sini.

Kepada seluruh personel Satgas agar sesegera mungkin menyesuaikan diri dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing, sehingga tidak ada stagnasi atau kevakuman kegiatan setelah purnatugas Kompi Zeni TNI Konga XX-L kepada Konga XX-M,” terang, Letkol Czi Sriyanto.

Setiap personel lanjutnya, "harus melakukan secara cermat dan detail termasuk hal-hal yang menyangkut masalah tehnis di lapangan, baik dari unsur staf Komando Kompi, Tim Kesehatan, Peleton Bantuan maupun Peleton Alat Berat,” tegas Letkol Czi Sriyanto.

Dengan kekompakan para anggota sekalian, koordinasi yang baik ke dalam maupun ke luar, perencanaan yang baik dalam setiapMission Task, dan disiplin, Insya Allah kita bisa mempertahankan, bahkan meningkatkan kredibilitas kerja Indonesia Engineering Company,” ujar Dansatgas Konga XX-M/Monuso mengakhiri pengarahannya. (Red)
 

  Berita Ekspres  

Sekilas Dengan Bakamla

Operasi Bakamla di Perairan Batam[Dhani Irawan/detikcom]r

Kapal Negara (KN) 4801 Bintang Laut milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) melancarkan operasi di perairan Batam. Penyisiran pun dilakukan di sekitar Selat Singapura hingga perairan Tanjung Balai Karimun yang sering digunakan sebagai jalur perlintasan.

Kapal Bakamla yang dengan arahan komandan Letnan Kolonel Maritim Faruq Dedy Subiantoro itu memulai operasi sejak pagi pukul 05.30 WIB dari Batam. Kapal diarahkan menyusuri Selat Singapura yang merupakan perlintasan kapal-kapal barang atau kargo.

"Ini perairan internasional. Jadi banyak kapal-kapal yang melintas di sini," kata Faruq saat berbincang dengan detikcom saat melakukan operasi, Kamis (4/2/2016).

Kapal pertama yang dicegat oleh Bakamla yaitu Mitra Bahari di Selat Singapura. Kapal tersebut sempat tidak berhenti ketika diberi peringatan angin gauk.

Muatan kapal yang ditutup terpal kemudian dibuka untuk dilihat isinya serta untuk dicek apakah ada barang-barang yang mencurigakan. Selain itu, pengecekan muatan dengan surat-surat kapal pun dilakukan.

Saat pemeriksaan, seluruh anak buah kapal diminta untuk berkumpul di haluan sementara nahkoda akan diinterogasi mengenai kelengkapan kapal. Hal tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ketika petugas melakukan pemeriksaan muatan kapal.

Setelah dipastikan kelengkapan surat dan muatan tidak bermasalah, kapal tersebut diizinkan untuk kembali melintas. Kemudian KN 4801 kembali menyisir perairan hingga ke Selat Durian.

"Biasanya di lokasi ini juga cukup ramai. Banyak kapal-kapal yang melintas," kata Faruq.

KN 4801 pun kembali memeriksa sebuah kapal bermuatan barang-barang campur. Kapal itu juga sempat tidak berhenti walaupun telah diberi peringatan angin gauk. Namun setelah dicek seluruh kelengkapannya, kapal tersebut tidak bermasalah.

"Prosedurnya seperti itu, bisa misal kita merapat ke kapal lain atau kapal itu kita minta merapat. Pemeriksaan pengecekan semua dilakukan. Kalau misal tidak ditemukan pelanggaran kita lepas. Kalau memang ada dugaan pelanggaran, kita bisa bawa ke pangkalan terdekat," ucap Faruq. (dhn/Hbb)

 Bakamla Rutin Latihan Menembak di Laut untuk Antisipasi Situasi Berbahaya

Bakamla Rutin Latihan Menembak di Laut untuk Antisipasi Situasi BerbahayaMenjaga keamanan laut Indonesia menjadi salah satu tugas berat yang diemban Badan Keamanan Laut (Bakamla). Dalam menjalankan tugasnya, personel Bakamla pun sangat mungkin menghadapi situasi berbahaya sehingga diperlukan keahlian tertentu.

Salah satunya yaitu keahlian menembak yang harus dimiliki para personel. Ketika detikcom ikut serta dalam operasi rutin Kapal Negara (KN) 4801 Bintang Laut, latihan rutin menembak juga dilakukan di sela-sela operasi.

"Untuk meningkatkan profesionalisme ABK kita rutin melaksanakan bermacam-macam latihan. Nah salah satunya bagaimana menembak kualifikasi. Kita laksanakan baik pada saat itu di pangkalan, itu kita ada sasaran tembak di pangkalan atau dekat dermaga kita," kata komandan KN 4801 Letnan Kolonel Maritim Faruq Dedy Subiantoro usai latihan menembak dari atas kapal di Selat Durian, Pulau Bintan, Kamis (4/1/2016).

"Kemudian pada saat kita berlayar pun kita upayakan untuk kita melaksanakan latihan penembakan juga dengan sasaran yang kita lemparkan ke laut," ucap Faruq menambahkan.

Faruq mengatakan latihan menembak diperlukan agar para anak buah kapal (ABK) selalu siaga dalam menghadapi kondisi apapun. Pasalnya, ketika melakukan pemeriksaan kapal-kapal di perairan Indonesia bisa saja muncul perlawanan.

"Seyogyanya seluruh ABK mempunyai kemampuan di dalam membidik terhadap sasaran untuk mengantisipasi daripada hal-hal yang tidak diinginkan pada saat kita melaksanakan pemeriksaan terhadap kapal yang akan diperiksa. Karena tidak menutup kemungkinan mereka melakukan perlawanan pada saat kita melakukan pemeriksaan," jelas Faruq.

Namun Faruq menekankan bahwa kemampuan menembak tersebut tidak asal digunakan. Menembak hanya dilakukan pada situasi yang sangat genting serta atas analisis dan perintah dari komandan. (dhn/Hbb)

 Situasi Ini Memungkinkan Bakamla Kontak Senjata Saat Jaga Keamanan Laut

Kemampuan menggunakan senjata tidak sembarangan bisa dimiliki. Namun di saat-saat tertentu penggunaan senjata diperlukan untuk perlindungan diri.

Seperti yang rutin dilakukan Badan Keamanan Laut (Bakamla) dengan menggelar latihan menembak. Situasi ketika melakukan penjagaan dan pemeriksaan kapal-kapal di laut sangat memungkinkan para anggota mendapatkan perlawanan.

"Jadi tidak sembarangan untuk menggunakan senjata, kita harus melaksanakan itu sesuai dengan prosedur. Artinya apabila kemungkinan-kemungkinan yang membahayakan terhadap kapal kita atau personel kita baru kita bisa melaksanakan penembakan," kata komandan KN 4801 Letnan Kolonel Maritim Faruq Dedy Subiantoro usai latihan menembak dari atas kapal di Selat Durian, Pulau Bintan, Kamis (4/1/2016).

Faruq memberi contoh penggunaan senjata ketika melakukan pemeriksaan kapal-kapal di laut. Situasi yang mungkin saja terjadi seperti ketika adanya perlawanan dari kapal lain saat pemeriksaan.

"Jika salah satu contohnya, mereka membawa senjata api, sudah jelas-jelas membawa senjata api dan mengarahkan senjata api pada saat kita memeriksa, kita bisa melakukan tembakan peringatan terlebih dahulu," ucapnya.

Apabila kapal yang diperiksa tersebut tak juga mengindahkan tembakan peringatan dan malah semakin menjadi-jadi, maka Bakamla dapat mengarahkan tembakan ke kapal. Namun jika tetap melawan, maka anggota dapat langsung melumpuhkan awak kapal.

"Jika mereka melaksanakan penembakan, maka kita bisa melakukan penembakan pertama yaitu terhadap bagian-bagian yang tidak membahayakan personel seperti di buritan kapal atau di haluan kapal, dengan harapan mereka menghentikan kegiatan mereka. Demikian. Kecuali mereka kalau memang sangat urgent sekali dan mereka terus melakukan perlawanan kita dengan terpaksa melumpuhkan mereka dengan senjata," kata Faruq.

Untuk menghadapi situasi seperti itu, KN 4801 pun dilengkapi 2 jenis senjata. Senjata pertama dengan kaliber besar yaitu jenis mitraliur 12,7 mm. Sedangkan untuk senjata ringan yang bersifat personal yaitu senjata yang terkenal dengan 'kebandelannya' AK-47 kaliber 7,62 mm. (dhn/jor)
 

  detik  

Penyelesaian batas laut RI-Timor Leste harus diutamakan

Dokumen foto Pos Perbatasan Republik Indonesia - Timor Leste di Atapupu, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA/Yudhi Mahatma)

Pemerhati masalah Laut Timor, Ferdi Tanoni, mengharapkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mengambil langkah konkrit dan mengutamakan penyelesaian batas laut dengan Timor Leste, sebelum menuntaskan batas darat sejumlah titik sengketa yang sudah terpetakan.

"Penyelesaian batas darat antara kedua negara memang juga penting, namun lebih penting dan utama yang harus diprioritaskan adalah batas laut kedua negara, karena banyak kandungan sumber daya alam yang terdapat di Laut Timor," kata Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) itu kepada pers di Kupang, Sabtu.

Penulis buku "Skandal Laut Timor, Sebuah Barter Politik Ekonomi Canberra-Jakarta" mengemukakan pandangannya tersebut terkait kunjungan Presiden Jokowi ke Timor Leste, negara setengah Pulau Timor, pada akhir Januari 2016.

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden Jokowi sempat membahas penyelesaian garis batas kedua negara dengan pemerintahan Timor Leste, yang baru merdeka pada 20 Mei 2002 setelah lepas dari Indonesia melalui referendum pada Agustus 1999.

Menurut Tanoni, jika Indonesia terjebak untuk menyelesaikan batas darat terlebih dahulu, maka Laut Timor yang kaya akan sumder daya alam minyak dan gas bumi itu, bisa saja seluruhnya jatuh ke tangan Timor Leste dan Australia.

"Setelah Timor Timur lepas dari Indonesia pada 1999 dan akhirnya memproklamirkan kemerdekaannya pada Mei 2002, batas wilayah perairan laut antara Indonesia, Australia dan Timor Leste harus mendapat prioritas penyelesaian terlebih dahulu," ujarnya.

Ia mengemukakan, batas wilayah darat antara Indonesia dan Timor Leste lebih mudah diatasi, karena titik persoalannya sudah diketahui, dan wilayah sengketanya pun hanya ada di Pulau Timor.

Mantan Agen Imigrasi Kedutaan Besar Australia itu mengatakan, jika Indonesia lengah dalam hal penyelesaian batas wilayah perairan kedua negara dengan Australia, maka Blok Gas Masela, yang terletak di wilayah cekungan Laut Timor itu, bisa diklaim oleh Timor Leste sebagai bagian dari yuridiksinya.

"Kita tidak boleh lengah dalam melihat realitas tersebut. Karena itu, penyelesaian batas wilayah perairan kedua negara harus mendapat prioritas utama. Kandungan sumber daya alam di Laut Timor, seperti minyak dan gas bumi sangat luar biasa sehingga menjadi incaran banyak pihak," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, jika Indonesia tidak hati-hati dalam menyelesaikan batas perairan dengan Timor Leste, maka kekayaan sumber daya alam yang ada di Laut Timor bisa mencapai 90 persennya bakal jatuh ke tangan Timor Leste dan Australia.

"Skenario ini bisa saja terjadi, jika Indonesia menurut keinginan Timor Leste untuk terlebih dahulu menyelesaikan batas darat kedua negara. Apapun alasannya, batas wilayah perairan antara kedua negara harus mendapat prioritas utama dalam penyelesaian," katanya.

Kementerian Luar Negeri RI semestinya sudah paham bahwa garis batas perairanlah yang digunakan untuk menentukan garis batas darat antara kedua negara bertetangga, yang sudah lazim digunakan oleh negara-negara lain dalam menentukan garis batas negara, demikian Ferdi Tanoni.
 

  Antara  

Kapal Kargo Berbendera Hong Kong yang Kandas di Kepri Sukses Dievakuasi TNI AL

[Agus Siswanto/detikcom]

Rabu (3/2/2016) lalu, kapal kargo Ocean Carrier berbendera Hong Kong karam di perairan Batu Berhenti, Kepulauan Riau (Kepri). Hari ini, kapal bermuatan pasir besi itu sukses dievakuasi TNI AL.

Awalnya, evakuasi yang dilakukan sejak Sabtu (6/2/2016) pagi sempat gagal. Tim tak bisa menggeser posisi kapal kargo dengan menggunakan tugboat MS Pacific Wrangler dan Pacific Rigger. Kemudian, tug boat MS Pacific Wrangler bermanuver ke arah kanan, akhirnya kapal kargo bergeser dari titik kandas.

"Kami tarik ke dermaga Pulau Sambu untuk diperiksa," kata Komandan Pos Pulau Samba Letda Laut Yuwono di lokasi.

Sementara Komandan Lanal Batam Kolonel (P) Ribut Eko Suyatno mengatakan, kapal kargo yang membawa pasir besi dari Iran tersebut dikawal KRI Sigurot 864 dan Combat Boat Posal Sambu.

Kapal kargo Ocean Carrier berangkat dari Iran menuju Yangjiang, China. Namun sesampai di perairan Batu Berhenti, tak diketahui sebabnya kapal kandas.

Berdasarkan pemeriksaan, Ocean Carrier membawa 21 ABK dan berbobot 33.456 GT. Kapal ini berukuran panjang 190 meter dan lebar 32 meter. (try/try)
 

  detik  

Indonesia hadapi tantangan di dunia maritim

Dokumentasi foto udara Pulau Aruah dari pesawat intai maritim CN-235 220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) TNI AL di Selat Malaka, Riau, Rabu (6/5). Pulau Aruah terdiri dari beberapa gugusan pulau diantaranya pulau Tokong Emas, Tokong Simbang, Labuhan Bilik dan pulau Jemur yang memiliki pesona bahari yang dijaga ketat oleh prajurit TNI AL. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Wakil Ketua DPD, Farouk Muhammad, mengatakan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam wujudkan visi poros maritim dunia sehingga harus segera diatasi.

"Indonesia memiliki beberapa kelemahan dan ancaman yang sukar dikontrol karena itu harus segera diatasi," katanya di KRI Makassar-590, Jumat.

Hal itu dikatakannya saat diskusi bertajuk "Membedah Posisi Indonesia dalam Persaingan Maritim Dunia" di geladak helikopter KRI Makassar-590, Jumat. Diskusi bagian dari rangkaian acara Hari Pers Nasional 2016.

Dia menjelaskan, sistem pertahanan negara Indonesia harus diperhatikan karena banyak pintu masuk negara masih sangat terbuka.

Menurut dia, posisi Indonesia di maritim sangat strategis sehingga sangat penting bagaimana mengamankan wilayah yang luas dan terbuka tersebut karena jumlah armada TNI Angkatan Laut masih terbatas.

"Sistem pertahanan negara Indonesia misalnya pangkalan armada timur sangat banyak lalu pangkalan utama TNI AL ada di Surabaya, Makassar, Manado, Ambin, Sorong, Merauke; namun harus didukung untuk diperkuat," ujarnya.

Sementara itu dia menilai dari aspek keamanan, posisi maritim Indonesia masih menghadapi tantangan berat misalnya penangkapan ikan secara ilegal, penambangan sumber daya alam secara ilegal, perdagangan senjata dan perdagangan manusia.

Dia juga menilai, banyak pembangunan yang berjalan belum ditujukan untuk kesejahteraan nelayan sehingga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mengatasinya.

"Hal yang penting adalah bagaimana kebijakan pembangunan maritim bisa terlihat dengan peningkatan kesejahteraan nelayan," katanya.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, dalam diskusi itu menjelaskan pemerintah telah melakukan langkah strategis dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan.

Dia mencontohkan, pemerintah telah memberikan telepon genggam untuk nelayan di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat dengan dilengkapi aplikasi yang bisa menunjang kegiatan melaut para nelayan.

"Nelayan diberi ponsel dan aplikasi sehingga mereka tahu kondisi cuaca dua hari sebelum berangkat melaut," ujarnya.

Rudiantara juga mengatakan, Kemenkominfo juga telah membuat aplikasi agar nelayan mengetahui lokasi planton karena ikan menempel di tempat tersebut.

Dia menjelaskan, saat ini juga tersedia aplikasi harga ikan untuk para nelayan sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya.
 

  Antara  

Satuan Radar 213 Tanjungpinang Siap Bantu Kemenhub

Ambil Kembali TAC dari SingapuraPanglima Komando Pertahanan Nasional (Pangkohatnas) TNI AU (Angkatan Udara), Marsekal Muda, Abdul Muis, dalam lawatannya ke Bintan, Rabu (3/2/2016).

Satuan Radar (Satrad) 213 Tanjungpinang di KM 53 Sri Bintan menegaskan, siap mendukung dan membantu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk memperoleh kembali pengusaan Traffic Air Control (TAC) yang masih berada dalam kontrol udara Singapura.

Penegasan itu juga disampaikan Panglima Komando Pertahanan Nasional (Pangkohatnas) TNI AU (Angkatan Udara), Marsekal Muda, Abdul Muis, dalam lawatannya ke Bintan, Rabu (3/2/2016).

Leading sektor masalah tersebut berada di tangan Kemenhub, karena itu, jika dibutuhkan Kemnhub, TNI siap membantu.

Bantuan terkait agar dalam perebutan TAC tak menimbulkan gesekan antara control dan safety," katanya.

Di saat bersamaan, Pangkohatnas di Jakarta menggelar rapat koordinasi bersama Kemenhub RI dan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) RI terkait wilayah udara Indonesia, termasuk wilayah udara Kepri.

"Kita sudah perintahkan Asintel TNI AU untuk memberikan masukan-masukan kepada Kemenhub dalam rapat koordinasi tersebut," kata Abdul Muis.

Meski tak semua wilayah udara di Kepri tidak masuk kontrol Singapura, Komando Pertahanan Nasional TNI AU siap menerjunkan pesawat tempur untuk mengusir pesawat asing yang masuk.

"Kalau Satrad kita menagkap ada sasaran yang tidak dikenal terbang di wilayah udara NKRI, maka kita akan tindak dengan menurunkan pesawat tempur kita," ucap Muis.

Abdul Muis sempat menyinggung pembangunan bandara baru dikawasan Busung Kecamatan Sri Koala Lobam. Bandara tersebut saat ini masih dalam tahap pengerjaan.

Pihak TNI AU kata Muis selalu mendukung pembangunan berkelanjutan.

Apalagi bandara diperkirakan berlandasan pacu sepanjang 3.600 meter itu, mampu dilandasi armada udara milik TNI jika dibutuhkan.

Kita siap dukung, apapun itu, selain untuk menunjang perhubungan lintas udara, dari segi keamananan juga bisa mendukung,” katanya.(*)
 

  Tribunnews  

TNI Harus Punya Penginderaan dari Semua Sudut

Soal Poros MaritimKRI Siwar membayangi KS US Navy [Joko Sulistyo]

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendukung kebijakan presiden terkait Indonesia harus menjadi poros maritim dunia. Hanya saja sejumlah tantangan dihadapi untuk merealisasikannya.

Menurut Gatot, khusus TNI sendiri, TNI harus mampu memiliki penginderaan dari semua sudut. Selain itu memperbaharui peralatan TNI AL agar tak banyak kecurangan yang terjadi di perairan Indonesia, terutama di sekitar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

"Kebijakan presiden bahwa kita jadi poros maritim dunia harus kita sikapi, untuk TNI ruang dari negara kepulauan RI ini semakin terbuka. Dengan demikian TNI harus punya penginderaan dari semua sudut," kata Gatot.

Hal tersebut disampaikan Gatot saat menghadiri Sail Journalist di atas KRI Makassar di perairan Laut Jawa, Jumat (5/2/2016).

"Tidak bisa dipungkiri terjadinya mangkok merah di Kalimantan Barat itu deket ALKI, poso deket ALKI, Maluku dari selatan ke utara ALKI juga. Penginderaan," terang Gatot.

"Selain itu kita harus menata kembali alat kelautan angkatan laut khususnya dan angkatan udara agar punya keunggulan udara di negara kita dan agar punya keunggulan laut di negara kita. Ini yang harus kita ratakan," paparnya. (rna/faj)
 

  detik  

[Dunia] 2 Negara Berencana Invasi Suriah

Rusia sebut Turki Berencana Menginvasi Suriah http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/02/04/41/1082915/rusia-sebut-turki-berencana-menginvasi-suriah-0cg.jpgRusia mempunyai bukti artileri Turki menembaki rumah warga Suriah di Latakia (Istimewa)

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov mengatakan, Turki sedang mempersiapkan invasi militer ke Suriah. Pernyataan itu didasari pada aktivitas yang terjadi di perbatasan kedua negara, yang menunjukkan bahwa Turki bersiap untuk menyerang Suriah.

"Kami mendeteksi lebih banyak dan lebih tanda-tanda Angkatan Bersenjata Turki yang terlibat dalam persiapan rahasia untuk aksi militer langsung di Suriah," ujar Konashenkov, seperti dikutip dari laman Sputniknews, Kamis (4/2/2016).

Dia juga mengatakan, sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia telah menyodorkan bukti dari unit artileri Turki yang menembaki pemukiman Suriah di bagian utara provinsi Latakia.

Konashenkov lantas menunjukkan, bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah mengintensifkan semua jenis surveilans atau kegiatan pengamatan di Timur Tengah. Hal ini seakan menjawab sikap Turki yang menolak penggunaan wilayah udaranya oleh pesawat mata-mata Rusia.

"Jadi, jika seseorang di Ankara berpikir bahwa membatalkan penerbangan observasi Rusia akan membantu menyembunyikan sesuatu, itu hanya tanda seorang amatir," kata Konashenkov.

"Kami sedang mempertimbangkan langkah Turki sebagai preseden berbahaya dan upaya untuk menyembunyikan aktivitas militer ilegal di perbatasan dengan Suriah," Konashenkov menekankan. (ian)
Turki Sangkal Tuduhan Rusia soal Persiapan Menginvasi Suriah http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/02/05/43/1083029/turki-sangkal-tuduhan-rusia-soal-persiapan-menginvasi-suriah-OuF.jpgPerdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu. (IB Times/Getty)

Pemerintah Turki pada Jumat (5/2/2016) menyangkal tuduhan Rusia bahwa mereka sedang mempersiapkan diri untuk menginvasi Suriah.

Turki menuduh balik Rusia sedang menutupi kejahatannya dalam operasi militernya di Suriah yang dikecam oposisi Suriah dan negara-negara pendukung, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Tuduhan dari Suriah itu dilontarkan kemarin oleh juru bicara militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov. ”Semakin banyak tanda-tanda persiapan tersembunyi dari pasukan Turki di dekat perbatasan Suriah,” katanya.

Seorang pejabat senior di Kantor Perdana Menteri Turki; Ahmet Davutoglu, mengatakan bahwa Moskow telah meratakan tuduhan untuk mengalihkan perhatian serangan militernya sendiri di Suriah. Turki dan Rusia terus bersitegang sejak pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat pengebom Rusia di perbatasan Suriah-Turki pada November 2015 lalu.

Rusia telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki karena Ankara menolak meminta maaf atas penembakan pesawat tersebut. Perseteruan juga diwarnai rentetan tuduhan dari Rusia bahwa Turki membeli minyak curian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Rusia mencoba untuk menyembunyikan kejahatan mereka di Suriah,” kata pejabat kantor PM Turki yang menolak diidentifikasi oleh Reuters.

Mereka hanya mengalihkan perhatian dari serangan mereka terhadap warga sipil. Turki memiliki semua hak untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi keamanan sendiri,” lanjut pejabat itu.

Sebelumnya, saat berbicara pada konferensi donor untuk Suriah di London, Davutoglu menuduh pasukan rezim Rusia dan Suriah telah memotong koridor kemanusiaan antara Turki dan Kota Aleppo, Suriah, dan mencari penduduk kota yang kelaparan agar tunduk.

Koridor logistik kemanusiaan ini sekarang di bawah invasi pasukan asing dan pasukan rezim (dengan) dukungan pesawat tempur Rusia,” kata Davutoglu. ”Apa yang mereka ingin lakukan di Aleppo hari ini adalah persis apa yang mereka lakukan di Madaya sebelumnya, pengepungan (untuk membuat) kelaparan.” (mas)
Berdalih Perangi ISIS, Saudi Ancang-ancang Invasi Suriah https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCZwOq-3GtDQLFjlk8x98WNg6L0znMR9pJaYops289z8TF07RmVURBz_ogYXgwTjtMeT5OC6vKscJPWILt-t25dsjcZNIQM4_DafI9YC0iy96-2uNBhU6vV9RbrS_uDh2Jm6U9zHohmo4/s1600/KOMODO+-+GM.gifMiliter Arab Saudi siap meluncurkan perang darat di Suriah. (Reuters)

Militer Kerajaan Arab Saudi menyatakan siap meluncurkan perang darat di Suriah untuk memerangi ISIS. Saudi akan bergabung dengan dengan Amerika Serikat (AS) yang memimpin koalisi internasional anti-ISIS.

Kesediaan Saudi untuk menginvasi Suriah itu disampaikan juru bicara militer Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri dalam siaran televisi Al Arabiya, semalam.

Kerajaan ini siap untuk berpartisipasi dalam operasi darat, bahwa koalisi (anti-ISIS) mungkin setuju untuk melaksanakannya di Suriah,” katanya. Asseri juga dikenal sebagai juru bicara koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi untuk operasi militer di Yaman.

Jika ada konsensus dari pimpinan koalisi, Kerajaan (Arab Saudi) bersedia untuk berpartisipasi dalam upaya ini, karena kami percaya bahwa operasi udara bukan merupakan solusi yang ideal dan harus ada campuran ganda operasi udara dan darat,” ujar Asseri.

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, mengapresiasi kesediaan anggota koalisi AS untuk memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Tapi, dia enggan berkomentar soal keinginan Saudi meluncurkan perang darat di Suriah.

Saya tidak ingin berkomentar secara khusus mengenai ini, sampai kami punya kesempatan untuk meninjau itu,” ucap Kirby.

Koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS telah melakukan serangan udara di Suriah sejak pertengahan 2014. Selama operasi militer, Presiden AS; Barack Obama telah berulang kali menyatakan bahwa tidak akan ada tentara darat AS yang beroperasi di Suriah. (mas)
Itu Kabar Baik http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/02/05/42/1083150/saudi-kirim-pasukan-ke-suriah-as-itu-kabar-baik-Zfy.jpgArab Saudi menyatakan siap mengirim pasukan darat ke Suriah (Telegraph)

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Ashton Carter menyatakan, AS menyambut kesediaan Arab Saudi untuk mengirim pasukan darat ke Suriah guna melawan kelompok Negara Islam Irak Suriah alias ISIS.

"Itu berita yang sangat baik. Saya berharap bisa mendiskusikan hal itu dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi (Muhammad bin Salman) minggu depan dan kontribusi lain yang bisa Arab Saudi berikan," kata Carter, seperti disitat dari Sputniknews, Jumat (5/2/2016).

Carter juga mengungkapkan, pasukan koalisi akan membahas masalah tersebut di Brussels, pekan depan. "Jadi, alasan mengapa saya akan ke Brussels pekan depan adalah untuk membawa koalisi yang berat dan penuh ini untuk mempercepat kekalahan ISIS," ucapnya.

Pada hari Kamis kemarin, Kedutaan Saudi di Washington dalam pesan Twitternya mengatakan, Departemen Pertahanan Saudi siap untuk menyebarkan pasukan daratnya ke Suriah dalam upaya operasi koalisi internasional anti ISIS yang dipimpin oleh AS.

Riyadh telah menjadi anggota koalisi pimpinan AS yang telah meluncurkan serangan udara terhadap Daesh di Suriah sejak September 2014. Pada bulan Desember 2015, Arab Saudi membentuk koalisi Muslim yang terdiri dari 34 negara untuk melawan ekstremisme Islam. (ian)

  sindonews  

[Dunia] T-50 PAKFA

Pesawat Tempur Terbaik RusiaRusia telah mengembangkan pesawat tempur generasi kelima, T-50, yang akan dilengkapi dengan rudal jelajah baru.

Pesawat siluman generasi kelima T-50, juga dikenal sebagai PAK FA, direncanakan mulai memperkuat Angkatan Udara Rusia pada akhir tahun 2016. T-50 diharapkan akan dilengkapi dengan rudal jelajah X-74M2 yang sangat canggih.

X-74M2 adalah rudal supersonik yang memiliki kecepatan lebih dari Mach 4, yang membuatnya mampu merontokkan pesawat tempur sasaran hanya dalam beberapa detik, yang membuat musuh terlambat menyadarinya.

T-50 juga akan dilengkapi dengan rudal lain yang canggih, X-58USHK yang akan ditempatkan di dalam badan pesawat tempur. Rudal anti radar yang berukuran kecil ini memiliki kecepatan 3,5 mach.

Selain itu, T-50 dipersenjatai dengan rudal anti kapal X-35UE, yang beratnya sekitar 145 kilogram dan mampu menenggelamkan sasaran pada jarak 260 kilometer.

Untuk kemampuan pertempuran di udara, T-50 diharapkan membawa empat rudal jarak jauh (Beyond Visual Range – BVR) di dua bay weapon utama dan dua rudal jarak pendek di bay weapon di pangkal sayapnya.

T-50 berkursi tunggal, bermesin ganda, dan pesawat tempur pertama yang memperkuat Rusia dengan menggunakan teknologi siluman. Dirancang oleh Biro Desain Sukhoi. Pesawat tempur ini akan digunakan untuk mencapai keunggulan superioritas udara dan membantu dalam serangan darat.

Selain kemampuannya untuk terbang dengan kecepatan di atas 2 mach, T-50 juga dilengkapi fitur lain, seperti anti deteksi radar dan dilengkapi persenjatan yang ampuh. T-50 juga menggunakan avionik canggih dan sistem radar Phased Array yang mutakhir. [Sputnik]
 

  Jakarta Greater  

[Dunia] RTAF Membeli 3 UAV Aerostar

UAV Aerostar (Aeronautics)

Angkatan Udara Thailand melakukan pengadaan 1 sistem pesawat tak berawak (3 UAV) dengan biaya 40 juta baht dengan Aeronautics Ltd Israel.

Saat ini di Squadron 404, di Wing 4, skuadron UAV milik Angkatan Udara Thailand memiliki UAV Aerostar sekitar 5 unit.

Juga dilakukan produksi 17 pesawat taktis tak berawak kelas menengah jenis Tiger Shark II dengan nilai 579 juta baht oleh Research And Development Centre For Space And Aeronautical Science And Technology - Thailand. (AAG)
 

  Defense Studies  

Jumat, 05 Februari 2016

[Dunia] Angkatan Laut AS Pecat Komandan Kapal Selam Nuklir

Angkatan Laut Amerika Serikat telah memecat salah satu komandan kapal selam nuklirnya. Pemecatan dilakukan karena alasan hilangnya kepercayaan pada kemampuannya untuk memimpin.

Komandan Edward Byers tadinya memimpin kapal selam penyerang USS Dallas yang bertenaga nuklir, sejak November 2014. Namun dia diberhentikan oleh komandan Submarine Squadron 12 dan dipindahkan ke Undersea Warfare Development Center di Groton, Connecticut.

Pihak Angkatan Laut AS menyatakan seperti dilansir Press TV, Jumat (5/2/2016), posisi Byers dipegang kembali oleh Kapten Jack Houdeshell, yang memimpin USS Dallas sebelum Byers.

USS Dallas yang namanya diambil dari nama kota Dallas di Texas, mulai beroperasi pada tahun 1988 dan dijadwalkan berhenti beroperasi pada tahun 2014 lalu. Namun kemudian ini ditunda hingga tahun fiskal 2017.

Tidak disebutkan lebih detail mengenai alasan pemecatan Byers. Namun Byers merupakan komandan Angkatan Laut AS ketiga yang dicopot dari posisinya dalam beberapa pekan terakhir.

Pemecatan ini terjadi beberapa hari setelah Komandan Angkatan Laut, Michael Vannak Khem Misiewicz muncul di Pengadilan Distrik AS di San Diego, dan mengaku bersalah atas dakwaan menerima suap liburan mewah, prostitusi dan tiket konser Lady Gaga dari seorang kontraktor pertahanan Malaysia sebagai imbalan atas informasi rahasia.

Sebelumnya pada Januari lalu, Laksamana Muda Rick Williams, komandan Carrier Strike Group 15 Angkatan Laut AS, juga dicopot dari posisinya setelah kedapatan melanggar aturan dengan melihat gambar-gambar porno di komputer pemerintah yang dipakainya. (ita/ita)
 

  detik