Kamis, 06 Desember 2018

Progres Pengembangan Pesawat Indonesia - Korea

KF-X/ IF-X https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5wMWip6IzWqdBDXyMQWL2gRYNaQBrmXJdPrU0EtgIHCBF_PbilYnKpJTUEPuoO8O8Vjaj5WLguKAVl-KWirP9PVfmMj_K3xyuoPg8-qNI2JJWh5fGdIP2hA0alAnkxFb99tJByQTZULQ/s1600/AS+Ingkar+Untuk+Membantu+Pengembangan+Pesawat+Siluman+KFX+IFX.JPGIlustrasi KFX/IFX

Korea Selatan (Korsel) menggandeng Republik Indonesia (RI) dalam pengembangan pesawat tempur generasi 4.5, Korean Fighter Xperiment/ Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) sejak 2011.

Tujuh tahun berlalu, progres proyek kerja sama G to G itu sudah sampai tahap tinjauan desain awal (preliminary design review) guna memastikan konfigurasi pesawat tempur KFX/IFX sesuai persyaratan operasional dari TNI AU dan Republic of Korea Air Force (ROKAF).

Hari ini kami sosialisasi kepada semua stakeholders termasuk Kementerian Pertahanan, Kemenkopolhukam lihat sejauh mana proges setelah yang dilakukan engineer Korsel-Indonesia selama fase Engineering Manufacturing Development (EMD),” ujar Direktur Teknologi dan Pengembangan PTDI, Gita Amperiawan di Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/12/2018).

Gita melanjutkan, hingga saat ini proses pengembangan sudah mencapai 20 persen. Ada tiga tahap yang perlu dilalui, yaitu pengembangan teknologi, EMD, kemudian protoyping.

Usai preliminary design review rampung, kedua negara ini akan mengembangkan prototipe pesawat tempur.

Pesawat-pesawat tempur ini ditargetkan baru bisa diproduksi massal pada 2026 usai uji coba dan sertifikasi.

Kami sudah lalui fase pengembangan teknologi dan EMP. Setahun detil desain itu selesai kira-kira Juli/ Agustus 2019, kita mulai prototypingkemudian pengujian dan sertifikasi,” paparnya.

RI bersama Korsel akomodasi common requirement, nanti dari hasil prototyping harus make sure ini mengakomodasi kepentingan TNI AU, tahap ketiga fase produksi dan marketing,” sambungnya.

Sementara jumlah pesawat yang akan diproduksi mencapai 168, dengan rincian Korsel akan memiliki 120 pesawat dan Indonesia 48 pesawat.

Kita berkontribusi sesuai kesepakatan 20 persen dalam semua hal per fase. Project agreement-nya itu per fase,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Pesawat tempur KFX/IFX adalah pesawat semi-siluman multirole generasi 4.5 yang dikembangkan Korsel dan RI. Pesawat tempur ini dirancang untuk menggantikan armada ROFKA dan TNI AU.

Beberapa keunggulan yang dimiliki pesawat tempur KFX/IFX di antaranya semi-stealth, semi conformal missile launcher, advanced avionics dan air refueling.

Dalam MOU, Indonesia menanggung biaya program pengembangan pesawat tempur itu sebesar 20 persen, sementara Korea Selatan 80 persen. Dalam 10 tahun pengembangan yang akan dilakukan hingga 2026, total biaya yang ditanggung Indonesia mencapai Rp 21,6 triliun.

 ♖ Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.