Kamis, 20 Juli 2017

[RIP] Ada Warga Tewas Kena Ledakan di Latihan Paskhas

TNI AU Minta MaafSeorang warga menjadi korban tewas di area latihan perang Paskhas di Rokan Hulu, Riau. TNI AU meminta maaf atas kejadian ini.

"Paskhas akan bertanggung jawab terhadap korban dan kami menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga dan masyarakat," ungkap Kadispen TNI AU Marsma Jemi Trisonjaya kepada detikcom, Kamis (20/7/2017).

Peristiwa ini terjadi pada hari terakhir latihan Trisula Perkasa, yang digelar di kawasan pangkalan udara Rokan Hulu. Pada latihan ini, ada atraksi terjun payung, latihan mortir, hingga peluncuran rudal Qw.

"Hari ini terakhir mulai dari 05.30 WIB, serangan fajar. Terakhir jam 11.15 WIB rencananya penyisiran untuk pengamanan terhadap alat-alat dan senjata, TNT yang digunakan untuk latihan itu," ucap Jemi.

Namun, saat jajaran Paskhas hendak melakukan penyisiran, ternyata terjadi ledakan di salah satu area latihan. Saat diperiksa, diketahui ada satu orang warga sipil menjadi korban meninggal, sedangkan 5 orang lainnya luka-luka.

"Ada kejadian masyarakat kena TNT. Satu orang meninggal, lima luka-luka," terang Jemi.

Hingga saat ini, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai korban dan kronologi ledakan tersebut. TNI AU direncanakan akan memberikan rilis resmi terkait peristiwa tersebut.

 Mereka Masuk Zona Latihan

Sebanyak 6 orang menjadi korban ledakan di lokasi latihan Korpas Pasukan Khas (Paskhas) di Rokan Hulu, Riau, dan satu di antaranya tewas. Mereka menjadi korban ledakan karena memasuki zona latihan militer.

"Mereka masuk ke daerah latihan," ungkap Kadispen TNI AU Marsma Jemi Trisonjaya dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (20/7/2017).

Pihak Paskhas sebenarnya sudah memberi tahu atau mengumumkan kepada warga sekitar akan adanya latihan. Warga sipil memang tidak diperkenankan memasuki zona latihan militer.

"Sudah dikasih tahu (pengumuman ada latihan). Masyarakat untuk sementara tidak ada yang masuk," ujar Jemi.

Ledakan terjadi saat Paskhas menggelar latihan Trisula Perkasa. Menurut Jemi, hari ini merupakan kegiatan terakhir.

TNI AU sudah meminta maaf atas ledakan yang membuat warga sipil menjadi korban. Paskhas akan bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Jemi pun mengimbau warga tidak memasuki zona latihan.

"Mengimbau apabila ada latihan bila belum ada penyisiran, atau diberitahukan daerah sudah aman, masyarakat jangan mendekat ke daerah latihan karena membahayakan," tuturnya. (elz/fjp)

 TNT Paskhas Meledak di Rumah Warga

Sebuah rangkaian TNT milik Korps Pasukan Khas (Paskhas) meledak dan menyebabkan satu warga Rokan Hulu, Riau, meninggal dunia. Ternyata TNT tersebut meledak di rumah warga setelah ditemukan di lokasi latihan Paskhas.

"Kita mendengar ledakan, segera anggota kami meluncur ke sumber suara ledakan karena kami curiga, perkiraan kami itu adalah daerah latihan kita. Ternyata benar, begitu kita sampai ke TKP di sana sudah terdapat korban," kata Wakil Komadan Korpaskhas Marsma Yudi Bustami.

Hal tersebut disampaikannya dalam jumpa pers di di Kantor Camat Rambah Samo, Rokan Hulu, Kamis (20/7/2017). Ledakan memang terjadi di Dusun Karya Bakti RT 01/02, Desa Pasir Utama, Rambah Samo, Rokan Hulu.

Paskhas memang tengah menggelar latihan perang di daerah tersebut. Peristiwa ledakan itu terjadi hari ini yang merupakan hari terakhir latihan Trisula Perkasa.

Yudi menyebut ada 6 orang korban akibat peristiwa ini. Satu orang meninggal atas nama Wanda (pria). Sisanya menderita luka-laki yakni Heru, Anto, Asep Sofian, Reni Cahyati, Yudi Wiharjo.

Peristiwa ini berawal saat 150 prajurit Paskhas menggelar latihan perang Serangan Fajar di Dusun Karya Bakti. Setelah selesai, pasukan kemudian mundur ke basis latihan yang berada di Bandara Tuanku Tambusai.

Ternyata TNT tersebut tertinggal, dan sebelum prajurit Paskhas melakukan penyisiran, bahan peledak itu sudah ditemui oleh warga yang rumahnya tak jauh dari lokasi latihan militer. Rangkaian TNI ditemukan oleh seorang warga bernama Fahmi.

"Terjadinya ledakan itu, bermula dari temukannya munisi-munisi tersebut oleh saudara Fahmi, menantu dari bapak Ujud. Setelah saudara Fahmi menemukan yang bersangkutan menyampaikan ke mertuanya," kata Yudi.

"Diingatkan oleh mertuanya bahwa itu adalah barang berbahaya, untuk dibuang saja. Karena saudara Fahmi takut akhirnya barang-barang tersebut disimpan di sekitar teras rumahnya," lanjutnya.

Kemudian Fahmi masuk ke dalam rumahnya dan tertidur. Lalu Wanda datang ke rumah Fahmi bersama teman-temannya. Dia tampaknya mengetahui soal penemuan TNT itu.

"Datang saudara Wanda, sambil berbincang-bincang bersama teman-temannya melihat barang tersebut lalu mengambilnya. Sudah diingatkan oleh bapak Ujud, jangan bermain-main dengan barang tersebut karena itu barang berbahaya," sebut Yudi.

Namun Wandi mengabaikan peringatan Ujud. Korban menyatakan ingin memakai TNT itu untuk mencari ikan.

"Namun dari almarhum menyampaikan 'biar saja tidak apa-apa, ini akan saya amankan besok untuk cari ikan di laut'. Beberapa saat lalu bapak ujud kembali ke rumah dan beberapa waktu kemudian terjadi ledakan tersebut," terang Direktur Latihan Trisula Perkasa itu.

Menurut Yudi, lokasi meledaknya TNT dengan tempat penemuannya hanya berjarak 30 meter. Dia memastikan Paskhas akan bertanggung jawab penuh dengan memberikan santunan dan menanggung biaya pengobatan korban luka.

"Kami akan bertanggung jawab maksimal terhadap keluarga yang ditinggalkan bagaimana seharusnya. terhadap waga-warga yang luka gimana seharusnya, tetap kita perhatikan. Semua perawatan segala macam kami tanggung jawab," tutup Yudi.

 Akui Ada Kelalaian, Paskhas Tindak Prajurit yang Tinggalkan TNT

Rangkaian TNT milik Paskhas meledak di tangan warga Rokan Hulu, Riau, setelah diambil dari zona latihan militer. Wakil Komandan Korpaskhas Marsma Yudi Bustami mengakui adanya kelalaian dari pihaknya.

"Didapatkan kesimpulan bahwa penyebab ledakan tersebut adalah, kita nilai, perkirakan, analisa, itu memang kelalaian dari anggota saya. Yaitu satu rangkaian TNT yang secara tidak sengaja meledak di tangan korban," ujar Yudi dalam jumpa pers di Kantor Camat Rambah Samo, Rokan Hulu, Kamis (20/7/2017).

Yudi memastikan Paskhas akan bertanggung jawab seutuhnya atas kejadian yang menyebabkan jatuhnya 6 korban. Satu di antaranya menjadi korban tewas atas nama Wanda. Menurut Yudi, ledakan TNT itu sepenuhnya adalah tanggung jawab Paskhas.

"Munisi tersebut tertinggal adalah pada saat latihan terakhir kami, pada saat latihan serangan fajar yang dilaksanakan pada pukul 05.30 WIB," ucapnya.

Usai latihan perang serangan fajar di Dusun Karya Bakti RT 01/02, Desa Pasir Utama, Rambah Samo, sebanyak 150 personel lalu kembali ke basis latihan di Bandara Tuanku Tambusai. Tim munisi rencananya akan melakukan penyisiran setelah konsolidasi. Namun TNT yang tertinggal sudah terlanjur ditemukan warga.

"Sebagaimana prosedur ketetapan setiap pelaksanaan latihan, tim-tim munisi kami melaksanakan penyisiran sisa-sisa latihan, itu wajib. Namun belum sempat kita laksanakan tindakan terakhir kita ternyata sudah terdengar ledakan tersebut," terang Yudi.

Rangkaian TNT itu ditemukan oleh warga bernama Fahmi tak jauh dari rumahnya. TNT itu lalu diletakkan di dekat teras hingga akhirnya Wanda datang bersama rekan-rekannya.

Meski telah diingatkan untuk tak bermain-main dengan bahan peledak itu, Wanda tetap memegang-megang TNT. Sebelum TNT meledak, Wanda menyatakan ingin menggunakannya esok hari untuk mencari ikan.

"Kami bertanggung jawab, setelah kami ketahui ciri-cirinya dari bahan penyebab yang meledak itu kami akui itu adalah kelalaian kami tim munisi yang tertinggal," ucap Yudi.

"Dengan rasa menyesal, saya mewakili komandan saya Dankorpaskhas mengucapkan belasungkawa atas terjadinya musibah ini. Kecelakaan yang menimpa almarhum Bapak Wanda dan keluarga yang ditinggalkannya," sambungnya.

Yudi mengatakan, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa ini akan ditindak. Namun dia tidak menyebut sanksi apa yang akan diberikan kepada mereka.

"Terhadap anggota kami yang lalai dalam tugas tentu ada ketentuannya dalam hukum militer, itu pun akan kami tindak. Sebagaimana mestinya seorang prajurit yang lalai," tegas Yudi.

"Kita berlatih juga untuk membela masyarakat, membela rakyat kita, jadi tidak ada sedikit pun kesengajaan," tutup dia. (elz/fdn)
 

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.