Sabtu, 01 Oktober 2016

Yonif 521 Kediri Menjadi Batalyon Mekanis

Bakal Dipersenjatai Panser Anoa https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6yPZuTeA8kuDXTydEuvqHSbv3anewq-5u3UCTSgNa9c46UpazeuCmQqY4whOeYIe01fUaVyW5bMMGYr0EL8kdnxAOCtxlqC4hdvw2vrmC_paCEkmUA255YQKj9xwS99bliQcrQJRCwC5R/s1600/pindad01pr1v4t33r.jpgPanser Anoa produksi PT Pindad (pr1v4t33r)

Pasukan Batalyon Infantri (Yonif) Mekanis 521 Dadaha Yodha yang bermarkas di Jl Ahmad Yani, Kota Kediri bakal dipersenjatai dengan kendaraan tempur panser Anoa buatan PT Pindad.

Persenjataan panser ini seiring dengan perubahan dari Batalyon Infantri menjadi Batalyon Infantri Mekanis. Yonif 521 Dadaha Yodha kini telah menjadi Yonif Mekanis Kodam V Brawijaya.

Komandan Batalyon Infantri (Danyonif) Mekanis 521 Dadaha Yodha, Mayor Inf Made Sandy Agusto menjelaskan, dengan perubahan menjadi Batalyon Infantri Mekanis ada perubahan struktur organisasi dan material perlengkapan.

Saat ini garasi untuk tempat penyimpanan kendaraan tempur Anoa selesai dibangun. Lokasi garasi ini berada di utara lapangan.

"Secara bertahap nanti segera tiba kendaraan tempurnya. Sekarang tengah disiapkan personel yang menjadi pengemudinya," jelas Mayor Inf Made Sandy Agusto, Jumat (30/9/2016).

Tahap pertama bakal tiba 6 unit kendaraan tempur Anoa. "Kami harus menyiapkan terlebih dahulu kesiapan pangkalannya. Karena kendaraan perlu rute untuk latihan dan pemanasan kendaraan tempur," jelasnya.

Untuk pengemudi kendaraan tempur ini akan dilakukan pelatihan khusus bekerja sama dengan batalyon mekanis yang lain.

"Dengan berubah menjadi batalyon mekanis nanti manuver pasukan bakal lebih maksimal. Penetrasi ke sasaran dan pengamanan maksimal. Termasuk pengamanan VIP," jelasnya.

Mayor Inf Made Sandy Agusto yang menggantikan pejabat lama Letkol Inf Slamet Winarto, bertekat akan menyiapkan personel Yonif Mekanis 521 menjadi prajurit yang berdisiplin dan menjadi kebanggaan masyarakat.

 ♖ Tribunnews  

Indonesia-Iran Berpotensi Kembangkan Industri Pesawat Terbang

https://pbs.twimg.com/media/CtgdYMzUAAAVkGR.jpg:largeAmbassador of the Islamic Republic of Iran, Valiollah Mohammadi dan Vice President of the Institute for Political and International Studies, Sayed Rasoul Mousavi mengunjungi PTDI diterima oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan, Andi Alisjahbana. (PTDI)

Republik Indonesia dan Republik Islam Iran berpotensi mengembangkan kerja sama di bidang industri pesawat terbang sipil karena Iran saat ini mempunyai kebutuhan besar untuk memperbaharui armada penerbangan sipilnya.

Informasi dari Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Jumat menyebutkan, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dapat menjajaki kerjasama dengan perusahaan penerbangan Iran, Iran Aircraft Manufacturing Industrial Company (HESA).

Pernyataan tersebut merupakan salah satu poin penting pembahasan bidang ekonomi dalam kunjungan delegasi Pemerintah Iran ke PTDI di Bandung pada 28 September 2016.

Kunjungan delegasi Iran itu merupakan rangkaian dari kegiatan "Policy Research Consultation" (PRC) ke-5 Indonesia-Iran, yakni antara BPPK Kemenlu RI dengan Institute for Political and International Studies (IPIS) Kemenlu Iran yang dilaksanakan di Museum Asia Afrika Bandung.

Delegasi Iran dalam kunjungan itu antara lain Dubes Iran untuk RI,Valiollah Mohammadi dan Wakil Presiden IPIS Dr Sayed Rasoul Mousavi. IPIS itu sendiri merupakan "Think Tank" Kementerian Luar Negeri Iran.

Sementara itu PRC merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan BPPK dan IPIS untuk bertukar pikiran dan informasi mengenai posisi dan arah kebijakan politik luar negeri masing-masing negara terkait isu-isu strategis bilateral, regional, maupun internasional.

Menurut BPPK Kemenlu RI, pasca implementasi "Joint Comprehensive Plan of Action" (JCPOA) pada 16 Januari 2016 yang diikuti pengangkatan sanksi ekonomi internasional terhadap Iran, negara itu membutuhkan banyak pesawat penerbangan sipilnya.

Pencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran secara bertahap dalam kerangka JCPOA itu juga memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan kerja sama lebih erat dengan Iran, negara kaya sumber daya energi dengan populasi 80 juta jiwa.

Pembelian pesawat terbang besar-besaran oleh Iran ramai diberitakan media massa internasional. Iran dikabarkan melakukan kontrak pembelian 100 unit pesawat dari Boeing senilai USD 17 miliar pada September 2016, dan 118 unit pesawat dari Airbus senilai USD 25 miliar pada Januari 2016.

Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengijinkan transaksi pembelian tersebut secara bertahap. Selain itu, Iran juga sedang menjajaki pembelian pesawat terbang dari perusahaan Embraer Brasil.

Menurut Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Andi Alisjahbana, PTDI yang telah mempunyai reputasi internasional juga mempunyai peluang emas untuk menjual produknya kepada Iran.

Pesawat baling-baling produksi PTDI sangat sesuai untuk digunakan dalam penerbangan domestik jarak dekat di Iran, sebagaimana digunakan dalam rute antar pulau di Indonesia.

Sejauh ini PTDI telah mengekspor produknya ke berbagai negara, di antaranya Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, Filipina, Korea Selatan, Pakistan, Turki, Uni Emirat Arab, Burkina Faso, Senegal, dan Venezuela. (A015/S025)

 ♖ Antara  

PTDI provides details behind delays of Philippine Air Force's NC212i deliveries

http://defence.pk/attachments/nc-212-ph-jpg.330249/NC-212i aircraft order for Philippine (def.pk)

State-owned aircraft manufacturer PT Dirgantara Indonesia (PTDI) has denied media reports that delays to two light utility turboprop transport aircraft on order for the Philippine Air Force (PAF) stem from manufacturer faults.

The Philippine government awarded a contract for two NC212i aircraft to PTDI in 2014 and was originally scheduled to receive the platforms in mid-2016.

"The two platforms are ready and have been completed according to manufacturing schedule," said Teguh Gratio, an area sales manager for PTDI, in a meeting with IHS Jane's at the ADAS 2016 exhibition in Manila. "However, there has been a delay in the integration and certification of the aircraft's auto-pilot system."

 ♖ IHS Janes  

[Angkasa Yudha] Persiapan di Bandara Hang Nadim

Lima Sukhoi Su-27/30MK siaga di Batam https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuIUZHLyt4E6dCTNTUtGvNns0tlW_HMVHrFOzgGZVI8s_jm6CXJPQb73Hii171k6MQfnJ4nFmlJHcgxzHHJ7M8i8nM7xK4rYzj1aKq_gkr7DxR34Z_0HNp2EqErqae_h2qH2GdNaANBtyc/s1600/14380165_1382198295142948_5795432810386225207_o.jpgIlustrasi bom Mk serie F16 (def.pk)

Sebanyak lima pesawat tempur Sukhoi Su-27/30MKI Flanker sudah disiagakan di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. Mereka menjadi bagian pada latihan puncak TNI AU, Angkasa Yudha 2016 di Natuna, Kepulauan Riau.

Kepulauan Natuna dan perairan sekitarnya sebagai bagian dari zone ekonomi eksklusif Indonesia ini juga yang sempat menjadi pokok pangkal terkait klaim sepihak China atas hampir semua perairan Laut China Selatan. Ruang udara Hang Nadim juga sangat lekat berbatasan dengan ruang udara Singapura.

"Lima Sukhoi sudah berada di Batam. Pesawat-pesawat tersebut dari Skadron Udara 11 Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar," kata Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang, Kolonel Penerbang Ign Wahyu Anggono, di Batam, Sabtu.

Kelima Flankers itu tiba di Bandara Internasional Hang Nadim sejak Kamis pagi (29/9) dan mulai hari ini diterbangkan untuk persiapan Angkasa Yudha 2016. Pada 6 Oktober nanti, keseluruhan Flankers yang dilibatkan adalah tujuh unit.

"Nantinya pesawat ini berperan melakukan pengeboman darat saat acara puncak Angkasa Yudha. Mulai Senin (3/10) kawasan sekitar VIP Hang Nadim sudah disterilkan, karena berbagai peralatan termasuk bom sudah dipasang," kata dia.

Dia tidak jelaskan jenis bom udara-darat yang akan dipergunakan, namun jenis bom udara-darat yang lazim dipergunakan adalah serie Mk-82.

Secara azazi, Sukhoi Su-27/30 dirancang untuk merebut dan meraih supremasi udara di suatu mandala pertempuran udara, sehingga pemboman udara-darat hanyalah sebagian kecil dari kemampuan dia.

Kemampuan ini juga dijumpai pada pesawat tempur lain pada generasinya dan sesudahnya, walau secara fisik ukuran pesawat-pesawat tempur itu bermesin tunggal dan dimensinya lebih kecil dari Flankers.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgygxzknJuX17YkMAcJQLs_8JyqdAl-iVPL_aXSCRcVRsgGluwfHbtOAvLEdAE6o9L41AmsD8t6-qGQxsYEIfTwEvTQBCICWIm0n7_rZrA4mH1XBshHbVmC_YmMxrxz3PFq4qLa4GU5W6jm/s1600/2016-09-29_F16+%2540bams.jpgPesawat F16 TNI AU [@bams]

Selain Sukhoi Su-27/30MKI, 10 unit F-16 Fighting Falcon juga akan diterbangkan dalam Angkasa Yudha 2016 ini.

Latihan puncak Angkas Yudha 2016 merupakan latihan rutin tahunan yang digelar TNI AU, yang merupakan akumulasi latihan tingkat personil, satuan, dan antar satuan.

Juga guna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personil Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korp Pasukan Khas TNI AU, dan dinas terkait.

"Masing-masing memiliki peran tersendiri dalam latihan puncak TNI AU ini. Jadi akan ada berbagai atraksi selama acara puncak ini," kata Anggono.

Komandan Skadron Udara 11 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang David Hamzah, mengatakan, meskipun latihan puncak masih 6 Oktober nanti namun sejak berada di Batam selalu siaga 24 jam untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan pelanggaran udara.

"Kami selalu siap untuk terbang jika diperintahkan. Sudah menjadi tugas kami selalu siap melakukan pengaman udara," kata dia.

 ♖ Antara  

Kapal Perang Oman Merapat di Pelabuhan Benoa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-URAAR-aVsc5wkGgPFlLF1O3foLIzHya1Jmjqsk36UZfaw_URrsbXl8nVZyHkhevWzb3SqyflPjLlazb4yyp_f33OwNtXoIu-v3rsjK9UNofLUcKUtaEAv4_nNHMuYFV6dMNxIzlpCg2e/s1600/kapal_Perang_RNOV+Al_Naasir.jpgKapal patroli cepat milik Lanal Denpasar ketika memandu kapal perang Oman saat mau merapat di di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar.

Kapal perang Oman RNOV Al Naasir 121 (S12) merapat di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, dalam rangka port visit selama 3 hari di Bali. Kedatangan kapal perang Oman tersebut disambut Palaksa Lanal Denpasar Mayor Laut (P) Sobarudin, mewakili Danlanal Denpasar Letkol Laut (P) GB Oka Tapayasa, didampingi sejumlah perwira staf dan anggota Lanal Denpasar.

RNOV Al Naasir 121 (S12) adalah kapal perang tipe High Speed Support Vessel (HSSV) yang dikomandani Captain Raad Sulaiyam Humaid Sulaiyam Al Shabibi berserta 53 ABK yang melaksanakan pelayaran dari Australia. “Kapal tersebut selama di Bali akan melaksanakan kegiatan kunjungan ke sejumlah obyek wisata yang ada di Pulau Bali sampai tanggal 30 Setember 2016 mendatang,” ujar Palaksa Sobarudin, kemarin.

Kapal produksi pabrikan kapal “Austal Limited Australia” memiliki panjang 72,5 meter, lebar 18,66 meter, draft 4 meter serta berat 1.020 ton. Kapal yang dirancang untuk beroperasi di daerah berisiko rendah dapat dipacu menembus perairan dan samudera dengan kecepatan masimum 38 knots.

Dilengkapi dengan sejumlah persenjataan dan sebuah helikopter yang “diparkir” di geladak buritan kapal tersebut. Pihak Lanal Denpasar menempatkan satu pleton pasukan yang ditugaskan di area pelabuhan serta 1 kal Catamaran untuk melaksanakan pengamanan terhadap kapal perang tersebut.

 ♖ Bali Tribune  

[Dunia] KIA Menampilkan Rantis 4x4 Baru

Ditawarkan pada Angkatan Bersenjata Filipina Promosi rantis 4x4 baru KIA ★

B
aru-baru ini rantis Kia Light Tactical Vehicle (KLTV) ditawarkan untuk pasar ekspor, Alan Lee, asisten manajer tim ekspor kendaraan khusus Kia, mengatakan dia berharap bahwa kendaraan lapis baja baru ini akan menarik perhatian dari Angkatan Bersenjata Filipina (AFP).

KLTV dengan berat 5.7 tons dan ditenagai oleh mesin diesel 2,959 cc, enam silinder.

Kia telah mulai produksi rantis LTV untuk Angkatan Darat Republik Korea, dan Lee mengatakan kontrak juga akan segera muncul dari benua Afrika.

Kia Motors adalah pemasok utama kendaraan baru ke Filipina, dengan lebih dari 2.000 kendaraan telah disediakan sampai saat ini.

Kia Light Tactical Vehicle (Kia)

Model yang paling banyak dipasok ke AFP adalah kendaraan 1.25 tons KM450 4x4. Seorang juru bicara Angkatan Darat Filipina memberikan rincian lebih lanjut tentang varian yang diperoleh sampai saat ini. Angkatan Darat Filipina telah menggunakan 1595 KM450, 120 unit KM451 versi ambulans dan dua unit van komunikasi KM452.

Selain itu, Angkatan Darat Filipina telah menerima 250 unit KM250 2.5T truk 6x6 dan enam unit KM500 truk 5t 6x6 traktor untuk artileri. Dan juga memiliki 12 unit KM500-versi pengangkut serbaguna dan trailer untuk transportasi alat berat.

Hal ini sangat memungkinkan AFP untuk menambah pesanan truk lebih lanjut, mengingat banyak kendaraan yang sudah menua dari armada AFP. (Shephard)

  Garuda Militer  

Kisah KKO Pengangkat Jenazah Pahlawan Revolusi

Di Sumur Tua Lubang Buaya http://i0.wp.com/jurnalmaritim.com/wp-content/uploads/2015/10/IMG-20151001-WA009.jpg?fit=996%2C747Pelda KKO (Purn) EJ Venkandou dan Pelda KKO (Purn) Soegimin saat diwawancarai oleh Dispenal 

S
ebanyak delapan penyelam dan dua dokter pengangkat jenazah Pahlawan Revolusi di Lubang Buaya mendapat undangan istimewa dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara hari ini, Kamis, (1/10/15). Komandan Kompi Intai Para Amfibi KKO AL (sekarang Korps Marinir TNI AL) yang dipimpin oleh Kapten KKO Winanto saat itu berhasil mengangkat 7 jenazah Pahlawan Revolusi.

Sebelum menghadap Presiden, para pelaku sejarah itu berdasarkan pantauan Jurnal Maritim telah lebih dulu menceritakan pengalamannya 50 tahun silam kepada dari Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal). 2 anggota Kompi Taifib KKO Pelda KKO (Purn) EJ Venkandou dan Pelda KKO (Purn) Soegimin menuturkan kisah pengalamannya kala mengangkat jenazah 6 Jenderal dan 1 perwira TNI AD korban keganasan Pasukan Dewan Revolusi PKI pada malam 1 Oktober 1965.

Sesuai informasi yang diterima dari Dispenal, keduanya menerangkan kronologis kejadian malam 1 Oktober 1965 itu hingga terlibat dalam pengangkatan jenazah di sumur tua Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965.

Dari bulan Juli 1965 kami sudah menyiapkan latihan untuk acara Hari ABRI pada tanggal 5 Oktober, Waktu itu kami singgah di tenda-tenda pleton daerah Ancol, Tanjung Priok untuk terus mengikuti latihan persiapan peringatan. Namun menjelang tanggal 30 September, tentara yang datang ke Jakarta semakin banyak, saya juga heran ada apa ini?” terang Pelda KKO EJ Venkandou kepada Dispenal.

Masih dalam penjelasan Venkandou, jelang malam naas tersebut, memang banyak seruan untuk kesatuan-kesatuan agar segera menggabungkan diri dalam menyelamatkan Presiden Sukarno dari sekelompok Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta.

Janji dari orang yang mengajak saat itu ialah kenaikan pangkat sampai Letnan Dua bagi personel yang masih berpangkat kopral atau sersan. Tetapi kami ditarik ke Kormar oleh komandan kami,” tambahnya.

Pada saat malam operasi, keduanya pun hanya mengetahui dari siaran Radio yang dibacakan oleh Letkol Untung Syamsuri sebagai pemimpin Dewan Revolusi mengenai adanya revolusi untuk penyelamatan Presiden Sukarno.

Keduanya menjelaskan, baru tanggal 3 Oktober malam, Kapten Sukendar dari Kostrad datang ke Kormar menemui Letnan Mizwan mengenai permintaan bantuan untuk mengangkat jenazah Jenderal yang telah diketahui di Lubang Buaya setelah dinyatakan hilang pada 1 Oktober 1965.

Kapten Sukendar ini memiliki pengalaman di Yogyakarta saat menolong orang yang keracunan di sumur. Waktu itu Pak Sukendar mencoba mengangkat jenazah itu hanya menggunakan masker untuk pasukan anti huru-hara ternyata tidak kuat dengan baunya, karena jenazah sudah 3 hari,” papar Venkandou.

Kapten Sukendar akhirnya ijin kepada Pangkostrad Mayjen Suharto untuk mencari pasukan yang mampu mengangkat jenazah tersebut. Sontak akhirnya mendapatkan KKO sebagai solusinya. “Letnan Mizwan akhirnya menyetujui permintaan itu cuma harus mengambil peralatan dulu yang ditaruh di Tanjung Priok entah di mananya dan subuh itu juga kami keluar dari Kormar menuju Halim Perdanakusuma,” kenang Venkandou.

Lucunya, setiba di Halim Perdanakusuma, rombongan tidak ada yang tahu di mana Lubang Buaya, termasuk petugas AU sendiri. “Kita menunggu agak lama di situ tiba-tiba ada polisi AU dengan motor menghampiri kita, dia langsung tanya mau ke Lubang Buaya, ‘iya’, jawab kami. Mereka langsung antar kami ke Lubang Buaya meyusuri jalan setapak saat itu,” tuturnya.

Sesampainya di Lubang Buaya yang dijaga oleh pasukan RPKAD ternyata mereka tidak dapat masuk lantaran kawasan itu steril dan perlu penjagaan yang ketat. Selain itu mereka bergerak pun tanpa surat tugas mengingat kondisi yang begitu genting saat itu. Akhirnya terpaksa mereka menunggu selama 2 jam di sekitar kebun karet Lubang Buaya.

Sampai rombongan Pak Harto tiba bersama Pak Sukendar. Akhirnya Pak Sukendar memperkenalkan kami kepada Pak Harto dan katanya langsung tinjau sumurnya. Sesampainya kami di sumur, pasukan RPKAD yang sudah berkumpul kami persilahkan ‘monggo’ untuk melakukan pengangkatan jenazah,” cerita Venkandou.

Anggota RPKAD Kopral Anang masuk terlebih dahulu dan berhasil mengangkat jenazah Lettu Pierre Tendean (ajudan Jenderal AH Nasution yang menjadi korban). “Ya kita tahu RPKAD sendiri pun pernah berlatih di Dislambar Surabaya, jadi mereka sudah mengetahui penyelaman. Namun, selanjutnya kami yang melanjutkan pengangkatan 6 jenazah Jenderal di sumur itu,” pungkasnya.

Ketujuh jenazah Pahlawan Revolusi itu kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk dilakukan Autopsi. Selesai pengangkatan, nama-nama seperti Pelda KKO (Purn) EJ Venkandou dan Pelda KKO (Purn) Soegimin bak hilang ditelan bumi. Akan tetapi bagi mereka, prajurit KKO yang sapta margais tidak mempermasalahkan namanya populer atau tidak. Yang terpenting bagi mereka ialah menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan bangsa dan negara, sudah merupakan suatu kebanggaan tersendiri.

Hari ini, Pelda KKO (Purn) EJ Venkandou dan Pelda KKO (Purn) Soegimin mewakili rekan-rekannya yang tidak dapat hadir mendapat keistimewaan saat dijamu Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Apa yang telah dilakukannya untuk bangsa dan negara mendapat penghargaan yang setimpal dengan jasa-jasanya.

  Jurnal Maritim  

[Dunia] Radar Terbaru Rusia Bisa ‘Melihat Helm Tentara’ di Medan Tempur

Radar beresolusi tinggi ini cocok untuk ditempatkan di semua tipe pesawat. https://cdn.rbth.com/936x624/0x43/999x666/all/2016/05/19/officer_inside_the_command_center_rian_02558380_1000.jpgStasiun radar ini dirancang untuk mengintai bangunan-bangunan musuh, dan resolusinya yang tinggi membuat radar bisa menentukan tipe senjata atau kendaraan tertentu, serta produsennya dengan akurat. [Kirill Kallinikov / RIA Novosti]

Rusia sedang mengembangkan radar generasi kelima dengan resolusi yang benar-benar unik. Teknologi ini memungkinkan penggunanya untuk 'melihat helm yang digunakan tentara' saat pertempuran, demikian disampaikan perwakilan United Instrument Corporation (UIC) kepada surat kabar RIA Novosti, seperti dikutip Sputnik.

UIC telah merancang radar generasi kelima yang dapat menangkap dan merekam objek sekecil 10 cm,” terang sang narasumber yang tak mau disebutkan namanya. Ia menambahkan bahwa “radar tersebut bahkan bisa melihat objek secara mendetail, termasuk helm tentara yang sedang beraksi, dan mengirim data target ke pasukan yang berada di medan tempur.

Stasiun radar ini dirancang untuk mengintai bangunan-bangunan musuh, dan resolusinya yang tinggi membuat radar bisa menentukan tipe senjata atau kendaraan tertentu, serta produsennya dengan akurat.

Radar tersebut juga bisa menangkap target bergerak, menampilkannya dalam grafik yang berbentuk pixel atau meter, dan memberi kode warna pada objek yang datang dan pergi.

Menurut perwakilan UIC, radar beresolusi tinggi ini cocok untuk ditempatkan di semua tipe pesawat.

  RBTH  

Jumat, 30 September 2016

Indonesian Army Aviation Reaps Benefit of Deployment

The Indonesian Army is learning valuable lessons from its helicopter detachment’s current deployment to Mali. https://www.shephardmedia.com/media/images/article/8a887603.jpgHelikopter Mi17V5 Kontingen Garuda

The Indonesian Medium Utility Helicopter Unit (INDO MUHU) landed in Timbuktu in September 2015. Three Mi-17V5s were subsequently assembled in Bamako by a joint team of INDO MUHU mechanics and Vietnamese contractors and following testing were flown to Timbuktu on 12 October 2015.

A week later, INDO MUHU conducted its first operational flight in Mali, carrying out a medevac from Kidal to Gao.

The mission of INDO MUHU is to provide MINUSMA [the UN Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali] with an air support capability for logistics and operational taskings,’ explained its commanding officer, Lt Col Zulfirman Caniago.

Under his orders are the 140 men and women of INDO MUHU, who hail from a variety of Army Aviation units, including 11, 12 and 31 Squadron and are on a 12 month tours of duty in Mali.

The unit comprises 12 full time pilots, six flight engineers, 18 mechanics, four avionics specialists and three loadmasters.

The unit’s logistics duties include troop transport, insertion and extraction of land forces, air patrol, CSAR in coordination with other MINUSMA units, SAR, casevac/medevac, area surveillance and reconnaissance as well as observation.

[​IMG]The unit is required by MINUSMA to have two serviceable aircraft at any given time and to be able to provide a maximum of 135 flight hours per month.

INDO MUHU’s fleet currently comprises three Mi-17V5s hailing from the Indonesian Army Aviation’s 31 Squadron, based in Semarang, Central Java, which flies a total of 11 such aircraft as well as five Mi-35P Hind attack helicopters.

The Mi-17V5s deployed to Mali have received a number of mission specific modifications and equipment, including armor plating, a Spectrolab Nightsun searchlight, a single hydraulic winch and a FLIR turret.

Due to the persisting terrorist threat in Mali, all INDO MUHU helicopters operate with a pair of FN MAG 58 7,62 mm light machine guns mounted in the cargo hold and firing through the aircraft’ side windows.

[​IMG]Since the start of the deployment the unit has faced a number of flying and maintenance challenges.

The harsh Malian environment, with its abundant dust and high temperatures, causes aircraft components to wear out faster than in Indonesia, while there is only one hangar available, which can only accommodate a single Mi-17 and is usually reserved for servicing duties.

The ever-present dust is the most significant danger to the aircraft’s components and in order to mitigate its impact, the turbines of the Mi-17s are cleaned with compressed air after each sortie, something which is usually done on a weekly basis only in Indonesia.

Flying conditions in Mali are often harsh and unforgiving. As Indonesian pilots explain, the main challenges are the temperature, which decreases the Mi-17’s useful load, the weather – especially in the rainy season – which can change very rapidly and the dust which not only gets everywhere but also hampers visibility.

Bird collisions are another major hazard and indeed, on August 17, an Indonesian Mi-17 returned to Timbuktu after an aerial collision although, fortunately, both birds impacted the nose without causing any damage to the aircraft.

The need to remain outside the firing envelope of small arms means most flights are conducted at altitudes of 2500 to 3500 feet. Such altitudes are also better suited for recce duties as it allows a better overview of the monitored area.

As per the terms of the LOA signed between the UN and Indonesia, INDO MUHU’s deployment is slated to conclude on 14 October 2016. However, as Caniago explained to Shephard in mid-September, this has yet to be confirmed and at present the unit has no certainty as to when its mission will finalise.

  shephardmedia  

[Angkas Yudha] Sukhoi Merapat ke Bandara Hang Nadim

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhUM6gzBnSBHFg0IZZu2YIp8pc3466qcsKDmQM-XnyiJH7iu4QMJ5Q2Brz9_UfjRI2lu0dSFsNhbLdFQKC_AzV2c7H3v-7o6nHepG1365SSfzFZblKu6EG1WbpjHJ1Xij8YAjhTt9OB1bc/s1600/FB_IMG_1438124431555.jpgFlanker Indonesia [def.pk

Bandara Hang Nadim akan menjadi pangkalan aju pesawat tempur TNI AU dalam gelaran latihan rutin TNI AU, Senin (3/10/2016).

"Ini merupakan latihan rutin TNI AU, Batam sebagai pangkalan aju untuk pewasat Sukhoi sudah standby 5 pesawat hari ini, puncak latihan pada Kamis (6/10/2016) di Ranai, Natuna," kata Danlanud Tanjungpinang Kolonel (Pnb) Ign Wahyu Anggono, Jumat (30/9/2016).

Sedangkan pada Kamis (6/10/2016) di Batam akan standby 7 pesawat Sukhoi, 10 F16 dan 2 Hercules. Menurut Wahyu latihan tersebut dalam rangka sosialisasi dan memperkuat kemampuan masing-masing skuadron.

"Teknisnya berupa sosialisasi latihan perang-perangan," tambah dia.

Pesawat-pesawat tempur ini berasal dari base Makasar. Bandara Hang Nadim dalam beberapa hari ke depan, akan menjadi rumah untuk pesawat tempur TNI AU dengan latihan yang diberi nama Angkasa Yudha.

Latihan rutin tersebut menurut Wahyu juga meningkatkan kesiagaan dan pengawasan wilayah perbatasan Kepri.

"Pada saat latihan nanti, kami juga sudah berkoordinasi secara diplomatik dengan negara tetangga bahwa akan menggelar latihan tempur," papar dia.

Sedangkan General Manager Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso menambahkab pesawat-pesawat tersebut sudah ditempakan di VIP.

"Sukhoi sudah datang sejak Kamis (29/9/2016) lalu. Nantinya pada Kami (6/10/2016) depan, datang lagi pesawat tempur buatan Amerika F16," ujar dia. (*)

  Tribunnews  

Filipina Tertarik Kapal Rumah Sakit PT PAL

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_t13klx_a8LZH8GJfdfI1upxhq4Z2VWiAlB6WnZa_TE0QATHyK3FC19i83Ul36D17bSFl1ZGZhUmsCI59Zjs1x0N588PM8FuOK6kX19RLrN3ZwI8zjVopDip7-FzId31TShGcFMeEHQQ/s400/20151027120634244+%25281%2529.jpgSSV dan Makasar Class merupakan pengembangan inovasi dari kapal rumah sakit Dr Suharso produksi Korea. [Berita Satu]

Setelah membeli dua kapal perang Strategic Sealift Vessel (SSV) dari PT PAL Indonesia, pemerintah Filipina sedang mempertimbangkan untuk melakukan pemesananMedical Support Ship’ (kapal rumah sakit) dari galangan kapal PT PAL Indonesia.

Pada pameran Asian Defense & Security (ADAS) 2016 di Manila, Sekretaris Pertahanan Nasional Filipina, Delfin Lorenzana mengadakan diskusi dengan Brigjend Jan Pieter Ate dari delegasi ADAS Indonesia untuk produk pertahanan Indonesia.

Sekretaris Pertahanan Nasional dan Kepala Angkatan Laut Filipina terkesan dengan kapal dukungan medis yang akan memberikan bantuan kemanusiaan dan operasi bantuan bencana (HADR),” ungkap Jan Pieter kepada The Jakarta Post pada hari Kamis.

Menurut Jan Pieter, sekretaris pertahanan Filipina telah menunjukkan minat yang mendalam terhadap kapal 123 meter dan menghabiskan banyak waktu melihat mock-up kapal.

Dilaporkan bahwa Filipina juga telah memesan pesawat CN235-200 dan N212i buatan PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2015.

Pameran ADAS 2016 berlangsung selama tiga hari sampai hari Jumat.

Menurut situs resminya, ADAS 2016 menarik peserta pameran dari seluruh dunia dan bekerja sama dengan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), Kantor Pertahanan Sipil (OCD) dan Penjaga Pantai Filipina (PCG). [Jakarta Post]

  Garuda Militer  

Melihat Wajah Baru Helikopter Kepresidenan

https://images.detik.com/community/media/visual/2016/09/30/85c8e6e9-4875-4a0f-bd90-c47e9a32b44b_169.jpg?w=780&q=90Helikopter kepresidenan [Iqbal detikcom]def.pk

Presiden Joko Widodo menolak rencana pembelian helikopter AgustaWestland AW101 oleh TNI AU yang sempat ramai jadi pro kontra. Jokowi tetap memilih helikopter yang sudah ada yaitu Super Puma L-2 AS-332.

Namun ada yang menarik dari helikopter kepresidenan itu. Dalam kunjungan ke Kabupaten Garut, Kamis (29/9) kemarin, helikopter skadron 45 itu memiliki wajah baru. Bagaimana wujudnya?

Heli Kepresidenan itu dicat baru mirip dengan warna cat pesawat kepresidenan Boeing Business Jet (BBJ), yaitu dominasi warna biru pada bagian atas, dan merah putih pada bagian bawah.

Helikopter kepresidenan/ Iqbal detikcomHelikopter dengan nomor ekor H-3204 dan bendera merah putih itu sebelumnya berwarna putih dan abu-abu. Heli itu dioperasikan oleh Skadron Udara 45 yang merupakan Skadron angkut khusus VIP/VVIP yang berada di bawah Wing Udara 1, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Skadron udara ini khusus digunakan Presiden maupun Wakil Presiden untuk kunjungan kerja ke daerah, yang secara keseluruhan pemeliharaannya berada di bawah Kementerian Sekretariat dan pengoperasian pesawat di bawah koordinasi Sekretariat Militer Presiden.

Helikopter kepresidenan/ Iqbal detikcom"Betul, itu heli Kepresidenan Jenis Super Puma L-2 (AS 332) dicat dengan warna sama dengan BBJ," ucap Sekretaris Militer Presiden Jokowi, Marsekal Muda TNI Hadi Tjahjanto saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (30/9/2016).

Menurut Hadi, helikopter Kepresidenan itu dicat ulang pada bulan Juli 2016 di PT. Dirgantara Indonesia (DI), Bandung. Sebelum digunakan ke Garut, heli dengan wajah baru itu pernah dua kali digunakan oleh Presiden Jokowi ke daerah.

  detik  

Kementerian Pertahanan Minta PT PAL Produksi Sendiri Kapal Sekelas PKR

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjiZYQ7-gbSj3CNbvhoJ0yF9MZCq5PzIrCiq9vhExuY0JyJUPX0Py7CzmFNdfC75Ca2ppNcl2WNF2M1iP5MrTVX0WJGIYwgBRV_qCHfXCE8xvUkUsYOTOaSxi6_nSvSRN0oNmOWiCnMcpd/s1600/SIGMA_FrigateKRI+Raden+Eddy+Martadinata+%2528331%2529.jpgPKR 10514 Pertama, KRI REM 331 produksi bersama PAL Indonesia dengan DSNS Belanda. [def.pk

Kementerian Pertahanan meminta PT PAL (Persero) Indonesia mampu membuat kapal perang bermutakhir tinggi sekelas Perusak Kawal Rudal (PKR) secara mandiri, tanpa kerja sama produksi dengan industri kapal negara lain.

"Melihat hasil dan kualitas disertai bukti saat ini, kami yakin PT PAL Indonesia mampu membuatnya," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Laksamana Madya TNI Widodo, usai peluncuran PKR-2, di Dok Semarang Divisi Kapal Niaga Kawasan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis.

Dari dua PKR jenis Guided Missile Frigate yang dipesan Kementerian Pertahanan untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan TNI AL, produksinya atas hasil kerja sama PT PAL Indonesia dengan perusahaan kapal asal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS).

[​IMG]PKR 10514 kedua, KRI GNR 332 [def.pk]

Dalam proses pengerjaannya, PT PAL Indonesia dan DSNS menggunakan sistem modular yang setiap kapal terdiri dari enam modul, dengan perakitan terakhir dilakukan di Indonesia.

"PKR-1 ada empat modul dari PT PAL dan dua DSNS, kemudian PKR-2 sudah lima modul dari PT PAL dan satu lainnya DSNS," ucap laksamana bintang tiga tersebut.

Jika nantinya seluruh modul dikerjakan di Indonesia, kata dia, hal tersebut sudah sejalan dengan UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan, bahwa pemenuhan alutsista dalam pertahanan dilakukan di industri dalam negeri.

"Kalau sukses maka Kementerian Pertahanan akan kembali memesan PKR dengan jumlah tertentu dan dalam satu skuadron. Nantinya, PKR-3, PKR-4 dan seterusnya akan dibangun khusus di PT PAL," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT PAL (Persero) Indonesia, M Firmansyah Arifin, menyampaikan bahwa kerja sama produksi kapal perang PKR dengan DSNS juga dilakukan program transfer teknologi atau alih teknologi sebagai satu tim.

"Hubungan yang terjalin ini dapat mempermudah alih teknologi kedua industri, baik untuk Indonesia maupun Belanda," katanya.

Ke depan, pihaknya yakin mampu memproduksi sendiri kapal perang bermutakhir tinggi sekelas PKR dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan dari seluruh pihak, terutama TNI AL.

"Dengan sudah bertambahnya ilmu dan teknologi, disertai bukti kualitas pembuatan kapal maka akan semakin menambah keoptimistisan serta mental agar menjadi lebih baik," katanya.

Kapal di kelas fregat itu didesain untuk berbagai tipe peperangan di antaranya untuk peperangan darat, udara, di atas dan bawah air, serta dilengkapi pengamanan kemaritiman, SAR, sekaligus sebagai misi kemanusiaan.

Spesifikasinya, kapal memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, serat air 3,7 meter, bobot 2.365 ton, mampu berlayar hingga 5.000 mil laut, daya angkut 100 orang ditambah 20 orang, kecepatan maksimal 28 knots dan klas Llyod Register.

  Antara