Minggu, 23 April 2017

[Dunia] Taliban Tewaskan 100 Tentara

✬ Afghanistan Berkabung Nasional Tentara Afghanistan di depan pangkalan militer yang diserang Taliban. [CNN Indonesia/REUTERS/Anil Usyan]

Presiden Afghanitan Ashraf Ghani mengumumkan hari Minggu (23/4) sebagai hari berkabung nasional setelah lebih dari 100 prajuritnya tewas diserang Taliban pada Jumat (21/4).

Presiden Ghani menilai serangan itu adalah tindakan pengecut. Para tentara di pangkalan militer Shaheen di dekat Mazar-e Sharif di utara Afghanistan itu diserang sekitar 10 pejuang Taliban yang berseragam dan mengendarai kendaraan militer.

Mereka ditembaki saat sedang makan setelah menunaikan ibadah salat Jumat. Kebanyakan mereka sedang tak bersenjata.

Kementerian Pertahanan, seperti dilansir Reuters, menyebutkan korban tewas lebih dari 100 orang. Tapi CNN, melalui sumbernya, menyatakan korban tewas mencapai 140 orang.

Juru bicara militer Afghanistan Abdul Qahar Araam mengatakan, penyerang berseragam itu memasuki pangkalan dengan kendaraan dan langsung melepas tembakan dan melempar granat.

Tembakan kemudian disusul ledakan di salah satu gerbang masuk ke pangkalan. Setelah enam jam bertempur, serangan pun berakhir. Dari pihak penyerang, setidaknya 5 orang tewas dan satu orang ditangkap.

Situasinya sangat kacau dan saya tak tahu harus melakukan apa,” kata seorang tentara yang terluka, kepada Reuters. “Ada letusan senjata api dan ledakan di mana-mana.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, pada Sabtu (22/4), mengatakan serangan itu adalah balasan atas pembunuhan terhadap pemimpin Taliban di utara Afghanistan. Quari Tayib, seorang komandan Taliban, tewas dalam serangan udara Amerika Serikat pada 17 April lalu.

Taliban sendiri mengklaim korban tewas di pangkalan itu mencapai 500 orang, termasuk perwira-perwira senior. Empat dari penyerang adalah simpatisan Taliban yang pernah bergabung sebagai tentara nasional Afghanistan.

Pangkalan Shaheen adalah markas pusat Korps ke-29 Tentara Nasional Afghanistan. Korps ini bertanggung jawab untuk kawasan utara Afghanistan, termasuk Kunduz, provinsi yang menjadi tempat pertempuran tersengit sejak perang meletus. (ded/ded)

  ⚓ CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.